"Apa itu???" Kata Rose.
"Tidak sekarang, Rose. Nanti kita lihat, ok?" Kata Lisa.
"Ok. Kami ikuti apapun syarat dari kalian."
"Lagi pula kepala sekolah akan datang dan menemani kita semua." Kata Lim.
Rose menatap Lim.
"Benarkah? Buat apa kepala sekolah juga ikut?"
"Entahlah. Aku mana tau?"
"Ya sudah. Kami pergi ya?" Tanya Jihyo.
"Hm. Menjauh sana." Kata Lisa malas.
"Lis, jangan gitu."
Lisa memutar bola matanya malas.
Skip saat pesta....
"Woy! Rame cuy! Eh tapi kok baju nya pada sexy semua?" Ucap Lisa heran.
"Iya. Baju kita seolah olah paling sopan, Lis."
"Akhirnya kalian datang. Rose, ayo ikut kami." Kata Jihyo lalu menarik Rose pergi
"Lisa, kau ikut aku." Kata Tzuyu lalu menarik Lisa ke arah yang berlawanan dengan Rose.
Jihyo membawa Rose untuk ganti baju lalu mereka pergi lagi ke tempat yang Jihyo rencanakan.
"Kita ke mana, Hyo?" Tanya Rose heran saat melihat Jihyo membawanya ke tempat yang sangat di penuhi asap rokok.
"Perkumpulan para anak nakal. Kita kan nakal." Kata Jihyo santai.
Perasaan Rose mulai tidak enak. Semakin banyak yang memandang mereka dengan tatapan mesum.
Pakaian Rose saat ini terlihat sexy.
Jihyo membawa Rose ke sebuah kamar."Kau tunggulah di sini, Rose. Aku akan segera kembali." Ucap Jihyo lalu tanpa Rose sadar, Jihyo mengunci pintu kamar itu.
Rose menatap sekeliling.
'Kenapa Jihyo memesan kamar?' pikir Rose terheran heran.
Tak lama pintu kamar itu terbuka.
"Hai, nona." Ucap seorang pria sambil tersenyum.
"Si...siapa kau?"
"Kau akan menikmati ini, gadis manis." Ucap pria itu mendekati Rose yang ketakutan.
"Ja..jangan mendekat." Ucap Rose.
"Ayolah, gadis manis."
Rose menggeleng.
"Kenapa kau menolak sih?" Ucap pria itu lalu mulai mencium bibir Rose kasar.
Rose berusaha memberontak.
"Jangan...hiks..hiks."
BRUK
"MENJAUH DARINYA, BRENGSEK!!" Ucap Lim marah.
"Lim...hiks...tolong aku.."
Pria itu lari terbibit bibit keluar dari kamar itu dengan takut.
Lim langsung memeluk Rose yang menangis.
"Tenanglah. Aku di sini, Rose." Ucap Lim lembut.
"Aku takut." Ucap Rose pelan.
"Kau tidak perlu takut lagi. Maaf aku terlambat menyelamatkan mu." Ucap Lim lalu membawa Rose pulang.
"Chaeng-ah? Kau kenapa?" Tanya Alice panik saat melihat adiknya pulang dalam keadaan menangis.
Rose hanya diam.
"Pasti karena mu, kan?!" Teriak Alice saat melihat Lim.
"A..aku-"
"Jangan banyak alasan!"
"Kak..dia yang menyelamatkan ku." Ucap Rose lalu menceritakan kejadian yang menimpanya tadi.
"Benarkah??"
"Iya kak. Dia Limari-"
"Jadi dia? Kekasihmu itu?!!" Teriak Alice heboh.
"KAK!!" Teriak Rose kesal.
Lim hanya terdiam karena terkejut.
"Hei, Lim. Masuklah. Makan malam bersama kami." Ajak Alice ramah.
"Ah tidak perlu repot repot, kak. Aku hanya mengantar Rose dengan selamat. Itu saja tujuan ku. Aku akan pamit pulang sekarang."
"Jangan jangan. Kau sudah menyelamatkan adik kecil ku. Kau harus mendapat balasan dengan makan yang banyak."
"Aku bukan adik kecilmu, kak!" Teriak Rose.
Alice terkekeh lalu menarik Lim masuk ke rumah mereka.
"Eh ini siapa, Jiyoung?" Tanya mama Rose.
"Calon pacar Chaeng, ma." Kata Alice.
"Bener, Chaeng?"
"NGGAK IHH!!" Teriak Rose kesal.
"Ngomong ngomong kenapa baju mu berubah, Chaeng?"
"Ah ini...ada anak ya-"
"Rose ingin mencoba baju yang temannya pinjamkan." Potong Lim.
Alice tersenyum kecil mendengar Lim yang membela Rose karena tak ingin mamanya khawatir dengan keadaan Rose.
"Ohh. Baju nya terlalu terbuka. Lain kali jangan mau ya, Chaeng. Sekarang naik dan ganti baju mu. Sementara Lim, kau makan malam saja di sini. Mama masak banyak kok." Ucap mama Rose.
"Mama?"
"Iya. Mulai sekarang panggil tante dengan sebutan mama, ok?"
"I..iya tan..eh mama." Ucap Lim tergagap gagap.
Alice tertawa melhat itu.
"Kau sangat lucu, Lim. Hahahaha." Tawa Alice.
"Kakak ngapain? Kenapa muka Lim seperti ingin kabur?" Tanya Rose yang baru turun dari lantai dua.
"Mama menyuruh Lim untuk memanggil mama dengan sebutan mama. Lucu, chaeng. Ekspresi kekasihmu lucu."
"Dia bukan kekasihku." Ucap Rose datar.
"Ngomong ngomong dimana tuan Park?" Tanya Lim mengalihkan pembicaraan.
"Papa lagi-"
"Chaeng!!" Teriak seseorang.
Semua menatap papa Rose yang baru masuk ke ruang makan mereka.
"Pak kepala sekolah?" Tanya Lim kaget.