Fly to Dublin

73 19 32
                                    

"Hai manis," sapa Jack dengan ramah. Gadis yang ia tuju hanya membalasnya dengan senyuman tipis, dia memang seperti itu jika sedang digoda oleh seorang lelaki apalagi jika lelaki itu ternyata memiliki rasa tertarik dengannya. Ia merasa sangat jijik, namun apa boleh buat, ayah angkatnya sudah melarangnya untuk menyakiti hati lelaki.

"Kau tidak pulang? Ini sudah malam, kau bisa sakit jika pulang terlalu larut. Tinggalkan saja tugas - tugasmu yang numpuk itu atau aku saja yang menggantikan mu menyelesaikan tugasmu?" tanya Jack dengan penuh perhatian. Ya, dia memang menyukai gadis itu. Asal kalian tahu saja, ia sudah berjuang selama bertahun - tahun lamanya namun tetap saja gadis itu menanggapinya dengan cuek seakan Jack tidak ada di kehidupannya.

"Tidak perlu Jack, terima kasih, kau sangat perhatian padaku. Aku sudah lelah, aku akan pulang ke apartemen ku dan soal tugas ini akan ku lanjutkan nanti sesampai di apartemen atau mungkin besok, " jawab gadis itu sambil merapihkan buku - buku yang lalu ia masukkan ke dalam tasnya.

"Kau pulang dengan siapa? "

"Sendirian Jack. "

"Biar ku antar mu pulang," tawar Jack, bisa jadi tawarannya akan menjadi rezeki baginya?

"Tidak perlu, aku ada janji dengan temanku. Aku merasa tidak enak jika membawa lelaki atau orang lain, Jack, " jawab gadis itu. Sebenarnya ia berbohong, ia tidak mempunyai janji kepada siapapun. Ia hanya ingin menolak Jack secara halus, ia bersumpah tidak mau menyakiti hati lelaki, ayah angkatnya yang memeringatinya dan ia hanya bisa menurutinya saja.

Ia tahu bahwa Jack sudah menyukainya sejak lama, bahkan ketika mereka masih berusia 7 tahun. Waktu itu Jack pernah menyatakan cintanya padanya disaat berumur 9 tahun namun ia harus menghargai perasaan lelaki, lalu ia terima namun hanya menjadi seorang sahabat.

Saat ini gadis itu menolak tawaran Jack untuk melakukan kebiasaannya di malam hari bukan sedang ada janji dengan temannya.

"Hmm bagaimana ji-"

"Aku tidak apa - apa Jack, kau tidak perlu khawatir. Selamat malam, hati hati ya di jalan!" Gadis itu memperlihatkan senyuman manisnya dan melambaikan tangannya kepada Jack. Jack hanya bisa membalasnya dengan senyuman dan lambaian tangan juga. Sakit rasanya sudah berkali - kali ditolak walaupun secara halus, namun ia tidak akan menyerah, ia bersumpah akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hati gadis pujaan hatinya itu. Dasar posesif.

Gadis itu sudah sampai di tempat favoritnya, dimana lagi jika bukan di wilayah yang sepi dan minim cahaya? Ia sangat suka kegelapan. Seperti biasa ia akan mengintai seseorang yang akan ia jadikan mangsanya malam ini.

Terlihat ada sepasang kekasih. Astaga! Mereka melakukan hubungan terlarang di tengah gelapnya hutan? Menjijikan!

Gadis itu hanya memerhatikan mereka dari jauh, tak lama mereka menyudahi hubungan terlarang mereka. Terlihat lelaki itu sangat puas dengan apa yang ia lakukan kepada kekasihnya itu tetapi kekasihnya hanya terkulai lemas tak berdaya.

Setelah puas dengan apa yang ia lalukan, lelaki gila itu dengan brutalnya menancapkan sebuah pisau di dalam rongga mulut kekasihnya itu dan pisau satunya lagi ia tancapkan ke dada sebelah kiri hingga menerobos masuk ke dalam jantung kekasihnya itu.

Gadis yang menjadi saksi bisu itu mengepalkan tangannya. Sialan! Aku tahu kau hanya menginginkan kepuasan tetapi tidak begitu caranya, berengsek! Geram gadis itu dalam batinnya. Jasad wanita itu sudah di buang ke tengah sungai oleh lelaki berengsek yang tidak ingin bertanggung jawab itu.

"Okay, ku rasa waktu tuk beraksi sudah dimulai" ucap gadis itu dengan nada mengejek dan tak lupa dengan tarikan senyuman ke pipi kanannya.

Gadis itu dengan sengaja berjalan ke tengah hutan dan menghampiri lelaki itu namun gaya berjalannya elegan supaya menarik perhatian lelaki itu. Ia berjalan dan pura - pura tidak melihat lelaki itu supaya rencananya berhasil.

The Dangerous Girl Exist Beside MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang