Alasan Allah pertemukan

88 11 1
                                    

"Hasan..kamu apain Nadya, Nak?
Pulang sekolah tadi dia bilang ke Bunda dia sakit. Kenapa nggak diantar pulang sama kamu?"

Yang ditanya hanya melamun menatap dinding, dia jadi merasa bersalah pada Nadya, dia jadi lupa kalau tanggung jawabnya adalah menjaga Nadya. Itu pesan Bundanya.

"Jangan pernah kamu nyakitin gadis kecil Bunda, kalo sampe itu terjadi, Bunda nggak akan kasih ijin lagi kamu nemuin dia."

Bunda meninggalkannya.

Pikirannya campur aduk sekarang.

Aneh memang.

Bukankah sebelumya ia sedang berselfi ria bersama Rara?

Dan, bukankah tadi dia yang sangat bersemangat menyiapkan kejutan untuk Rara?

Seharusnya ia senang, karena sudah menyenangkan wanita yang ia dambakan untuk dijadikan kekasihnya itu.
Tapi, ini rasanya beda. Saat mengetahui kalau Nadya, sahabat kecilnya itu menderita karenanya.

Tidak ada yang berubah kalau hanya menyesali, Hasan mulai beranjak dari duduknya. Mulai membersihkan diri, lalu ia akan pergi ke rumah Nadya dan Mencoba meminta maaf.

🐬🐬🐬

"Ehh..ada Hasan, masuk Nak, mau cari Nadya ya?"

"E-em iya, bu. Nadya nya ada bu? Tanyanya.

"Ada-ada kok, sebentar yaa ibu panggilin. Kamu duduk dulu, San"

Ia hanya mengangguk. Rumah Nadya cukup sederhana, tapi sangat unik setelah mengetahui kalau Sahabatnya itu lah yang sudah mendesain nya.

Perlahan terdengar derap langkah seseorang..

"Assalamu'alaikum, Hasan"

Saat ia mendongak, wajah Nadya lah yang terlihat. Ia sedang memakai gamis berwarna peach, dengan kerudung senada. Sangat cantik. Ah!

"Wa-alaikumussalam, Halo Nad?"

Nadya hanya tersenyum tipis, lalu beranjak duduk di sofa seberang tempat ia duduk.

"Mm..Nad, kamu marah sama aku ?"

"karena tadi pagi? Nggak lah, cuma karena itu kenapa aku harus marah. Iya kan?"

Balasannya terdengar datar, ia jadi teringat janjinya dengan Nadya. Kalau ia tidak akan pernah menyukai seseorang sebelum ada ikatan halal.

Dan hasilnya, dia sendiri yang mengingkarinya.

Maka kalian, janganlah mendahului Takdir Allah, atau akan jadi seperti yang aku alami sekarang.

"Iya bener, tapi aku minta maaf ya?"

"Nggak apa-apa, Hasan. Lupain aja. Oh iya, sebentar ya aku ambilin minum."  Wanita itu sudah mau beranjak, namun urung saat Hasan menolak.

"Gak perlu Nad, aku cuma mau minta maaf. Dan iya, aku salah karena udah ingkar janjiku ke kamu. Maaf." usai minta maaf, ia beranjak dari duduknya.

"Aku pulang dulu yaa" pamitnya.

"Tunggu dulu, kamu suka sama Rara?" tanya sahabatnya.

Tak Dapat Ku GenggamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang