[ Chapter 2 : F.A ]

84 14 0
                                    

Farrel menghela nafasnya. Ia bosan. Ia selalu berdiam diri dirumah. Hidupnya sangat monoton. Ia tak pernah merasakan dunia luar sejak kecil.

Ia hidup dalam lindungan Dimas,kakak laki lakinya yang selalu menjaga nya dalam keadaan apapun.

Farrel tak pernah tau mengapa kakak dan ayahnya seprotektif itu padanya.

Hei,Farrel sudah besar. Ia tentu bisa menjaga dirinya sendiri. Ia juga ingin melihat dunia luar. Tidak terkurung dalam penjara ini.

Ia juga homeschooling. See? Teman pun Farrel tidak punya.

Ia lelah dan bosan. Sangat bosan.

"Farrel?"

Farrel menoleh,mendapati Bu Alyssa,guru yang biasa mengajarnya dirumah, sedang menatap nya.

"Eh? Umm" Farrel menahan kegugupannya. Ternyata ia sedang melamun sedari tadi.

"Kamu memikirkan apa,Farrel? Apa semuanya baik baik saja?" Bu Allysa mengelus lembut surai hitam Farrel.

Bu Alyssa sangat baik. Ia sudah menganggap Farrel sebagai anaknya sendiri. Bu Allysa juga seperti ibu bagi Farrel. Ia sangat bisa menghibur Farrel ketika ia sedang banyak masalah.

Ya,sepeduli itu.

"Tidak ada apa-apa. Farrel hanya,umm-- sedikit,bosan" katanya.

Bu Allysa mengelus pucuk kepala Farrel.

"Ibu tahu. Kamu ingin punya teman kan? Punya kehidupan normal layaknya anak remaja lainnya?"

Farrel mengangguk.

"Cobalah bilang pelan pelan pada ayahmu. Agar ia mengerti. Yasudah,ibu pergi dulu ya,Farrel. Good luck" katanya sambil mengacak rambut Farrel.

"Hati hati" Farrel tersenyum.

"Andai aku bisa bicara pada ayah,mengapa rasanya begitu sulit?" Gumamnya pelan.

•••

"Farrel!"

Farrel menoleh, mendapatkan ayahnya yang memanggilnya.

"Dimas mana?" Dalam nada bicaranya, Farrel tau ada kemarahan.
"Tidak tahu,ayah. Mungkin pergi keluar sebentar" jawab Farrel seadanya.

"Ah,sudahlah. Sebaiknya kamu segera pergi tidur." Titahnya.

Farrel membulatkan matanya, "ayah,ini masih jam delapan. Aku bahkan ingin mengerjakan pr"

"Kamu nurut saja bisa tidak sih?! Sudah sana istirahat! Biar kakakmu ayah yang urus." Farrel tidak bisa mengelak lagi. Ia segera pergi ke kamarnya sebelum kena semprot ayahnya.

Farrel bahkan tak tahu setiap ia tidur lebih awal, Dimas,kakaknya itu selalu menjadi pelampiasan kemarahan ayahnya. 

©tbc

-Ruby🍭

B r o t h e r || JHS & JJKWhere stories live. Discover now