Bagian 2
Genre : horor
Ari berkali-kali mencoba menghubungi Andi, namun tak ada jawaban, tak tau berapa kali ia menekan tombol panggilan dan terus saja Andi tak mengangkatnya.
"Ndii, angkat dooong!,"ketusnya sembari menggenggam ponsel di dekat telinga.
"Tuut ... tut ... tut ..."
Panggilan terputus.
Segera Ia meraih jaket yang tergantung di sudut ruang dan mengambil kunci mobil yang diletakkannya di meja.
Malam itu Ari berniat menuju ke kediaman Andi untuk membahas perihal kasus yang mereka kerjakan, sebab ada beberapa informasi yang ingin ia bahas bersama Andi.Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan standar, sambil terus mencoba menghubungi nomor Andi, dan masih saja Andi tak mengangkat.
Hingga akhirnya Ari tiba di kediaman Andi, dan langsung keluar mobil, beranjak menuju pintu rumah Andi."Tok ... tok ... tok ...."
"Andiii?."
Menunggu beberapa menit, namun tak ada jawaban.
Ari menempelkan telinganya ke pintu, mencoba menguping dari luar untuk beberapa saat, lalu kembali mengetuk."Tok ... tok ... tok ...."
"Ndiiiiiiii!."
Kali ini Ari memanggil dengan nada lebih keras.Terdengar langkah kaki yang cukup pelan, berjalan menuju pintu.
"Ceklekkk ... ceklekk ...."
Seseorang mencoba memutar kunci pintu dari dalam. Namun tak membukanya.
"Ndiii?," tanya Ari gugup, tak ada respon Andi dari dalam.
Ari mencoba membuka pintu perlahan untuk memastikan Andi yang memutar kunci pintu tadi.
"Ndii, jangan nakut-nakutin ahh!," ucapnya sedikit kesal.
Pintu kini terbuka lebar, setelah Ari menekan gagangnya.
"Lahh? mana orangnya?," Ari mengedarkan pandangannya.
"Kok aneh!, baru juga jam segini sudah matikan lampu!,"ketusnya.
Ari berjalan ke sudut ruang untuk mencari tombol lampu dan menyalakannya.
"Klek! ..."
"Aaaa!." jerit Ari yang mendapati Andi tiba-tiba muncul berdiri dihadapannya, dengan hanya menggunakan boxer dan mata yang menatap tajam.
"Alaaah!, ngagetin banget sih kamu, Ndi!," ketusnya sembari mengelus dada.
Namun Andi tak meresponnya, Ia berbalik dan meninggalkan Ari menuju sofa, lalu duduk dengan pandangan kedepan, dan tatapan yang tak berkedip.
"Oiii, Ndii!, teman datang kok dicuekin!," kembali Ari mengocehi Andi, kemudian ikut duduk disofa bersama Andi.
"Ndi!, aku dapat informasi terbaru mengenai kasus yang kita kerjakan ini!," tutur Ari.
"Ada cctv yang terpasang dijalan tempat kejadian kemarin. Kita bisa kesana dan memeriksanya. Dan kudengar belum ada yang datang kesana untuk memeriksa cctv itu!, yaaahh ... mungkin mereka semua takut dengan mitos yang beredar! Jujur sih, aku juga takut, tapi kan, kamu enggak!, kita bisa kesana bersama."
"Kalau kita berhasil memecahkan kasus ini ... behhh, kebanyang gak berapa banyak honor yang diberikan pak tua itu (manager) untuk kita! Hahhaha," tawa licik Ari sembari menepuk tangan berkali-kali, dan sesekali membuang muka.
Seketika Andi menoleh, menatap tajam mata Ari.
"Glek!."
Ari berusaha menenggak liur, ia dibuat grogi oleh sikap aneh temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubuhku
Mystery / ThrillerAndi dan Ari berprofesi sebagai wartawan, namun kasus yang mereka kerjakan saat ini bukanlah kasus biasa, banyak mengandung mistis. dan Andi menjadi sasarannya. simak kisah selengkapnya