"lo siapa?"
"manusia"
"ya.. gue tau, tapi lo siapa gue, sampe-sampe lo nasehatin gue segala".
"gue emang bukan siapa-siapa lo, tapi siapa tau kata-kata gue tadi bisa berguna"
"ga guna juga sih sebenernya, tapi mungkin lain kali berguna lah" batin aurora dengan sinis.
Hanya ada keheningan diantara mereka. Tak ada yang mau mulai berbicara. Mereka mulai canggung.
"lo sendiri ngapain disini?" ujar cowok itu memecah keheningan diantara mereka.
"refreshing" jawab aurora cuek. Ia sedang tidak mau banyak bicara sekarang.
"kalo gitu lo milih tempat yang tepat karena tempat ini cocok buat refershing. Pemandangan nya bagus lagi" ujar cowok itu kembali.
"ya gue juga tau kali tempat nya bagus buat refreshing karena pemandangan nya bagus. Ga guna lo ngomong kayak gitu". Batin aurora lagi.
Lalu mereka canggung kembali. Keheningan menyelimuti mereka lagi.
"baju lo basah, habis hujan-hujanan ya? Tanya cowok itu.
"bukan urusan lo" jawab aurora ketus.
"nanti lo masuk angin"
"gak usah sok perhatian deh"
"nih cowok kok aneh banget sih? Sok perhatian" batin aurora.
Aurora menoleh karena melihat cowok itu melepas jaket jeans nya.
"nih, pake jaket gue aja"
"gue gak butuh" ketus aurora.
Tanpa basa-basi cowok itu langsung memakai kan jaket nya ke aurora. Aurora pun kaget tapi ia tak menolaknya karena ia akan merasa tak enak jika menolaknya terus.
"udah sore, lo gak pulang?" tanya cowok itu.
"lo ngusir gue?"
"ngga, cuma kalo lo pulang malem bahaya aja"
"iya iya gue pulang"
"mau gue anter?"
"lo kok jadi sok perhatian gitu sih? Kita baru kenal kali" tanya aurora to the point.
"manusiawi"
"yaelah ternyata gue yg geer, haduh malu kan gue" batin aurora.
"yaudah gue balik" ujar aurora sambil berjalan pulang.
👑
Sesampainya aurora di rumah, aurora tidak melihat siapa-siapa. Tapi ia tak peduli, ia memang sedang ingin sendiri.
Aurora berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Setelah sampai ia langsung membaring kan tubuh nya di kasur.
Aurora merenungkan semua kejadian yang terjadi hari ini. Dari tentang nico sampai tentang cowok misterius itu.
"btw tadi tuh cowok kenapa sok perhatian gitu deh ke gw? Apa gue yang geer? Oh iya tapi tadi dia kan bilang, dia ngelakuin itu karena itu hal yang manusiawi. Yah kalo kayak gitu mah berarti gue yang geer" batin aurora bertanya-tanya.
"oh iya jaket dia belum gue balikin. Yah gimana dong besok ketemu lagi gak ya? Btw tuh cowok namanya siapa? Tinggal dimana? Ah tau ah kok gue jadi mikirin cowok gajelas itu mulu" batin aurora kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
RomanceIni bukan kisah romeo dan juliet. Juga bukan kisah rangga dan cinta. Apalagi dilan dan milea. Ini kisah aku dan dia. Dia yang begitu sederhana dalam menyatakan cinta. Dia bukan cowok dingin yang membuat nya menjadi keren. Dia juga bukan cowok most w...