Colin menatap kepergian pegawainya dengan tajam. Dirinya jarang berada di hotel ini karena sejauh yang dia dengar hotel ini benar-benar dijalani dengan baik, selain itu dia tidak punya waktu untuk mengawasi hotel-hotelnya jika tidak memiliki masalah. Jadi dia jarang hadir jika tidak ada yang harus diurusnya tapi dirinya sungguh penasaran saat mendengar jika manajer di sini sangat hebat dan mendapat pujian dari semua orang dan sepertinya dia harus memberikan penghargaan untuk orang itu hingga dia tidak perlu repot berada di sini terlalu sering.
Colin menatap sekeliling suite-nya dan dia tahu jika apa yang dia dengar memang benar. Sejauh ini dia tidak menemukan kesalahan dan kekurangan apa pun. Semuanya sesuai dengan keinginannya. Di akhir minggu jika semuanya seperti apa yang dia dengar. Dirinya ingin menawarkan sesuatu yang lebih untuk wanita itu. Pekerjaan yang akan memberikan gaji yang lebih besar dan jabatan yang lebih tinggi tapi Colin ingin melihat sendiri kinerjanya.
Colin menelepon salah seorang teman wanitanya di kota ini untuk menemaninya ke pesta yang diadakan di hotelnya besok malam. Sejak ditinggal pergi tunangannya yang pengkhianat, dia tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan karyawannya seberapa menarik pun orang tersebut dan suara manajernya tadi sudah cukup membuatnya tertarik. Bahkan namanya hampir mirip dengan tunangan pengkhianatnya, hal itu membuat Colin semakin tidak ingin mendekatinya.
Di hotel mana pun dirinya berada dia akan selalu membawa teman kencan, agar tidak ada yang berharap akan menjadikan CEO mereka menjadi suami mereka, semua teman kencannya tahu jika dia tidak akan menikahi mereka.
Mamanya berusaha menjodohkannya dengan anak sahabatnya saat melihat betapa dirinya terpuruk tapi dia menolaknya mentah-mentah dan akhirnya setelah enam bulan, dia bisa bangkit dari keterpurukannya. Dirinya sama sekali tidak ingin mengalami semua itu lagi. Jadi dia mengunci hatinya dan membuang kuncinya sejauh mungkin.
Dia menikmati minumannya sambil memandang pemandangan kota Melborne, saat sudah selesai dia kemudian memutuskan untuk tidur karena besok dia harus mengawasi kinerja manajernya.
Saat terbangun di pagi hari, dia menatap jam dan hari baru pukul 08:00. Dirinya mengambil telepon dan menghubungi layanan kamar, meminta manajer mereka untuk datang membawakan sarapan untuknya dan mengganti spreinya. Dia tidak peduli jika itu bukan tugas wanita itu. Dirinya ingin melihat sejauh mana wanita itu akan bertahan di bawah tekanan karena pekerjaan yang akan dia berikan nanti pastinya akan penuh dengan tekanan dan tuntutan darinya.
"Masuk!" perintah Colin saat bel berbunyi.
"Ini sarapan Anda, Sir."
"Letakkan di meja."
"Baik."
"Sekarang ganti sprei di kamarku karena nanti malam aku akan mengajak seseorang ke sini."
Deg
Tiba-tiba hati Lexa terasa sakit mendengarnya. Kamu tidak berhak atas dirinya lagi Lexa, jadi hapus rasa cemburu dan sakit hatimu.
"Baik, Sir," jawab Lexa dan segera pergi ke kamar Colin untuk mengganti spreinya. Dia tahu jika ini bukanlah tugasnya tapi laki-laki itu bosnya, jadi ia akan menurut apa pun yang diperintahkan padanya.
"Ada lagi, Sir?" tanya Lexa saat sudah selesai mengganti sprei.
"Apa kamu masih sakit?"
"Ya_, Sir," jawab Lexa dengan sedikit gugup karena Colin menatapnya dengan tajam seolah menilai dirinya.
"Siapkan makananku!" perintah Colin.
Sesaat Lexa terdiam saat mendengarnya, apa dia berusaha mempermainkan aku atau sengaja agar aku menolak hingga dia memiliki alasan untuk memecat kami semua?
![](https://img.wattpad.com/cover/188802416-288-k450758.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lexa (TERSEDIA VERSI CETAK)
Roman d'amourREADY STOK Pemesanan bisa via : WA : 081398520888 Shopee : Angelvin Tersedia ebook di google play, ketik yessy lie *** Tiga tahun lalu Lexandre Audree mengkhianati Colin Akiva Donovan yang merupakan calon suaminya dengan meninggalkannya tepat satu m...