***
Adreena kembali ke ruang UKS setelah bel istirahat berbunyi, ia berniat untuk memastikan kondisi kakaknya sudah membaik atau justru semakin parah. Sebelumnya gadis itu sudah meminta tolong teman-teman kakaknya untuk menggantikannya menjaga selama ia berada di kelas.
"Kenapa kalian ada disini?" Suara serak yang terdengar lirih itu milik kakaknya. Adreena yakin pasti kakaknya baru saja bangun dari tidurnya.
Terdengar suara lelaki lain yang menyahut, "Ngegame."
Ada lagi suara yang ikut berbicara. "Nungguin Anak Mami bangun dari tidurnya," kata suara itu.
Adreena yang berhenti di dekat pintu agak sedikit ragu memasuki ruangan. Pasti akan terasa begitu canggung begitu ia memasuki ruangan itu. Adreena bersyukur, teman-teman kakaknya mau memenuhi permintaannya untuk menjaga sang kakak selama ia masuk kelas tadi.
"Kalian nggak ke kelas?" tanya suara Kak Asharga lagi.
"Gantian," sahut suara yang sama seperti sebelumnya. "Kebetulan tadi kelas kalian berdua kosong jam pertama kedua, jadi Kevin yang menjagamu disini. Aku baru saja datang, sebelumnya Gama juga ikut menjagamu, dia sedang berada di kantin untuk membeli makanan. Kalau kelas Ero full, tapi mungkin sebentar lagi dia datang."
"Kenapa kalian bisa tahu--"
"Adreena, dia datang ke kelas dan memintakan izin kepada sekretaris."
"Kamu kenapa justru di sini?" Asharga yang telah mencerna ucapan Ravin baik-baik sesegera mungkin mengalihkan pandangan kearah Kevin yang sibuk berkutat pada ponselnya.
"Bolos," sahut lelaki itu enteng.
Hening seketika. Adreena tidak tahu selanjutnya apa yang mereka lakukan di dalam. Begitu mendengar sedikit percakapan dari dalam, ia semakin tidak berani untuk memasuki ruang UKS. Dengan perlahan Adreena memundurkan tubuhnya kemudian berbalik berniat untuk meninggalkan gedung ini.
Bruk!
Gadis itu terkejut bukan main ketika tubuh kecilnya menabrak dada dan kepalanya membentur dagu seorang lelaki yang berada tepat di belakangnya sewaktu ia memutar tubuh. Ia sempat mengaduh serta mengusap keningnya, lalu mendongak menatap sosok di hadapannya.
Adreena rasanya benar-benar ingin menenggelamkan tubuhnya ke tanah sekarang juga. Malu, sangat malu. Ketahuan mencuri dengar oleh seseorang yang dikenal bahkan menjadi teman dekat orang yang dicuri dengar.
"Kalau memang mau masuk, masuk saja, Dek. Bukannya sudah ada teman-teman Kak Asharga di dalam?" tanya lelaki itu yang tidak sengaja Adreena tabrak.
Gadis itu menatap seorang lelaki yang sempat memperkenalkan dirinya sewaktu ia tertahan oleh gerombolan teman Kak Asharga. Sejujurnya, Adreena lupa siapa nama kakak kelasnya satu ini. Mau tidak mau ia hanya mampu meringis meminta maaf kepada sang empu.
Padahal, jauh daripada itu, Adreena sangat-sangat malu dan sangat ingin kabur sekarang juga!
"Maaf, Kak! Aku ke kelas saja, Kak." Baru saja Adreena hendak merealisasikan niatnya untuk kabur, tangan lelaki itu justru menahan lengan kirinya. Mau tidak mau membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asharga dan Rahasia
Teen FictionSemua tidak akan serumit ini jika saja Asharga bisa melupakan masa lalu. Semua tidak akan semenyakitkan ini jika saja Asharga tidak jatuh cinta kepada adiknya sendiri. Dan semuanya tidak akan menjadi semenyedihkan ini jika saja ia tahu bahwa, bukan...