•Hate

772 108 21
                                    

  Kepala Kun terasa pening untuk saat ini.
Ia masih sibuk dengan laptop usangnya.Tekad nya itu semakin bulat karena neneknya harus menjalani operasi.

"Astaga,bagaimana ini"

Badannya sudah sangat sakit sekali.Ia harus menyelesaikan karangan ceritanya malam ini juga.

Secangkir kopi menemaninya sedari tadi.

Tanpa ia sadari,sudah ada beberapa panggilan tak terjawab dari sahabatnya.Doyoung.

"Yak,siapa sih yang menggangguku"

Tertera nama dibalik layar ponsel Kun adalah Doyoung.Ingin rasanya ia memarahi Doyoung karena sudah mengganggu konsentrasinya.

"Halo Doy,ada apa?"

"KUN,AYO CEPAT KIRIM CERITAMU"

"Santai dong Doy,memangnya kenapa?"

"DEADLINE NYA SAMPAI JAM 12 MALAM,LIHAT SEKARANG JAM BERAPA!!"

Astaga,jam sudah menunjukkan pukul 23:50 KST.

"DUH,INI GIMANA"

"CEPET KIRIM IHH"

Tanpa menunggu lama,Kun mengirim karya nya ke salah satu email yang diberikan oleh Doyoung tempo hari.Ia hanya sedikit lagi menambahkan kalimatnya pada akhir cerita.Tapi biarlah,Kun rasa sudah bagus.

"SUDAH!!"

***

Lelaki bertubuh tegap dengan tubuh yang semampai sedang berkutat dibalik laptopnya.

Hari ini adalah hari terakhir ia menyeleksi hasil karya-karya orang yang mengikuti kontes menulis.

Padahal kerjaan itu bisa dilakukan oleh asisten editor,Kim Jungwoo.

"Tuan Sicheng,jika anda lelah biar tugas menyeleksi nya saya saja yang ambil alih"

Jungwoo datang membawa secangkir kopi untuk bos nya.

"Tidak usah Jungwoo,aku bisa menyelesaikan nya sendiri"

Mata Sicheng membulat.Qian Kun?

Sicheng sampai-sampai ingin melompat dari kursi kebesarannya.

"Ada apa tuan?"Alis Jungwoo sedikit terangkat.

"Tidak"

Sicheng menyimpan pelan-pelan rasa senangnya.Qian Kun adalah musuh terbesarnya sewaktu sekolah,tetapi ia rindu.

***

Mata Kun sudah memerah,ia jadi tidak yakin jika cerita novelnya itu bisa menarik perhatian editor.

Tiba-tiba saja pot yang ditinggali oleh kaktus kecilnya terjatuh dari jendela.

"Ahh Winko"

Ia mengambil potnya dan meletakkannya kembali dibalik jendela.Untung saja tidak jatuh keluar jendela.Bayangkan saja,rumahnya bertingkat dan jika terjatuh? Maka pot beserta kaktusnya akan hancur.

Kun jadi ingat,walau Sicheng menyebalkan tetapi pot itu tetap ia jaga.Kaktusnya juga tumbuh dengan baik.

"Entah kenapa,rasanya aku rindu Sicheng"

Hadiah yang pertama kali Kun terima adalah dari Sicheng.

Entah mengapa,rasanya ada sesuatu yang kurang.

Kun rindu diusili oleh Sicheng.

"Bagaimana dengan ramen?"

"Ayolah Kun-ge,kita ke sauna"

"Hahaha bibir mu sangat jelek jika sedang pout"

Kun meneteskan air matanya,menetes ke pot miliknya.

Rasanya sesak sekali.

"Kenapa dada ini sesak sekali?"

Kun tidak menyukai Sicheng,tetapi kenapa rasanya sakit sekali jika tidak berjumpa?

Rasanya gengsi sekali jika mengatakan "rindu" kepada Sicheng.

***

Sicheng tiba-tiba merasakan dadanya terasa sesak,ada apa ini?

"Sepertinya Kun merindukanku"

Dan Sicheng tahu,karena ia juga merasakan hal yang sama

Boss [Mr.Sicheng] •Winkun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang