Prolog

274 39 7
                                    

Seoul, Korea Selatan

"Bisa masak juga ya ternyata kau, dek." Suara berat seorang lelaki mengagetkan perempuan yang sedang bergelut dengan penggorengan dihadapannya.

"Tentu saja. Aku ini serba bisa, tidak seperti kau yang kerjaannya hanya tidur." Si perempuan berkata dengan nada sinis sembari mulai memasukkan masakannya yang sudah jadi ke dalam sebuah kotak bekal.

Si lelaki memandang jam yang berada di ruangan itu.
Jam 11.24 am
Ia kemudian berdecak keras. "Ck, aku kemarin habis kerja semalaman. Wajar kalau bangun siang."

"Ya ya ya. Menikah saja dengan pekerjaanmu itu, oppa. Pantas saja sampai sekarang kau masih melajang."

"Kurang ajar."

Si perempuan tertawa mengejek. Ia senang jika melihat oppa nya kesal. Ia lalu mengedikkan bahu dan berjalan meninggalkan dapur.

"Hei hei hei mau kemana kau, adik nakal? Bekal untuk siapa itu? Tidak mungkin itu untukmu sendiri, bukan?"

"Aku ada kelas sebentar lagi dan bukankah kau sudah tau ini bekal untuk siapa, kenapa bertanya lagi?" Yang dipanggil adik itu berteriak tanpa menghentikan langkahnya. "Ah, untuk bocah bernama Hwang Hyunjin itu?" Sang oppa balas berteriak dengan kencang dengan nada menggoda.

"Yak! Jangan menyebut namanya dengan keras!" Sesudah sampai di atas tangga, si perempuan berteriak protes sembari melihat oppa nya yang ada di lantai bawah dengan kesal. Sedangkan si oppa nya sedang tertawa keras melihat adiknya yang sedang cemberut.

Cih, dasar oppa menyebalkan. Pikirnya.

Ya itulah kehidupan Tom and Jerry masa kini; Hwang Yeji dan sang oppa tirinya, Min Yonggi.

••••••••••••

"Tidak mungkin, impossible! Oh god, apa aku bermimpi? Lia, tolong tampar aku."

Plak

"Argh, Sakit bodoh! Kenapa kau tampar betulan? Padahal aku tadi cuma asal ngomong." Ryujin memprotes Lia sembari mengelus - elus pipinya.

"Kau berteriak-teriak seperti orang gila. Aku pikir sedikit tamparan akan menyadarkanmu, dan ternyata benar." Lia berkata dengan santai sembari menyomoti snack yang dipegangnya.

Yeji tertawa melihat reaksi kedua sahabatnya setelah ia memberitahu mereka bahwa ia akan memberikan bekal makanan kepada Hyunjin. "Ternyata kau benar - benar menyukai Hyunjin, huh?" Ryujin bertanya dengan nada serius.

"Sepertinya, iya." Yeji tersenyum tipis.

Lia menghela nafas berat. "Kali ini incaranmu berat, Yeye. Hyunjin itu pria baik-baik. Ketua tim futsal kampus, anggota organisasi mahasiswa, peraih IP sempurna dan berasal dari keluarga terpandang. Sedangkan dirimu? Tidak ada yang bisa dibanggakan kecuali kau cantik dan kaya sepertinya, sih. Tapi selain itu, kau keterbalikannya; perempuan bar-bar yang hobinya dapat pelanggaran."

"Hey berkacalah, Lia. Kau juga barbar, kita bertiga itu bar-bar."

"Tapi kau yang paling parah." Ryujin berkata sembari tersenyum manis. Yeji memutar bola matanya malas.

"Jadi, tak mau menyerah? sampai kapan kau mengejar Hyunjin?", tanya Lia.

"Sampai dia jadi milikku." Yeji tersenyum cerah. Huh membayangkan ia mendapatkan Hyunjin saja sudah bisa membuatnya tersenyum-senyum sendiri.

"Eh, eh itu Hyunjin." Ryujin dengan heboh menunjuk-nunjukkan jarinya ke suatu arah. Yeji buru-buru mengikuti arah telunjuk Ryujin.

Yeji melihat Hyunjin yang baru saja memasuki halaman kampus dengan mobil sport nya, ia tersenyum penuh arti.

"Welcome to my game, Hwang Hyunjin."

Hwang Yeji, si primadona yang terkenal playgirl Vs Hwang Hyunjin, si the most wanted guy dengan sifat dinginnya. Who win?

Hyunjin itu memang susah didekati, tapi Yeji yakin ia akan menang.
Yeji selalu mendapatkan apapun yang ia mau.

Lets see, Game On.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[HHJ x HYJ] Game OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang