•I

1.1K 119 27
                                    

Ketika semua orang mulai kegirangan dengan ujian akhir,hal itu tidak berpengaruh sama sekali kepada seorang lelaki bernama Qian Kun.

Bukan karena ujian akhirnya,tetapi karena mereka pasti didudukkan oleh adik kelas atau kakak kelas.Jika sudah seperti itu,biasanya mereka akan sebangku dengan orang yang disukai.

Hal yang paling menggembirakan sekaligus menakutkan.Pasalnya,ujian ini membawa mereka ke kelas yang lebih tinggi.Kelas unggulan kah atau kelas biasa-biasa saja.

"Hahahaha lagi-lagi aku harus sebangku denganmu"Gumam Kun sembari membaca soal ulangan yang ada ditangannya.

"Siapa juga yang ingin sebangku denganmu"Balas adik kelas yang duduk sebangku dengan Kun.

"Dong Sicheng,kau ini"Geram Kun sampai-sampai ia ingin melempar pensil ke arah kepala Adik kelasnya.

Baiklah,Dewi Fortuna tidak berpihak kepadanya.

"Hei,kerjakan soalku yang ini"

Kun memutar bola matanya.Malas meladeni bocah yang lebih tinggi darinya ini.

"Siapa kau,beraninya menyuruhku"Lawan Kun.

"Kerjakan atau aku..."

Kalimat yang Sicheng tuturkan sempat terhenti dari bibirnya"Melahap ini"

Ia menunjuk ke arah bibir ranum Kun.

"Aish dasar mesum,Sicheng adik kelas cabul!"Gumam Kun pelan agar suaranya tidak terdengar oleh siswa lain.

Sicheng hanya terkekeh.Ia lalu tertidur dengan kepalanya yang menumpu meja.

Untung saja mereka duduk dibarisan belakang,jadi suara mereka tak terdengar sama sekali.

***

"Hei,Sicheng bodoh bangun"

Kun menepuk-nepuk bahu lebar Sichebg.

"Ada apa?"

"Kumpul lembar jawabanmu bodoh,aku sudah mengerjakan semuanya"

Astaga,padahal hanya diancam seperti itu si kakak kelas mengerjakan lembar jawaban milik Sicheng.

Lembar jawaban Sicheng terisi sempurna.

***

Jika sehabis ujian,para anak lelaki biasanya bermain basket di lapangan outdoor.Kun hanya melihat saja,jujur ia tidak bisa berolahraga.

"Hei Kun,aku mencari-cari mu ternyata asyik duduk dipinggir lapangan seperti ini"Tegur sang lelaki kelinci atau bernama lengkap Kim Doyoung yang baru saja duduk disamping Qian Kun.

"Aku lelah melihat anak perempuan berkelahi dikelas,jadi aku kesini"

Kun tidak suka keributan.Ia tipe orang yang jika ada masalah selalu ia selesaikan dengan damai.

"HEI,AWASS"

Satu tembakan basket mendarat dikepala Kun.

"HEI,SIAPA YANG MELEMPAR BOLA INI!"

Ada seseorang yang tanpa takutnya menaikkan tangan.

"DONG SICHENGG!!!"

Kun sudah naik pitam.Ia mendekati tempat berdirinya seorang Dong Sicheng dan...

Menjentikkan sebuah jari ke dahi berkeringat Sicheng.

"Uh sakit bodoh"

"Tidak seberapa dengan bola yang kau lemparkan ke arahku"

"Kan aku tidak sengaja"

Baiklah,ingatkan keduanya jika mereka sedang menjadi pusat perhatian dari semua orang.

***

Masa sekolah telah Kun lewati.Sehabis lulus kuliah,Kun tak kunjung mendapatkan pekerjaan.Hal itu membuatnya sedikit frustrasi.Bagaimana tidak,jika ia harus membiayai hidup neneknya yang terbaring lemah dirumah sakit.

Jika bukan bekerja,lantas apa yang harus Kun gunakan untuk biaya rumah sakit?

Mengandalkan tabungan? Oh tidak tabungan itu sudah semakin menipis.

"Hai Kun,apakah aku telat?"

Doyoung duduk berhadapan dengan Kun.Sekarang mereka berada disebuah Cafe yang nuansanya cukup menenangkan.

"Hanya terlambat..10 menit mungkin"

Doyoung hanya menggaruk tengkuknya."Jadi bagaimana,sudah memiliki pekerjaan?"

Kun menggeleng "Belum,susah sekali ternyata"

Doyoung kemudian memperlihatkan cincin yang sudah tertaut dijari manisnya.

"Kau bertunangan dengan Moon Taeil?!

Secepat itu sahabatnya akan bertunangan.Kun saja belum memikirkan apapun soal bertunangan,apalagi memiliki pasangan.

"Ya,dan dua minggu lagi aku akan menikah.Datanglah ke acara pernikahanku dengan membawa pasangan!"

Kun sedikit kaget dengan ancaman sahabatnya.

Oke,Moon Taeil itu dosen mereka pada saat mereka berkuliah dulu.Tak disangka,Doyoung bisa bersama dosen yang umurnya 2 tahun lebih muda dari si kelinci.

Kun hanya menggerutu.

"Ah iya,bagaimana jika kau ikut kontes menulis yang diadakan oleh penerbit terkenal?"

Mata Kun menyipit.Kontes menulis? Nyata kah itu?

"Aku tidak tahu tentang ini,memangnya ada?"Ujar Kun tidak yakin seratus persen dengan ucapan sahabatnya.

"Iyalah,aku memiliki kenalan disana.Cepatlah kirim cerita mu yang telah menumpuk dibalik laptop usangmu.Siapa tahu kau terpilih dan bisa memulai karir sebagai penulis"

Kun berulang kali memikirkan hal itu.Benar dan selalu benar.

Doyoung mendekatkan bibirnya ke arah telinga Kun.

"Dan kau tahu,editor kepala sekaligus CEO penerbit tersebut sangat tampan.Jika kau terpilih dalam kontes itu,ajaklah dia ke acara pernikahanku"

"Uhuk uhuk"

Kun terbatuk seperti orang tersedak.Padahal ia tak meminum apapun.Latte yang ada dihadapannya saja tak ia sentuh sama sekali.

"Why not?"

Kun bergidik ngeri jika ia membawa kekasih ke pernikahan Doyoung.Ia jadi penasaran,siapa sosok CEO sekaligus editor kepala tersebut.

"Baiklah,aku ikut kontes menulis itu"

Tekad Kun jadi bulat.

Boss [Mr.Sicheng] •Winkun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang