Aku sekeping yang tak diinginkan

60 11 3
                                    

Saat pagi menyapa, perlahan mataku terbuka karena terganggu oleh sinar matahari, karena semalam, hari ini aku bertekad untuk tidak menghabiskan waktu hanya untuk mengulang masa lalu, dan melakukan hal yang sia-sia lagi. Hari ini aku ingin menjadi sosok yang ceria, katanya, apabila ada satu orang yang selalu menampilkan senyumannya setiap saat, orang lain pun akan ikut tersenyum. Anggap saja Sambil mengumpulkan ladang pahala.

Selamat pagi, hari ini langit biru sangat indah, seindah wajah Dewi yang saat ini memiliki semangat yang berkobar.

Baru saja aku ingin menurunkan kaki ke lantai dengan anggun, tiba-tiba suara Dewi menggema di penjuru kamar, langsung saja aku loncat dan berlari. "Nadyaaa!!.. "

"Kenapa kenapa?" aku langsung menghadap Dewi yang sudah berdiri di depan pintu kamarku

"Kamu tau, faisal? Anak yang gemes tapi nyebelin juga..yang pomed nya sering kecium setiap kali kita lewat ruang rawat ibunya.. Ternyata dia lulus hari ini!, Pokoknya aku mau dateng ke sekolahnya Nad"

Aku hanya tersenyum tipis menanggapi kabar yang disampaikan Dewi, tenang Nadya, masih pagi loh ini. Gaboleh esmosian.

Kabar yang disampaikan Dewi membuatku sangat senang, akhirnya, Faisal si anak badung lulus dari tingkat SMP, karena sudah dua tahun Faisal di vonis terkena serangan tidak lulus kelas atau tidak naik kelas. Saat ditanya alasanya dia menjawab karena tidak ingin jauh-jauh dari ibunya yang sedang sakit. Ibu Faisal dirawat di rumah sakit, akibat terkena penyakit Diabetes. Faisal hanya mempunyai satu keluarga terpenting di hidup nya, yaitu ibunya, maka dari itu Faisal sama sekali tidak ingin menyia-nyiakan waktunya untuk pekerjaan yang lain. Tetapi, semuanya berubah saat Dewi yang membujuk dan memberi petuah berharga, Faisal mulai memiliki semangat untuk sekolah.

Kejadian menyakitkan yang terjadi di hidup kita bukan berarti kita bisa hidup sesuka hati. Hiduplah karena takdir! Takdir karena Allah masih memberi umur hingga sekarang. Alasan Faisal menurutku, bukan karena ingin menjaga ibunya. Kalau dia mau, Faisal bisa sambil belajar selagi menjaga ibunya, Ini hanya masalah niat atau kemauan.

"Jadi, acaranya dimulai jam berapa? kalau pas aku lagi free, Insyaallah aku dateng"

"Kemarin sih Faisal bilangnya jam tujuh-an, tapi kamu nggak papa kalau agak telat. Acaranya selesai pas Adzan Ashar berkumandang" acara apa ini? Harusnya, acara selesai saat sebelum Adzan berkumandang bukan saat adzan dikumandangkan!.

Saat aku ingin berkata, Dewi mengerti kalau aku akan komplain.

"Wajar Nadya, Sekolah Faisal itu Negeri bukan swasta kalau kamu mau komplain, ke kepala sekolahnya, nanti, jangan ke aku. Kecuali, kalau kepala sekolahnya suamiku baru ada hubungannya! Ahaha.."

"Dan pertanyaannya, kepala sekolahnya mau nggak sama kamu!? hahaha.." balasku

"Mau lah, pasti. Aku ini cuma kurang gemuk kok"

"Matamu! Jari-jari tanganmu aja kayak jempol semua gitu, kok"

"Yaudah lah, aku mandi duluan, kamu sarapan aja. Lagian kegiatan kita beda hari ini" ujarku mengambil handuk lalu mulai beranjak.

"Hellow yaa, aku udah mandi jam 4 pagi tadi! kayanya selesai kamu mandi aku udah berangkat, nih kuncinya, jangan lupa rumah dikunci!"

"Fii amanillah, sayang! Jaga diri baik-baik, jangan lihat kanan kiri kalau ada yang bening-bening. Tapi khusus untuk menyebrang jalan, itu diharuskan, Byee"

lalu perlahan, rasa dingin menghantui tubuhku.

🐬🐬🐬

Mobilku meluncur melewati jalan raya yang mulai padat, hari ini adalah hari Sabtu, atau bisa dikatakan Malam minggu. Sudah pasti jalanan akan dipenuhi oleh pemuda-pemudi yang sedang menikmati masa liburnya.

Tak Dapat Ku GenggamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang