Part 3

201 27 1
                                    

Minggu pagi. Gue udah siap dengan kaos panjang sama trenning ditambah sepatu hitam. Ya, gue mau jogging sama doi hehe.

Gue jalan ke depan gang buat nemuin Iqbaal yang katanya udah nungguin didepan gang.

"Jogging kemana?" Tanya Iqbaal pas gue udah disisi kirinya.

"Terserah."

"Buru naik." Tanpa disuruh dua kali, gue langsung naik ke atas motornya dia.

Selama diperjalanan gak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Sampai akhirnya kita sampai ditempat yang dituju.

"Jogging sekarang?" Tanya dia pas udah parkirin motornya dengan benar.

"Taun depan." Jawab gue asal.

Dia ketawa kecil, "Yuk."

Kita mulai lari-lari kecil sambil uhm.. pegangan tangan.

"Mantan lo kalo ngeliat gue sinis gitu sih, kenapa?" Tanya gue memulai pembicaraan.

"Siapa?" Tanyanya bingung.

"Kelas sebelah." Jawab gue males.

"Ohh." Jawab dia sekenanya.

"Masih ada perasaan kali ya sama lo?" Tanya gue lagi.

"Masa sih? Gak ah."

Gue diem masih sambil lari-lari kecil.

"Dia yang mutusin, masa dia juga yang masih ada perasaan, aneh." Kata dia lagi sambil terkekeh. Gak gue jawab.

"Udah jangan dipikirin." Seakan ngerti sama pikiran negative yang muncul dikepala gue, tangan dia beralih ngerangkul pundak gue. Nyenderin kepala gue dipundaknya. Dan sekarang kita malah jalan.

"Pacar gue sekarang cuma lo, (Namakamu)."

Gue masih diem.

"Semoga langgeng, ya." Lanjutnya sambil nyium puncak kepala gue.

Diem-diem gue senyum denger ucapannya dan berucap 'Aamiin' dalam hati.

Setelah itu gak ada lagi yang memulai pembicaraan, sama-sama fokus sama jalan, takutnya kesandung batu kan sakit haha. Gak.

Beberapa menit kemudian, kita udah kembali lagi ketempat parkir motor, duduk ditrotoar sambil ambil nafas.

"Beli minum gak?" Tanya Iqbaal setelah nafasnya teratur.

"Boleh." Iqbaal ngangguk, abis itu pergi buat beli minum.

Gue perhatiin sekeliling, rame ternyata. Seumur-umur tinggal disini, baru kali ini gue jogging disini wkwk.

Gue itu tipe orang yang pendiem. Mau ngomong saat diajak ngomong. Mau senyum saat diajak senyum. Gue juga cuek orangnya, jadi jangan heran kalo gue juga cuek sama Iqbaal hehe.

"Nih." Iqbaal nyodorin satu botol air mineral yang gak dingin.

"Makasih."

Setelah nya, gak ada lagi yang memulai pembicaraan, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Pulang yuk. Gue ada latihan jam 9." Ajak gue sambil berdiri. Iqbaal cuma ngangguk.

Iqbaal berdiri ngehampirin motornya, diikuti gue dibelakangnya.

Sama kaya tadi, diperjalanan pulang gak ada yang memulai pembicaraan. Iqbaal sibuk sama jalanan didepan sana dan gue sibuk dengan lamunan gue.

Sampai akhirnya lamunan gue buyar, ketika Iqbaal narik tangan kiri gue buat meluk dia. Gue gugup sebenernya, tapi gue tutupin ke gugupan gue dengan cara lingkarin kedua tangan gue diperut dia, dan nyenderin pipi gue dibahu dia.

Oh God, jantung gue kenapa?

¤

"Pulang sekolah gue mau futsal. Temenin ya?" Kata Iqbaal.

Kita lagi duduk didepan kelas btw, lagi istirahat. Gak cuma berdua doang sih ada yang lain juga, Salsha juga ada nih disamping gue, lagi demus sambil makan tahu jeletot kesukaan nya.

Gue gak berani mojok berdua kalo lagi disekolah, ada CCTV takut bruh wkwk.

"Malu ah, cowok semua." Tolak gue halus.

"Ada Rizal, temen SD lo kan?" Bujuknya lagi.

"Tetap aja dia cowok Iqbaal." Kata gue gemes.

"Ya gapapa si."

"Kalo futsal kelas deh, gue ikut." Kata gue sambil nyengir.

"Hilihh." Jawabnya sambil nyentil kening gue pelan.

"Futsal lawan apa emang?" Tanya gue sambil nengok ke dia.

"Kelas sebelah." Gue diem. Kelas sebelah?

Iqbaal natap gue, "Ikut Makanya, ya?" Bujuknya lagi, seakan ngerti arti diem nya gue.

"Enggak ah." Kata gue sambil ngalihin pandangan buat gak natap Iqbaal.

Iqbaal ngehala nafasnya, "Yaudah." Pasrahnya.

"Baal, ke lab kuy." Ajak Aldy yang udah berdiri dari duduknya. Iqbaal ngangguk.

"Gue ke lab yak?" Pamitnya sebelum berdiri.

"Gak marah kan?" Tanya gue pelan.

Iqbaal terkekeh, "Ngapain marah?" Gue cuma senyum.

"Woy, buruan." Kali ini Kiki yang ngomong.

"Sabar dong tai."

"Yaudah, gue ke lab yak." Kata Iqbaal sambil berdiri, gue ngangguk abis itu Iqbaal pergi nyusul temennya yang udah ditangga sambil lari.

Gue alihan pandangan gue kedepan sana. Disana ada Jeha yang lagi-lagi, lagi natap gue dengan sinis.

Gue ngehela nafas. Kayanya bener, Jeha masih ada rasa sama Iqbaal. Hhh...





Bersambungg......

Tinjek yaaa😚

Putih AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang