prolog

67 8 45
                                    

Budayakan mencet bintang dulu sebelum membaca dan mengomentari setelah di baca :D

Ig @mikeoktqvia_20

Happy reading.

Dentuman musik mengiringi tubuh orang-orang yang berjoget ria didalam ruangan yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit ini. Bau alkohol dan asap rokok menguap kemana-mana.

Seorang pria baru saja memasuki ruangan ini lalu memilih untuk duduk di sofa bewarna merah yang telah tersedia. Cowok itu menyapukan pandangannya kesetiap sudut ruangan ini. Ia melihat seorang wanita dan pria yang berpelukan, berciuman, dan seorang wanita yang tubuhnya digerayangi oleh 3 pria, wanita-wanita yang berada di sana berpakaian sangat minim dan bejoget ria di atas panggung mini.

Tiba-tiba seseorang dari belakangnya datang sambil merangkul pundak cowok itu. Seperti sudah lama kenal.

"Wats'up bro." sapanya.

Pria itu menoleh lalu membalas sapaan cowok yang di ketahui sebagai temannya itu dengan mengangkat kedua alis.

Raut wajah Cowok berkaos putih dilapisi jaket kulit hitam ini terkesan dingin, datar dan tak tersentuh.

"Gak takut mata-mata bokap nangkep basah lo disini lagi?" Cowok yang bernama Barta itu mencomot kacang kulit yang berada diatas meja lalu memakannya, matanya tidak beralih kepada Cowok dingin ini.

Cowok itu menoleh, dan menatap Barta tajam,"Takut?" ujarnya dingin.

Barta menelan saliva ngeri melihat ketajaman mata temannya itu, walaupun bagi dia biasa saja, tapi bagi orang yang melihatnya mengerikan.

"Oh iya gue lupa, Seorang Astra Legiano tidak akan takut dengan apapun termasuk Bokapnya sendiri," Barta tertawa pelan dengan apa yang ia ucapkan barusan.

Cowok yang bernama Astra itu tidak menanggapi ia meminum alkohol langsung pada botol nya tanpa menggunakan gelas.

Cowok yang bernama Astra itu tidak menanggapi ia meminum alkohol langsung pada botol nya tanpa menggunakan gelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(abaikan latar)


"Mau gue cariin jalang gak?" Tanya Barta menaik turunkan Alisnya.

Astra menggeleng.

"Coba dulu As, gue jamin Adik lo akan puas, dan...Ketagihan," Barta mengucapkan kata terakhirnya sedikit berbisik.

"Gue bukan Cowok murahan." empat kata yang meluncur dari bibir Astra berhasil membuat Barta bungkam.

Setiap Astra datang ke club, para wanita selalu datang untuk menggodanya, dan Astra tidak pernah tertarik, dan berakhir si wanita menerima penolakan mentah-mentah dari Astra.

Barta memutar bola mata,"Ck, Yaudah kalau lo ga mau, gue akan baik hati malam ini gak main sama jalang dulu, gue nemenin lo," Barta meneguk habis minumannya. "Kurang baik apa coba gue ke Lo, Lo aja yang sering lupa sama Gue,"

Astra kembali meneguk minumannya "Ingetin!!" katanya masih dingin tanpa menoleh ke Barta.

Barta menatap Astra datar, karena perkataan Astra tidak sesuai ekpetasi.

Astra memainkan ponselnya dengan dahi berkerut ia berdiri dengan mata masih menatap ponsel.

Bruk.

Tiba tiba seorang laki laki menubruk tubuh Astra dan membuat cowok itu oleng dan saling berjatuhan diatas sofa dengan posisi Astra di bawah Cowok yang menubruknya.

Sialan.

Astra mendorong Cowok berbau Alkohol sangat menyengat itu ganas dan membuat Cowok mabuk itu tersungkur di lantai. Lalu Astra mendaratkan satu kali pukulan ke wajah Cowok berbaju kaos warna putih biru itu, bukannya sakit kena pukulan Astra, Cowok itu malah tertawa menjijikan.

Cowok yang tingginya batas telinga Astra itu berdiri sempoyongan sambil bergumam tak jelas, lalu ia tertawa sendiri. sepertinya ia telah terpengaruh Alkohol, berdiri tegap saja tidak bisa.

"Eh, Elo Anak manja yang setiap malam dicariin kesini sama Papi kan?" Cowok itu kembali tertawa sembari berucap tidak jelas dan jarinya menunjuk kearah Astra.

"Gak takut Papi Lo kesini lalu narik kuping kiri lo ha? Hahahah," Cowok itu menjewer kupingnya sendiri sembari menirukan adegan adegan seorang murid yang dihukum oleh gurunya.

"Anak Papi ga boleh main disini, ini tu tempat orang dewasa ntar anak papi dewasanya kecepatan," setelah mengucap kan itu Cowok yang bernama Toby itu kembali tertawa terbahak bahak.

Buk.

Astra kembali memukul wajah Toby, Cowok itu melayangkan kaki ke kepala Toby, emosi Astra memuncak, tidak peduli sekarang ia menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di club ini, semua hanya menyerukan nama Astra, tanpa mau melerai pertengkaran hebat ini.

Tiba tiba suara serine berbunyi dari kejauhan seperti ada yang menelfon polisi, orang-orang pada ribut untuk melarikan diri dari tempat itu tetapi karena Astra tidak sadar dan tidak peduli sekarang ia telah berada di tangan polisi.

Ntah kenapa saat yang genting ini Barta menghilang, benar benar tidak bisa dipercaya, pasti Cowok itu telah tergoda oleh jalang dan menghabis kan malam bersama wanita itu.

****

"Lagi lagi kamu berbuat Astra," Teriak Remon-papa Astra, pria paruh baya itu berkacak pinggang.

Dan pasti nya ini telah sampai Rumah.

Setelah ditahan 2 jam dikantor polisi Remon baru menampakan batang hidung nya dikantor polisi, lagi lagi ia menyelesaikan permasalahn anak nya yang menyerang orang mabuk di sebuah Club.

Cukup lama proses nya dan itu berhasil membuat tenaga Remon terkuras karena menahan emosi agar tidak meledak didepan umum.

"Kamu telah menghancurkan nama baik Papa, kamu pikir dengan begitu kamu menjadi seorang Jagoan?"

Remon menghela nafas, "Astra, sudah berapa kali papa peringati, jangan pernah ke Club lagi, dan jalani hidup kamu seperti apa yang papa mau, menjadi Anak yang menurut apa susah nya As?" Remon masih saja mengoceh dengan posisi membelakangi Astra.

"Kamu contoh Billy, Anak itu selalu nurut apa yang Papa perintahkan. dia hanya Sepupu kamu tapi dia lebih menurut sama papa As. Papa capek ngehadapi kamu terus terusan bikin masalah, dan membuat nama Papa buruk di hadapan rekan kerja Papa, apalagi disana banyak teman teman Papa. Kalau kamu masih bertingkah seperti ini Papa gak akan segan segan mindahin kamu ke Indonesia bersama Om Herman di Jakarta."

Setelah mengoceh panjang lebar, Remon akhir nya berbalik badan karena tidak mendengar sautan lagi dari Astra.

Remon memcing, lagi lagi emosi nya terpancing, bagaimana tidak, ia tidak mendapati Astra di tempat duduk nya semula, dan Astra kabur sebelum ia menyelesaikan ceramah panjang lebar nya.

"ASTRAA..."

****

Bagaimana dengan prolog? 

Feel nya dapat gak?

Gaje kan?

Oh ya btw Astra dan sang Papa sekarang berada di USA mangkanya dia akan dipindahin ke indonesia agar nama baik papa nya selalu terjaga.

Jangan lupa Vote dan coment nya ya, insha Allah aku akan lanjutkan kalau Banyak yang minta lanjut :)

See you ;*

Ig @mikeoktavia_20

Follow yak

Yoss(A)straTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang