Catatan Harianku

25 3 0
                                    

Mencintai seseorang membuatku bahagia. Itulah yang kurasakan dalam diriku yang rendah ini. Aku tak memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain. Aku tak memiliki apa yang dimiliki anak-anak orang kaya. Aku hanya memiliki cinta yang tulus untuk orang yang kusukai. Menyukai seseorang bahkan sampai mencintainya membuatku bahagia. Gadis belia yang mengenal cinta dan ingin jatuh cinta itulah diriku.

Yuna, begitulah aku disapa oleh orang terdekatku. Aku tidak punya power sebagai seorang siswa. Kehidupanku yang sulit membuatku mencoba untuk bertahan dan tetap semangat untuk menjalani hidup. Hidup Keras yang kurasakan tidak akan mengubah apapun kecuali aku berusaha untuk melewati ini semua dengan berjuang menghadapi hidup yang penuh tantangan.

Walaupun aku susah tapi tetap bersyukur karena masih bisa mengenyam Pendidikan di sekolah yang terkenal dengan fasilitas yang baik. Beasiswa penuh yang diberikan oleh pihak sekolah kugunakan sebaik-baiknya untuk masa depanku. Sekelas dengan anak orang kaya yang selalu terlihat sombong , tidak membuatku merasa terendah di antara mereka. Apapun bisa mereka beli, tapi otak dan kemampuanku tidak dapat mereka beli.

Hiero cowok ganteng di kelasku yang menjadi pujaan para wanita. Aku tak menyangka orang serendah diriku bisa menyukai Hiero dan bahkan jatuh cinta padanya. Mungkin aku dan dia tak bisa bersatu karena derajat kami tidaklah sama. Dia anak orang kaya sedangkan aku hanyalah anak yatim yang hidup Bersama seorang ibu yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sungguh kehidupan yang kualami sangatlah sulit tapi aku tetap bersyukur dengan keadaan yang kulalui ini.

Hiero bahkan tak pernah melirikku. Cinta yang kurasakan hanyalah cinta sepihak. Aku tahu bahwa kami tak akan pernah bisa bersatu. Eva, seorang gadis cantik di sekolah selalu berada di samping Hiero. Kemanapun Hiero pergi dia selalu bersamanya sampai mereka di juluki best couplenya sekolah kami. Tak terasa cinta yang kupendam ini sudah lama bersarang dihatiku. Sudah 3 tahun aku memendamnya dan tak pernah keluar dari sarangnya. Aku hanya menjadi seorang pemuja rahasia. Mungkin orang akan menyebutku wanita bodoh yang mengharapkan cinta dari seorang pangeran., sampai suatu waktu buku harianku hilang.

"Dhea, kamu melihat buku harianku?"

"Memangnya dimana terakhir kamu melepaskannya?"

"Seingatku ada didalam tas. Tapi aku tak bisa menemukannya."sahutku pada Dhea teman terbaikku yang selalu ada dekat denganku

"Yuna kenapa sih kamu membawa buku hariannya di sekolah"

Aku bingung dengan sendirinya membongkar-bongkar isi tas dan meja belajarku.

"Dhea, mungkin aku salah memasukkan buku. Tapi aku tak bermaksud membawanya.."

"Sudah pelan-pelan saja. Mungkin saja hanya terselip diantara buku.."

"Semoga saja demikian ,.."kataku sambil tetap mencari buku harian itu.

Ditengah-tengah kesibukanku mencari buku yang hilang, seseorang menepuk punggungku.

"Apakah ini yang kamu cari Yuna?"Tari gadis centil di kelasku memperlihatkan buku harianku. Aku mencoba merebut buku itu, tapi tak bisa kurebut.

"Kembalikan bukuku.."sahutku mencoba merampasnya. Tari mengangkat bukunya ke atas sehingga membuatku susah untuk merebutnya.

"Apa kamu punya hak untuk menyukai pacarnya orang?"Tari meneriakiku membuat Hiero menatap kearahku.

"Wanita tak berkelas seperti dirimu tidak pantas menyukai Hiero. Kamu tidak ada apa-apanya dibanding Eva bidadari sekolah. Aku katakan padamu Yuna, kamu tak akan pernah bisa menandingi Eva dan jangan berharap kamu mendapatkan cinta dari Hiero." Tari merobek buku harianku dan membuat kertasnya bertebaran dimana-mana membuat semua orang yang berada didalam kelas mendapatkan potongan-potongan kertas tersebut, tak terkecuali Hiero.

Aku tak bisa menahan airmata saat kejadian itu. Tak bisa kutatap mereka satu per satu. Aku malu dengan kejadian itu. Aku pun berlari menuju keluar kelas, berlari sejauh mungkin tanpa seorang pun bisa menahanku. Betapa malunya aku didepan mereka semua . (Tuhan apakah salahku ini sampai aku mengalami hal terburuk dalam hidupku.) berlari sekencang mungkin agar bisa kukejar mentari sore itu. Oh Tuhan aku tak bisa menatap matanya.

"Brukkkk..." aku terpental jatuh ke lantai bertabrakan dengan seseorang yang tidak kukenal. Sejenak aku merasa pusing dan pandanganku menjadi kabur.

"Kamu sudah sadar?"sahut seseorang yang disampingku yang tidak kukenal

"Aku dimana?"sahutku padanya "Siapa kamu

Seorang pria tampan yang tak kukenal dari mana datangnya tersenyum ke arahku dan berkata

"Maaf, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Shin, aku siswa pindahan.." aku masih bingung mendengar kata-katanya.

"Aku tidak mengerti maksudmu, dan kenapa aku harus berada disini bersamamu."

"Aku tadi dalam perjalanan menuju ke kelas baruku. Kamu dari arah berlawanan berlari sangat kencang dan menyambarku sehingga membuatmu terpental dan berada di tempat ini."

Mendengar kata-katanya, aku sadar bahwa aku sekarang berada di ruang UKS. Aku mencoba mengingat kembali peristiwa yang kualami tadi. Mengingatnya membuatku meneteskan airmata.

"Kenapa kamu menangis?"sahut Shin kepadaku.

"Tidak apa-apa. Terima kasih kamu sudah menolongku. Maafkan aku kalau aku terlalu kasar padamu."

"Oh ya siapa namamu?"sahutnya kembali kepadaku

"Aku Yuna..duduk di kelas XII IPA 1"

"Ternyata kita akan sekelas ya...aku juga akan masuk kelas itu. " dia tersenyum kearahku dan aku membalasnya juga dengan senyuman.


S.H.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang