"Bunny?"
Sinb melirik pada Sowon, manatapnya dengan tatapan aneh sesaat setelah Sowon menyebut kata tersebut.
"Ah, Eunha? Ada apa kemari?" Sowon meralat ucapannya dengan cepat, pandanganya terarah pada Sinb.
Eunha masih berdiri dengan tatapan aneh dan juga heran pada dua orang didepannya, ia menaikan sebelah alisnya, seperti ingin meminta penjelasan tentang situasi yang terjadi saat ini.
Sowon kembali memfokuskan pandangannya pada Eunha, entah mengapa jantungnya jadi bekerja begitu cepat.
"Em.. Kalian ternyata cukup dekat ya?" Ucap Eunha kemudian, menatap lekat Sowon.
"A-aku ingin pergi dengan Sinb, aku mengantarnya ganti baju, tidak tidak, aku menunggunya ganti baju diruang tamu, iya iya itu.. K-kami memang sudah biasa seperti ini sejak semasa kuliah" Jawab Sowon, dalam hati ia mengutuk mengapa dirinya mengatakan semuanya secara detail dan menjadi gugup seperti ini.
Sinb dan Eunha menatapnya aneh, kenapa pria ini gugup, pikir mereka. Bertanya-tanya dengan pertanyaan yang berbeda dipikiran masing-masing.
"Hanya sebatas mengajari pelajaran ya? Tapi mengapa baru sekarang memberitahuku jika mereka sudah dekat seperti ini bahkan sejak kuliah?" batin Eunha.
"Bukankah ini sudah biasa? Jalan keluar bersamaku, mengapa harus dijelaskan pada dia?" Batin Sinb.
Pandangan Sowon terus berputar, mencari cara agar tak jatuh pada pandangan Sinb ataupun Eunha.
"Oke baiklah, karena kau teman dekat Sowon oppa, mari kita berkenalan lagi, karena aku ingin menjadi teman dekatmu juga" Ucap Eunha setelah sebelumnya menghembuskan nafas pelannya terlebih dahulu.
Sinb sedikit terkejut tapi ia mampu kembali mengontrol ekspresi dinginnya.
Mengapa harus berkenalan lagi, bahkan mereka sudah berkenalan sejak setahun yang lalu, meskipun hanya sebatas kenal dan tak ada interaksi apapun.
Sinb jadi teringat kembali saat pertama kali berkenalan dengan wanita bernama Jung Eunha ini, kejadiannya tak jauh berbeda seperti pertemuannya dengan Yuju, hanya saja saat itu Sinb tak sampai menangis didepan Sowon, ia hanya menunjukan kekecewaannya dan Sowon pun segera meminta maaf.
Tapi mengapa untuk kedua kalinya Sinb tak bisa menahannya, bahkan sampai saat ini ia tak tahu siapa gadis bernama Yuju itu, bahkan namanya.
Sementara itu, Sowon sedang menatap Eunha dengan was-was, entah mengapa perasaannya jadi tidak enak.
"Bolehkan oppa? Karena aku teman dekatmu juga, jadi aku ingin berteman dengan teman dekatmu yang lainnya?" Eunha tersenyum, menekan setiap kata teman dekat.
Sinb menatap heran, kata teman dekat membuatnya merasa aneh, ia berpikir dengan berbagai macam pertanyaan dikepalanya. Apakah Eunha sama dengannya, pikir Sinb.
Sowon membasahi bibirnya yang mengering. Sinb dan Eunha tentu berbeda dihidupnya, meskipun Eunha menganggap Sinb dan dia adalah sama, teman dekat Sowon.
Ia mengangguk pelan sebagai respon yang paling tepat atas situasi saat ini.
Tapi Sowon pikir mengapa ia harus gugup saat ini, saat Sinb dan Eunha bertemu, mungkin situasinya yang membuat ia gugup.
Sinb dan Eunha pernah berpapasan beberapa kali saat perawat mungil itu berkunjung kapartemen Sowon dan Sinb pun tahu sedekat apa Eunha dan Sowon, meskipun ia yakin tidak sedekat dirinya dengan Sowon oppanya itu.
Tapi satu hal yang membuat Sowon seperti ini adalah karena selama ini ia hanya mengatakan jika ia hanya mengajari Sinb belajar tak lebih dan sekarang ia baru saja mengatakan akan keluar bersama Sinb, tak mungkin ia mengelak dan mengatakan jika keluar untuk belajar karena ada Sinb disampingnya sekarang.