Tidak mungkin menampung tiga anak besar ini di kosannya. Barang sehari pun, Jackson yakin tak akan bisa.
Jadi, sudah diputuskan hari ini juga mereka harus segera pindah ke rumah yang Darren sudah siapkan. Beserta mobil dan segala-segalanya. Semoga jantung Jackson sudah siap menerimanya.
"Udah beres, Om?" Yireon melihat dengan seksama Jackson mengemas semua barang-barang yang menurutnya perlu dibawa.
Tidak banyak sih, tapi mengemasnya agar terlihat rapi itu yang sulit. "Ah, sudah. Ayo berangkat. Bentar, Om pesenin taksi dulu—"
"Stop, gak usah Om. Bang Dylan udah bawa mobil kok itu," sergah Yireon pada Jackson yang baru saja ingin menekan nomor telepon taksi tersebut.
Ya bagus deh, jadinya Jackson bisa menghemat. "Persiapannya matang juga untuk hal yang tiba-tiba, ya," gumamnya.
"Ayo, Om cepetan! Gunho gak sabar mau naik mobil terus ngeliat Bang Dyl nyetir. Pasti asyik banget!"
"Buset, udah kayak gak pernah naik mobil aja cah gemblung satu ini," ucap Jackson dalam hati.
🌸WONDERFOOLS WANG🌸
"HOWEEEEKKKK." Suara muntah yang dibuat-buat itu adalah milik Jackson. Gara-gara naik mobil itu dia jadi mabuk berat.
Bukan. Bukan karena Jackson gak pernah naik mobil. Tapi karena yang nyetirnya kayak orang kesetanan. Ah elah! Ternyata ini yang ditunggu-tunggu sama Gunho?! Berasa lagi balapan F1. Sinting.
Belum selesai sampai disana sinting nya. Lanjut, Jackson sekarang kena culture shock saat melihat rumah kakaknya yang gueeedeee nya bukan main bikin dia gigit-gigit jari.
Wah, rasanya baru saja waktu itu Jackson main kesini rumahnya masih tingkat satu. Eh sekarang sudah jadi tingkat enam!
"Om? Om gak apa-apa, kan? Perlu aku ambilin obat anti bengong???" Yireon pertayaannya gak penting banget. Asli.
"Ini... sejak kapan renovasinya?" Jackson bertanya balik.
"Renovasi? Emang rumah ini pernah di renovasi?" Yireon bingung. Karena pas dia lahir juga rasanya rumahnya tetap kayak begini.
"Hadeh. Rumah ini sudah di renovasi waktu saya masih SD, Om," sahut Dylan.
Namun, tunggu, saat Dylan SD? Astaga itu sudah 7 tahun yang lalu!!? Ternyata selama itu juga dia jarang berkontak dengan kakaknya.
Masuk ke dalam rumah bukannya jadi tenang, malah tambah pusing. Barangnya dilapis emas semua, benar-benar crazy rich ini keluarga. Jackson mah apa, hanya kerikil jalanan.
"Kalian, apa gak pusing ngeliat berbagai macam guci dilapis emas kinclong kayak gini setiap hari?" Tanya Jackson.
"Nggak lah, Om. Karena kita gak pernah liatin." Jawaban dari Wang Gunho ini ngeselin tapi gemas. Dia nya jawab sambil nyengir, makin manis deh, jadi gak tega Jackson ngata-ngatain.
"Om mau guci nya? Ambil aja," kata Yireon.
"Eh!? Boleh, nih?" Jackson sudah senang semringah, tahunya dibalas,
"Boleh, kalau sama aku. Gak tahu kalau sama Mama Papa. Hihihi." Ngeselin. Yireon ngeselin banget daritadi.
"Dua kali udah ya gue kena troll kalian berdua. Gak cuma Bang Darren doang ternyata yang gila, anak-anaknya juga ikutan." Jackson terkekeh saat mengatakannya.
Ah, jadi teringat dulu dirinya sering sekali dijahili oleh kakaknya. Andai waktu bisa diputar kembali.......
"Om mau saya beliin susu gak?" Dylan bertanya sambil menghampiri Jackson yang masih berdiri di tempat karena teringat masa lalu.
"Susu? Kenapa tiba-tiba susu? Perasaan tadi bahasnya guci?" Jackson mendongak dengan ekspresi kebingungan.
Ia lantas melihat gerak-gerik Dylan. Matanya menatap Jackson dari bawah ke atas dengan seksama.
"Biar bisa tumbuh ke atas! Hahaha!" Dylan langsung ngacir. Nah yang begini ini baru minta dikata-katin banget.
"BOCAH SABLENG, HEH JANGAN KABUR LO! SINI GUE TAMPOL!" Jackson berlari mengejar Dylan sembari tertawa kencang.
Mulai sekarang hari-hari Jackson akan lebih berwarna sebab kehadiran mereka bertiga.
• b e r s a m b u n g •
EDITANNYA MAKSA BANGET TAPI AKU SENENG LIATNYA HAHAHAHA 😭😭😭💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERFOOLS WANG.
FanfictionJadi, mereka- Keluarga Wang, tinggal sama-sama di Hong Kong. Alasannya orang tua Dylan, Gunho, juga Yireon sedang ada pekerjaan di luar Hong Kong yang mengakibatkan mereka tidak bisa ikut. Sebenarnya bisa aja sih pindah, cuma Gunho dan Yireon sama-s...