Pulang sekolah aku dan Hyera sepakat untuk pulang bersama, namun di persimpangan jalan kami berpisah, arah rumah Hyera ke Kiri sedangkan aku ke kanan sebelumnya kami juga sempat bertukar ID Line dan Kontak Whatsapp, agar kami bisa berkomunikasi nanti. Hyera bisa dibilang berkecukupan, selebihnya aku tidak tahu karena kami memang baru saling mengenal.
Pikiranku kembali pada surat tadi, aku kembali teringat kalau aku punya janji dengan mereka. Apakah sampai segitunya ya aku berbuat kesalahan? Kenapa sampai harus membuat pertemuan?
Aku berbelok ke arah lapangan basket di pinggiran jalan yang hanya tertutup oleh jaring kawat. Aku masih menggunakan baju seragam, belum sempat ganti baju jadi aku khawatir bajuku akan kotor. Menyebalkan
"Itu Dia!!" salah satu dari mereka- maksudku member geng itu berlari menghampiriku lalu merampas tas sekolah ku yang kini berpindah tangan padanya, ku kejar ia yang berlari semakin cepat lalu tasku yang ia pengang malah ia lempar ke teman di depannya. Aku benar benar muak
"KEMBALIKAN TASKU!!!" pekik ku padanya sambil berlarian mengelilingi lapangan ini. Aku baru tersadar, kalau selama ini aku di jebak betapa bodohnya aku yang telat menyadarinya.
Kemudian aku berhenti berlari, berusaha menetralkan detak jantungku dan napasku yang mulai ngos-ngosan ditambah keringat yang mengucur di dahiku. Namun aku terkesiap, seseorang di belakangku tiba tiba saja seseorang menjambak rambutku. Oh Tuhan, apa aku harus pulang sekarang?
Aku melihatnya, mereka berenam tersenyum miring yang jelas Fake smile. Kakiku lemas, kepalaku pusing, aku memegangi dadaku yang nyeri, Oh tidak, aku kambuh lagi.
Setidaknya ku lihat salah satu dari mereka berubah cemas sebelum aku terhuyung jatuh dan semuanya gelap..
...
Mataku yang semula berat kini menjadi ringan, ku buka mataku perlahan lahan dan ku dapati aku sedang tidak ada di lapangan melainkan di sebuah kamar bercat putih bau obat-obatan mulai menyeruak di hidungku. Aku berada di rumah sakit.
"Ck, Dasar Lemah.."
"Baru lari segitu saja sudah pingsan"
"Kalau memang tidak kuat jangan paksakan"
"Masih beruntung kami mau mengantarmu ke sini"
"Aku kira kamu mati"
"Hahaha"
Begitulah yang sekarang ku dengar, yang jelas mereka mencacimaki diriku. Ku kumpulkan nyawaku lalu bangun dari tidurku ini berniat membalas perkataan mereka.
"YA, KALIAN SEMUA BENAR. AKU MEMANG LEMAH, AKU MEMANG TIDAK PUNYA MALU, DAN AKU MEMANG BODOH. BODOH KARENA MAU MENURUTI PERINTAH KALIAN! KALAU KALIAN MEMANG MEMBENCIKU, KENAPA KALIAN MEMBAWAKU KESINI? PADAHAL BIARKAN SAJA AKU DI LAPANGAN TADI. TOH, AKU JUGA AKAN MATI SEPERTI YANG KALIAN INGINKAN. PUAS?!"
Hatiku benar benar padam, tidak ada lagi cahaya. Hidupku suram, gelap, dan menyeramkan. Setelah berbicara seperti itu, ku cabut selang infus di pergelangan tanganku yang sedari tadi menyalurkan energi untukku lalu beranjak turun dan membawa tasku yang ada di pangkuan salah satu member geng sialan itu.
"Terima kasih sudah membawaku kesini, namun itu percuma. Aku benar benar mati sekarang.. Hahahaha..."
Ya mungkin aku benar benar mati sekarang, hatiku yang mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin Love With U - [YU ZEYU]
FanfictionBeri aku chemistry yang istimewa, hingga dirimu sendiri sulit berpaling. Hingga pada akhirnya kita sama-sama malu mengungkap, malu berbicara, dan berakhir tanpa kepastian yang jelas. "Kamu... beneran suka Lia?" "Hm, iya tapi-" "Tapi apa? Kamu sadar...