Melupakan

2.1K 126 5
                                    

Malam sudah larut, tapi matamu belum bisa sepenuhnya untuk memejam. Banyak hal yang kamu pikirkan. Tanganmu berulang kali mengambil dan meletakkan ponsel yang ada di meja dekat ranjangmu. Sebentar kamu membuka sosial media. Menggesernya naik turun. Membaca tulisan-tulisan yang ada di lini masa. Me-like satu dua postingan, kemudian kamu tutup lagi ponselmu. Kamu ingin tidur tetapi otakmu masih terjaga.

Banyak yang kamu pikirkan; Tentang masalah, seseorang itu, dan juga perkara pelik lainnya. Rasanya kamu ingin melupakan tapi tidak bisa. Ingatan-ingatan itu mengganggu pikiranmu, membuatmu sesekali menitikan air mata, dan tak jarang membuatmu sulit untuk tidur seperti malam ini. Rasanya kesal, ingin teriak, dan pergi jauh meninggalkan semua kenangan yang ada. Tapi sekuat kamu berusaha meninggalkan dan pergi jauh, ia seolah masih saja membuntutimu.

Aku pernah menjadi seperti dirimu saat itu. Tidur larut, banyak pikiran, dan ingatan-ingatan yang mengganggu di mana ia sulit untuk sejenak dilupakan. Anehnya ia selalu hadir malam-malam sebelum tidur.

Benarlah beberapa hal dalam hidup terkadang ada yang membekas dalam ingatan. Kenangan indah, hal-hal yang kita anggap berarti, dan juga sebaliknya. Kenangan yang mengusik ingatan pun juga sulit untuk begitu saja terlupa.

Dulu hal itu selalu berusaha keras untuk kulupakan. Mencari banyak kesibukan, melakukan banyak hal, dan juga berusaha sebisa mungkin mengisi setiap waktu yang ada dengan hal-hal yang kusukai. Intinya aku berusaha mengalihkan pikiran dan trauma yang mungkin datang dengan hal-hal yang menyenangkan dan positif.

Upaya itu bekerja untuk sementara waktu. Tapi di lain hari, kenangan itu hadir lagi. Ingatan itu menyelinap saat diri mungkin tengah lengah. Semakin membenci dan berusaha menghindar, kenangan dan ingatan itu malah seolah melekat dan tak mau hilang.

Setelah hari-hari berlalu, setelah banyak hal terlewati, aku mengerti akan suatu hal. Bahwa kejadian yang pernah ada tak semestinya untuk dilupakan. Jikalau semua pasti menyimpan hikmah, pasti kejadian yang pernah kita rasakan pun terdapat kebaikan di dalamnya. Hanya saja yang membuat rumit adalah ketika kita hanya fokus pada yang menyakitkan dan berusaha jauh-jauh untuk berusaha pergi meninggalkan mengingat hadirnya hanya membuat sedih.

Apa-apa yang terjadi sepatutnya memang diterima. Ibarat kumpulan cerita, kisah atau kejadian yang pernah ada dalam hidup kita merupakan satu bagian yang utuh. Tak ada kisah yang indah-indah saja dalam sebuah cerita. Menerima begitu saja memang tak mudah, perlu waktu, dan butuh kesabaran. Tetapi di balik usaha kita menerima dan berusaha untuk rela nanti ada waktunya kita akan terbiasa.

Semuanya pasti terdapat kebaikan. Entah nanti kamu lebih berhati-hati setelahnya, mengambil pelajaran untuk menjadi dewasa, atau kebaikan yang lainnya. Tersenyumlah, yang lalu biarlah berlalu. Ada hari di mana kamu bersedihk tapi harus ada masanya kamu kembali pulih.

Semua perlu waktu memang, tapi di balik usahamu untuk menerima dan merelakan insyaa Allah hari itu akan segera datang. Allah maha baik, di antara setiap musibah dan ujian-Nya, rahmat-Nya pasti selalu ada.

Semua ada hikmahnya, maka tak perlu berususah payah untuk melupakan. Simpanlah kisah silam yang mungkin membuatmu sempat terkungkung dalam sedih sebagai jalan untukmu membaik, bagian yang membuatmu semakin dewasa, dan pelajaran yang akan mengantarkanmu agar semakin teguh berpijak di bumi-Nya.

JATUH untuk BANGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang