hanya mencoba bertahan dari kematian

27 3 0
                                    

Bagian 3

Genre : horor

Andi meraba-raba, mencoba mencari benda apa saja yang dapat Ia gunakan untuk melawan iblis, yang tengah berada dihadapannya.

Tangannya berhasil meraih benda yang tergantung di dinding, sebuah bingkai foto dihempaskan ke dinding untuk membuat pecahan beling, dengan sekali hempasan, Andi berhasil memegang sebuah beling dengan ujung yang runcing. Diarahkannya kehadapan wanita iblis tepat berada dihadapannya.

"Siapa kau?!, dan apa yang kau inginkan?!,"

"Hahaha ....!." Iblis itu tertawa kecil, namun berhasil menghasilkan suara yang melengking, memenuhi ruang yang berbentuk persegi empat itu.

"Pergi kau dari sini! aku tak segan-segan menyakitimu!." Teriak Andi, mencoba melawan rasa takut dalam dirinya.

"Aku tak akan pergi darimu, sebelum aku mendapatkan apa yang kumau!,"

"Baiklah kalau itu maumu!, aku yang akan memaksamu keluar dari rumahku!,"

"Ohhh ... kau mau menantangku?!, apa kau tidak takut padaku?,"

"Takut?, kenapa aku harus takut dengan makhluk yang mau mengacaukan hidupku?!,"ucap Andi lantang.

Andi meluncurkan benda beling berbentuk runcing itu kearah wanita iblis dihadapannya, namun seketika menghilang. Spontan Andi berlari untuk kembali meraih benda beling yang dilemparnya, belum sempat Andi mendapatkannya, sebuah tangan yang sangat panjang lebih dulu meraih benda runcing itu dan langsung mencengkram, mengarah ke leher Andi, bersamaan dengan kembalinya wanita iblis yang tadi menghilang.

Kini tubuh Andi mematung tanpa perlawanan, dan hanya bola mata yang masih dapat digerakkan.

"Jangan coba-coba untuk melawanku!," gertaknya.

"Apa yang kau inginkan?," tanya Andi dengan tubuh yang masih mematung.

"Aku tak segan membunuhku, jika kau saja kau berani melawanku." Iblis itu mengancam Andi.

Andi tak dapat membantahnya, Ia mengangguk, menyetujui sang iblis
Iblis itu perlahan melepaskan cengkramannya.

"Apa yang kau inginkan?," tanya Andi lagi.

"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu!,"

Andi mengernyit.

"Kenapa kau berpikir aku mau membuat kesepakatan denganmu?,"

"Karena, kau sangat berpengaruh besar dalam urusanku!, dan kuyakin kau masih sayangkan nyawamu!, aku tak segan untuk menyakitimu, jika kau berani menolakku!."

Penyataan iblis itu membuat Andi terdiam sesaat dan sekaligus heran, Ia bingung, sebab apa Ia membawa pengaruh besar dalam urusan iblis?. Namun, Andi tak ingin berlama-lama berbincang dengan sang iblis. Segera ia mengutarakan pernyataannya.

"Baiklah, jika itu permintaanmu! Sebagai balasannya, apa yang akan kau berikan padaku?,"

"Aku akan membantumu sukses dalam kariermu, kalau perlu aku akan membuat bosmu bertekuk lutut padamu!."

Andi terdiam untuk sesaat dan berpikir, sepertinya pernyataan sosok iblis itu mampu merubah mindset Andi,kini tak tampak lagi rasa takut di hatinya.

*****

"Woyyy!, ngelamun aja dari tadi!,"
sapa Ari, yang seketika membuyarkan lamunan Andi.

Kamu kenapa sih?, pagi-pagi sudah ngelamun, nanti kesambet loh!." Ari yang masih sibuk ngepoin Andi terus saja mengusik, sembari menuang air putih kedalam gelas yang tersaji dalam ceret diatas meja.

"Gak apa-apa!,"

"Mikirin apa siiih?,"

"Ckk, mau tau aja kamu!,"ucap Andi, sembari menyambar gelas yang berisi air putih, yang baru dituang Ari. Namun, Ari tak menampisnya. Sebaliknya, Ia justru membiarkan Andi meneguk habis air putih itu.

"Oh iya, gimana nih urusan kasus yang kita tangani, sampai sekarang belum ada titik terang, mana pak Darman nanyain terus lagi!," ucap Ari yang mulai mengaduk kopi dihadapannya.

Andi langsung menoleh kearah Ari, matanya terlihat sedang mengetahui sesuatu, namun enggan memberitahu pada Ari. Hanya sekilas Andi menatap, kini dia membuang wajah, memalingkannya dari Ari.

"Aku lagi gak mau bahas kasus itu, Ri!,"

"Lohh, kenapa?," tanya Ari sedikit heran.

"Iyaa ... aku gak mau bahas aja saat ini!, ada beberapa alasan yang gak bisa aku jelaskan!," ucap Andi sambil menyantap sarapan paginya, tanpa menoleh ke Ari.

Ari hanya mengernyit.

*****

Berita-berita hoax mengenai kasus wanita tabrak truk, kini mulai bertebaran didunia jagat maya.

Ada yang mengatakan 'itu jelmaan jin', sebagian lagi mengatakan 'editan', dan macam-macam cerita hoax lainnya alias dikarang-karang, yang tujuannya untuk mempopulerkan, dan mencari keuntungan. baik akun pribadi maupun akun yang diperuntukkan mempromosikan produk dan lain-lain.

Ari terlihat sibuk dengan berita seliweran itu, namun tidak dengan Andi. Sebaliknya, Andi hanya men-skip setiap berita yang masuk dilamannya. Lalu mematikan layarnya, meletakkan ponselnya disamping gelas.

Ari meliriknya, kemudian menggelengkan kepala.

"Cttt, cttt, ctttt," ucapnya lalu kembali mengotak atik ponselnya.

"Ri!,"

"Hmm!,"

"Kamuuu .. pernah ngebayangin gak, andai tiba-tiba ada setan yang ngajak kamu berbisnis!,"

"Hah! .. Gak pernah lah!!, emang penting apa ngebayangin begituan, ckkk!," ucap Ari yang masih terus menatap layar ponselnya, lalu sesekali tertawa sendiri.

"Iyaaa .. misal aja gitu ....."

Belum sempat Andi melanjutkan bicaranya, Ari segera menampisnya.

"Kamu nih aneh!, bukannya selama ini kamu bilang gak pernah percaya dengan makhluk astral begitu!, sekarang cuman dengan baca-baca berita hoax, kamu langsung bisa ngehayal ketingkat stres! ctttt cttt cttt Andi .. Andi ..."

Ari kembali menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa kecil.

Namun beberapa saat tawanya terhenti, Ia mulai menyadari bahwa sedari tadi, Andi memang terlihat aneh dan mencurigakan.
Ari mulai curiga jika Andi meyembunyikan sesuatu darinya.

"Ndi??"

"Hmm?"

"Aku ngerasa ada yang aneh sama kamu!," ucap Ari lantang tanpa basa basi.

"Aneh apanya?," tanya Andi sedikit cemas, khawatir jika Ari mengetahui rahasianya.

"Ceritalah kalau kamu punya masalah! sebagai sahabat, aku selalu siaga membantumu!," ucap Ari.

Pernyataannya membuat Andi tertawa geli.

"Lebayy ahh!,"

"Lahhh, seriuus ini!," ucapnya lagi, berusaha meyakinkan.

Andi hanya membalasnya dengan tersenyum, Ia masih enggan bercerita.

Bersambung ...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TubuhkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang