1. First Know You

11 3 0
                                    

Theo memasuki kawasan sekolah seperti biasa. Memakai hoodie warna hitam favoritnya. Tujuan utama Theo bukan masuk kelas terlebih dahulu, dia memutar arah lebih jauh dari kelasnya.

Dia melihat perempuan memakai earphone sambil memasukkan tangan nya ke kantong jaketnya. Cute. Pikir Theo, lantas dia mengikuti perempuan itu sampai ke depan kelasnya.

"Arsya!" teman satu kelasnya memanggil perempuan itu. Yang dipanggil pun langsung berlari masuk kedalam kelas.

Theo tersenyum simpul, menatap perempuan yang sudah hilang dari pandangan nya. Arsya, adik kelas Theo.

Theo tidak langsung berbalik menuju kelas. Dia malah ikut bergabung bersama teman dari zaman masih diawang-awang.

"AH ELO JONI! BALIKIN MINUM GUE!" Theo mendengus, baru saja dia ingin menikmati ketenangan pagi ini. Tapi dirusak oleh temannya.

"JONI!" Alea mulai geram dengan Johnny, dia sudah mengantri lama untuk membeli minuman itu. Seenaknya saja dia mengambil milik orang lain. Tetapi Johnny seakan tidak mendengarkan teriakan Alea yang menggema.

Yusuf yang tadinya sedang asik memakan roti bakar, sekarang menghampiri Johnny. "Jon, bagi minum aus nih."

"HEH CEKING! Itu minuman gue!" Alea melotot ke arah Yusuf. Sedangkan Yusuf, dia tidak peduli dan memasang wajah polosnya. Daripada dia membeli lebih baik meminta, dia malas mengeluarkan uang.

Johnny menurunkan lengan panjangnya,"Nih Ucup, abisin aja punya gua."

"Joni! Awas aja lo! Nyebelin dasar manusia egrang!" Alea menginjak kaki Johnny dengan kencang, lalu meninggalkan area kantin dengan menghentakkan kakinya.

"Ehhh bebep! Kok pergi?" Johnny menyusul Alea dengan langkah kakinya yang panjang, dia terkekeh sambil meneriaki pacarnya. Memang pasangan yang aneh.

Masih dikantin. Theo mengeluarkan earphone dari kantong hoodie hitamnya. Lalu bersandar pada tembok dan memejamkan mata menikmati musik yang diputar di handphone.

"Theo, lo gak mau balik kelas? dah mau bel," kata Winata dan Jeffrey yang hendak meninggalkan kantin.

"Duluan aja. masih ada si dolpin," kata Theo dengan menunjuk Delvin yang tertidur dengan dagu.

Theo membuka aplikasi instagram. Dia mengetik nama Arsya, siapa tau perempuan itu memiliki account instagram. Dan hasilnya nihil. Theo mendengus geli, tentu saja Arsya memiliki nama yang pasaran. Dia harus berkenalan secara langsung dan mungkin menyatakan cinta. Ah tidak, itu sedikit terlalu cepat.

Theo menutup aplikasi itu, dan memasukkan handphone nya kedalam kantong celana sekolahnya. Lantas tidak lupa, dia membangunkan Delvin. "Bangun lo, jangan bikin meja kantin ileran."

"Ah elo! malah bangunin gue. Gua lupa tadi mimpi apaan jadinya!" Delvin bangun dengan wajah kesal dan ikut berjalan menuju kelas bersama Theo dengan setengah kesadaran.

Theo malas sekali. Dia tidak suka pelajaran sejarah. Dia malas mengulang dan mengingat masa lalu yang terlalu banyak dan kebanyakan dari masa lalu sulit untuk dilupakan.

Theo menopang dagunya, dia sangat tidak berminat menatap papan tulis.

"Selamat pagi, Pak." suara itu, Theo langsung mendongkak dan menggebrak meja kencang. Dia menatap perempuan diambang pintu dengan mata berbinar.

Theo lupa kalau dia sedang berada di dalam kelas. Sehingga mengundang amarah gurunya, "Hei! Kamu kenapa gebrak meja, Theo? Kamu gak suka pelajaran saya?"

Theo malah menatap Arsya yang berada diambang pintu kelasnya. Arsya menatap Theo heran.

"Theopillus Danadyaksa! Kamu gak dengerin saya?!" Theo langsung menoleh saat nama nya dipanggil.

"Eh, ada apa pak?" Theo memasang wajah polosnya, namun masih terlihat kesan dingin dari dirinya.

"Ada apa, ada apa. Apa yang kamu perhatikan?"

Theo menunjuk Arsya. "Itu ada pacar saya, pak!" jawab Theo santai.

"ASIK BABANG PILLUS MENEMUKAN CINTA SEJATI"

"Terong aku udah dewasa ya!" ucap Yusuf dengan lantang. Mengundang tawa murid dikelas itu.

"Sudah diam! Ini bukan pasar! Dan kamu Theo, jangan bikin ribut." teriak Pak Syauki.

"Saya nggak bilang ini swalayan, pak! Saya cuma bilang ada pacar saya."

Arsya terdiam dengan temannya. Lalu dia tersadar dan buru-buru memberikan buku kepada Pak syauki dan bergegas pergi dari kelas itu.

Arsya, kamu lucu.

—●●—

Elfiyan Johnny"Gak ada yang cantik selain Alea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elfiyan Johnny
"Gak ada yang cantik selain Alea."

Yusuf Akbar Maulana
"Hidup hemat itu penting tahu."

MY THEOPILLUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang