The Darkness | 1

44 7 0
                                    

Aku akan menjelaskan posisi rumahku kepada kalian. Rumahku berada di salah satu desa yang terkenal dengan produksi genteng (atap rumah dari tanah liat) dan batu bata. Maka tidak heran ada begitu banyak pabrik genteng di desaku.

Apa ada yang tidak tahu pabrik genteng? Akan aku jelaskan sedikit gambarannya. Jadi dalam pabrik tersebut terdapat banyak tanah liat yang memang sudah siap dicetak. Di dalam pabrik hampir semua isinya dipenuhi dengan beberapa rak yang terbuat dari bambu. Rak-rak itu tinggi dan juga panjang.

Di belakang rumahku terdapat satu pabrik genteng. Dan di samping pabrik itu ada sebuah sumur tua yang memang sudah tidak digunakan kecuali untuk keperluan produksi genteng. Mengenai sumur itu aku tidak paham asal muasalnya. Namun, memang benar-benar sudah terlihat begitu tua.

Di belakang rumah juga terdapat lahan yang dipenuhi dengan tumbuhan besar dan kecil. Orang-orang sini menyebutkan kawasan "papringan". Karena dipenuhi dengan pohon "pring" atau bambu. Tapi jangan salah, selain pohon bambu, di sana juga terdapat pohon besar seperti pohon kapuk yang menjulang tinggi dan bercabang. Ada lagi pohon besar lain namun aku tidak paham nama pohon tersebut. Lagipula ada sebagian di antara mereka yang sudah ditebang.

Di dekat "papringan" juga terdapat dua danau yang saling terpisah namun berdekatan. Keduanya berbeda ukuran. Satu danaunya kecil namun panjang. Dan yang satu lumayan besar atau luas dan dalam.

Aku masih ingat jika suatu malam aku pernah menaiki ayunan yang tergantung di pohon mangga. Ayunan itu terbuat dari bekas ban karet mobil. Aku menaikinya, menghadap ke arah kawasan "papringan" yang begitu gelap. Sangat gelap. Yang aku lihat hanyalah bulan purnama yang bersinar terang dan nampak cukup besar. Namun tertutupi oleh ranting-ranting pohon tanpa daun dan berbengkok. Aku menikmatinya, berayun pelan, melihat purnama, dengan angin semilir di tengah malam.

Lalu bagaimana dengan depan rumah? Halaman depanku ada begitu banyak rumah tetangga yang lain. Jadi tidak ada hal mengganjal untuk kawasan depan.

Aku akan menceritakan beberapa tragedi mistis saat aku kecil sampai aku kelas sekolah dasar.

: Seperti yang kalian tahu bahwa aku jauh dari kedua orang tua. Ayahku entah kemana dan Ibuku pergi merantau lalu pulang saat hari raya lebaran. Aku beragama Islam. Dari kecil aku diajari mengaji di salah satu surau yang tidak jauh jaraknya dari rumahku. Setelah waktu maghrib aku berangkat dan pulang saat setelah waktu isya. Saat itu aku masih sangat kecil, belum sekolah paud ataupun TK. Aku ingat saat itu aku pulang mengaji dan dijemput oleh Kakek. Angin suasana malam itu benar-benar lembut dan dingin. Karena aku ketakutan aku memegang satu jari kakek, sedangkan tanganku yang lain membawa tas. Aku memerhatikan kawasan sekitar. Bola mataku tidak ada hentinya mengamati setiap sudut yang ingin aku lihat. Betapa terkejutnya aku saat aku melihat kawasan yang masih dekat dengan "papringan", di pabrik yang jaraknya lumayan jauh dari posisiku. Di sana aku melihat sebuah kepala, hanya kepala yang begitu bersinar. Kepala bulat layaknya kepala biasa hanya saja itu hanya sebuah kepala tanpa badan dan juga terbang kesana kemari. Saat melihatnya dadaku begitu sesak dan sulit untuk bernafas. Saat itu aku masih kecil tidak paham mengenai apa yang aku lihat. Tetapi, nampak begitu jelas dan aku merasa ketakutan. Aku yakin jika itu adalah hantu. Itu adalah hantu pertama yang aku lihat, dan semoga menjadi hantu terakhir yang bisa aku lihat.

: Saat aku TK pernah ada acara berenang bersama satu angkatan. Tepatnya di salah satu kolam renang yang cukup terkenal di kotaku. Kolam itu terletak di tepi jalan raya. Ada kuburan china yang letaknya tidak jauh dari kolam tersebut. Saat itu aku sendiri. Aku tidak ditemani oleh keluargaku, layaknya temanku yang ditemani oleh Ibunya atau Ayahnya. Waktu itu aku bingung, karena semua temanku sibuk dengan keluarganya masing-masing. Mereka nampak bahagia. Untuk itulah aku tidak mau menggangunya. Aku tidak bisa berenang. Tapi aku suka bermain air, jadi kuberanikan diri untuk memasuki kolam yang lumayan dalam untuk anak TK seusiaku. Awalnya aku hanya duduk di tepi dan memasukkan kedua kakiku ke dalam air, memainkannya maju mundur. Namun tiba-tiba aku melihat ada sebuah lubang hitam yang mendadak muncul dan terlihat memutar. Aku tidak tahu itu apa, namun sepertinya mengerikan. Aku pun berniat untuk mengangkat kakiku keluar dari air. Tetapi, baru saja berniat. Tiba-tiba saja seakan kakiku tertarik entah oleh siapa. Aku terjatuh dalam kolam. Semua tubuhku masuk kedalam air. Aku bingung saat itu, aku tidak bisa bernafas. Aku hanya melihat bajuku yang berwarna pink dan ada sebuah tangan berdarah yang menarik satu kakiku ke arah bawah. Saat itu aku benar-benar takut. Aku hanya berkata dalam hati, "Ibu tolong aku!". Tangan itu menarikku begitu lembut dan perlahan mendekati lubang hitam yang aku lihat tadi. Tidak lama setelah itu, terasa ada sebuah tangan yang menarik tanganku untuk keluar dari air. Itu adalah tangan Ibu guru TK ku! Syukurlah ada yang menyelamatkanku. Setelah itu aku diangkat ke daratan dan langsung tidak sadarkan diri.

The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang