Gadis itu memasuki sebuah sekolah yang sangat besar. Sekolah itu merupakan sekolah yang sangat terkenal di kota tersebut. Sekolah khusus untuk orang kaya.Mungkin di antara seluruh murid hanya maksimal 10 orang yang bukan anak dari golongan kaya.
Anak anak seperti itu dapat masuk ke sekolah ini di karenakan mereka mendapat beasiswa.
Gadis bernama Park Chaeyoung atau biasanya di panggil Rose tersenyum memandang sekolahnya.
"Kenapa kau senyum senyum? Gila ya?" Tanya seseorang.
"Nggaklah! Masa aku gila? Ih." Kata Rose lalu berjalan meninggalkan temannya tadi.
"Yak! Park Chaeyoung! Tungguin!"
"Cepatlah jalan, Lalisa!"
Bruk!
"Eh! Maafkan aku." Kata Lisa kaget.
"Lisa? Kapan sih kau jalan dengan benar?"
"Eh! Kau Limario Manoban, kan?"
"Hm. Aku tau aku ganteng." Kata Limario.
"Jijik! Kenapa coba aku punya sepupu sepertimu." Kata Lisa lalu berjalan menyusul sahabatnya.
Saat sudah tiba di kelas, Rose langsung duduk di kursi yang bisa di bilang tempat anak anak rajin duduk.
Lebih tepatnya, paling depan.
"Chaeng? Kok paling depan sih?" Kata Lisa lalu menyusul duduk di samping Rose.
"Memangnya kenapa kalau paling depan?"
"Kau seperti anak rajin saja." Kata Lisa datar.
"Aku memang anak rajin. Kau yang malas." Kata Rose membela diri.
Setelah mereka berdebat cukup lama, akhirnya Lisa mengalah.
"Sudahlah. Aku lelah berdebat denganmu, Chaeng. Kau selalu saja menang."
"Kalau tau kenapa mengajakku berdebat, bodoh?"
"Apa katamu?!"
"Sampai kapan kalian bertengkar?" Tanya seseorang.
Lisa dan Rose memandang orang itu.
"Apa urusanmu, Lim?" Tanya Lisa ketus.
"Kalian berisik tau tidak?"
"Gak peduli." Kata Lisa.
Rose mengambil buku lalu membukanya.
"Lisa? Kau sepertinya berteman dengan orang yang salah." Kata Lim.
"Maksudmu?"
"Dia pintar. Tapi kau?"
"Yak! Lim!" Protes Lisa.
Lim hanya tersenyum mengejek lalu duduk di kursi paling belakang.
Lisa dengan berat hati duduk di samping Rose.
"Ku pikir kau tidak mau duduk di depan?" Tanya Rose heran.
"Biarin aja. Nggak ada teman selain dirimu." Kata Lisa lalu tiduran di meja.
"Kebiasaaan kamu." Kata Rose sambil lanjut membaca bukunya.
Tiba tiba ada yang dengan kasar menabrak meja Rose.
"Kau pasti salah satu murid yang mendapat beasiswa di sini, kan?" Tanya orang itu.
Rose hanya diam. Lisa ingin berdiri menghajar orang itu, tapi tangan Rose menahan tangan Lisa yang masih di kursi.
Lisa menatap Rose heran. Rose menggelengkan kepalanya pelan.
"Hei miskin! Jawab! Atau kau tidak punya mulut ya?!" Teriak orang itu.
"Hei hentikan kalian!!" Teriak Lim mencegah beberapa gadis yang ingin membully Rose.
"OMG!! Ganteng!" Teriak mereka.
Lim memasang wajah datar.
"Kalian duduklah." Kata Lim dingin lalu pergi kembali ke tempat duduknya.
Beberapa gadis itu duduk di tempat mereka.
"Lim penyelamat." Kata Lisa pelan.
Rose tersenyum lalu memandang Lim yang kebetulan juga sedang memandangnya.
"Terima kasih." Kata Rose pelan namun masih dapat di dengar oleh Lim.
Lim yang mengerti hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Sama sama." Balas Lim.
***
Saat di kantin, Rose menuju meja makan.
"Kau mau makan apa, Chaeng? Aku pesankan." Kata Lisa.
"Sekalian traktir ya?" Kata Rose beraegyo.
Lisa memasang wajah datarnya.
"Nggak lucu."
Rose memasang wajah cemberut.
"Ya..ya ..ya..? Lisa kan baik."
"Iya deh, manja." Kata Lisa lalu membelikan Rose makanan.
Rose dengan senyumannya langsung duduk di kursi yang tadi di pilihnya.
Saat lagi menunggu tiba tiba baju Rose tertumpah kuah bakso.
"Maafkan aku. Sungguh aku tidak sengaja." Kata seseorang lalu tertawa.
Rose hanya bisa bersabar.
"Kalian ngapain, hah?" Tanya Lisa tajam.
"Kami nggak sengaja, Lisa." Kata mereka.
"Jihyo bisa gak nggak usah ganggu Chaeng?!" Kata Lisa jengkel.
"Kamu kok mau temenan sama Rose sih, Lisa? Dia kan anak miskin."
Lisa tersenyum sinis.
"Kenapa kau berpikir dia anak miskin?"
"Ya karena dia kelihatan seperti itu. Biasalah kan dia rajin belajar." Kata Jihyo.
"Jadi bagimu semua anak malas itu kaya dan semua anak rajin itu miskin? Pemikiran macam apa itu? Seperti orang yang tidak memiliki otak saja." Kata Lisa.
Jihyo dan teman temannya terlihat kesal dengan perkataan Lisa barusan.
"Awas saja kau, Lisa." Kata mereka lalu meninggalkan Lisa dan Rose.
"Chaeng, bajumu-"
"Tak apa. Hanya kotor sedikit."
"Kotor sedikit apanya? Ayo ikut aku. Kita ke kantor papamu." Kata Lisa lalu ke ruang kepala sekolah.
"Paman, baju Chaeng terkena tumpahan makanan. Apa di sini ada baju cadangan?" Tanya Lisa.
"Ada Lisa. Makasih sudah membantu Chaeng. Kau memang anak yang baik." Kata kepala sekolah.
"Pa, jika aku menggunakan baju cadangan bagaimana dengan murid yang membutuhkan baju?"
"Chaeng. Jika kau sudah pakai nanti di cuci dan di kembalikan di sini kok." Kata kepala sekolah yang tidak lain adalah papa Rose.
Rose mengangguk lalu segera mengganti bajunya.
***
"Chaeng, ayo pulang." Ajak Lisa lalu menarik Rose ke luar kelas.
"Lisa, Rose!"
Lisa dan Rose memandang orang yang memanggil mereka.
"Ada apa, Lim?"
"Mau pulang bersamaku?"