30. Hadiah Pernikahan

3.5K 136 14
                                    

Berpisah dengan orang yang kita cintai dan sayangi memang tidaklah mudah, berat rasanya tapi cobalah kita lihat dari sisi yang berbeda bahwa berpisah mengajarkan kita apa itu mandiri.

Pagi ini rasanya berbeda, yah mungkin hari-hariku sudah tidak sendiri lagi dan tidak bergantung pada orang tua.

Setelah membereskan rumah, Aisyah menunggu Yahya pulang dari pengajian pagi sambil menyirami bunga ..

"Assalamu'alaikum dek " Yahya menghampiri Aisyah

"Wa'alaikumsalam mas" Aisyah mundur

"Nda mau saliman ini, Ko menjauh?"

"Ais belum mandi mas, masih bau.. hehe" sambil garuk-garuk tengkuk

"Ya Alloh kamu ini .. memangnya habis ngapain saja sampai belum mandi hmm?"

"Ngapain yah, ntar mas juga tahu. Sana gih masuk duluan. Ais selesaiin ini dulu ntar nyusul"

"Nda ah takut aku"

"Loh takut kenapa?" Aisyah heran

"Kalau aku masuk duluan aku takut nanti kamu sendirian dan ada yang nyulik" Yahya terkekeh

"Ada-ada saja ah .. yaudah Aisyah mandi dulu"

***

Yahya terkejut melihat masakan sederhana tertata rapi di meja makan, dan rumah yang begitu bersih. Ucapan syukur kembali terapalkan di mulut Yahya.

"Mas"

"Yah"

"Ko senyum-senyum sendiri gitu, aku kan jadi ngeri lihatnya"

Senyum Yahya kian lebar sampai membuat matanya menyipit memandang Aisyah

"Ihh mas ada apa sih Ais bingung asli"

Yahya menghampiri Aisyah, memeluk dan mencium ubun-ubun Aisyah

"Mas .. "

"Nopo dek?"

"Mas aneh banget sih"

"Aku tahu mungkin sulit buatmu beradaptasi di rumah ini, berpisah dengan orang tua bahkan teman-teman juga dan terimakasih sudah berlatih mencoba menjadi istri yang baik untukku .. " memegang kedua bahu Aisyah

"Itu sudah jadi kewajiban terbaru aku mas"

"Jadi sudah mulai mempelajari kewajiban-kewajiban seorang istri nih" goda Yahya

Blushh merona wajah Aisyah

"Ihh ta.. tapi belum semua mas. Sudah lah makan dulu mas" mengambil makanan

***

Kuliah Aisyah lusa sudah mulai aktif tandanya ia sudah masuk semester ketiga.

Tringg

"Mas HPnya bunyi itu"

"Bawain sini dek ke balkon"

Sorban Ustadz Yahya (Telah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang