"Ah, Jadi kau tinggal disini juga?" Sowon duduk disamping Yuju, membawakan minum dan juga beberapa makanan ringan untuk tamunya itu.
Sudah 5 menit yang lalu Yuju berada diruang tamu apartemen Sowon.
Entah apa yang membuat Sowon mengajak Yuju untuk bertamu ke tempatnya, bukan pilihan yang baik pula jika Sowon mengabaikan dokter magang itu, dia akan sangatlah tidak sopan.
"Iya, diujung barisan apartemenmu dokter Kim.." Jawab Yuju tersenyum.
Sowon pun mengangguk, sungguh kebetulan yang unik, pikirnya.
"Ah, silahkan diminum Yuju-ssi, dan tidak usah memanggilku dokter Kim jika diluar lingkungan kerja. Sowon saja"
Yuju tertegun. Sowon tersenyum begitu menawan, sungguh senyuman yang mematikan bagi Yuju.
"A-ah.. So-Sowon Op-oppa?" Jawab Yuju setelah seperkian detik terdiam.
Ia tergagap, dalam hati ia merutuki mengapa pertanyaan itu keluar dari mulutnya.
Sowon-ssi, ya Sowon-ssi saja sudah cukup. Ia merasa terlalu ingin "sok akrab" pada senior ditempatnya magang itu.
"Ah itu bagus, aku juga lebih tua darimu kan? Itu tidak masalah" Sowon tersenyum, tangannya tanpa sadar terulur mengusap pucuk kepala Yuju.
Yuju lagi-lagi dibuat terdiam oleh Sowon, jantungnya benar-benar bekerja diatas normal sekarang.
Sowon pun tersadar dan segera menarik tangannya.
"Ah maaf.. Maafkan kelancanganku.. Aku terbiasa begitu pada orang yang lebih muda dariku" Jawabnya jujur, dia memang sering melakukan itu pada Sinb, ah Sinb ya, Sowon jadi terpikirkan gadis itu
Yuju menggelengkan kepalanya sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sekarang mungkin sudah memerah. Entah mengapa Sowon ahli sekali membuatnya jadi seperti ini.
Sowon menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" Emm.. Maaf, namamu Yuna tetapi mengapa dipanggil Yuju?" Tanya Sowon, mencoba mengalihkan kecanggungan ini.
Ia sungguh merasa bersalah atas kelancangannya itu. Ia takut Yuju jadi merasa tidak nyaman diperlakukan seperti itu oleh seseorang yang baru dikenalnya.
Yuju kembali mengangkat kepalanya, mencoba kembali bersikap normal didepan Sowon. Ia tak mau Sowon menganggapnya aneh.
"Sebenarnya nama panggilanku itu kuberikan hanya untuk orang-orang yang ku anggap penting bagiku. Emm.. Dan kau boleh memanggilku Yuju saja Sowon oppa, tidak perlu dengan -ssi" Jawab Yuju lancar.
Ia menghembuskan nafas lega, telah berhasil mengontrol dirinya.
Sowon terdiam beberapa saat, mencoba mencerna kata-kata Yuju.
Ia kemudian mengangkat ibu jarinya "Baiklah, dimengerti! Yuna, Yuju, ya semuanya itu.." Sowon menyeringai lebar.
Setelahnya mereka pun tertawa.
"Hahaha, wajahmu yang tadi sangat lucu" Yuju memegangi perutnya, ia benar-benar tak bisa menahan tawanya.
"Jangan dibahas, aku malu" Tawanya tak kalah kencang dari Yuju, Sowon benar-benar merasa konyol sekarang karena ia menertawakan dirinya sendiri.
"Hahahaha.. Aduh.. Hahaha.." Yuju menutup mulutnya, mencoba menghentikan tawanya.
"Yaa, hentikan tawamu, aku benar-benar malu sekarang" Ucap Sowon diiringi tawanya, dia sungguh malu sekarang.
Yuju pun mencoba menghentikan tawanya, ia mengambil minuman diatas meja dan meminumnya dengan cepat, tenggorokannya benar-benar kering akibat menertawakan wajah konyol Sowon tadi.