cerita ini tersedia versi cetaknya yaa readers, bisa diorder ke saya atau via penerbit diandracreative
happy reading
___________________________________________________________________________________
"Ndo... Aku ingin meminta bantuanmu..." kudengar suara seseorang yang begitu lirih di hadapanku.
Entahlah ada angin apa wanita ini bisa hadir di ruang kerjaku hari ini. Aku sempat terkejut saat asistenku menyebutkan namanya sebagai orang yang sudah membuat janji untuk bertemu denganku siang ini. Tapi tentu saja akupun tak punya alasan untuk tak mau bertemu dengannya.
Aku memilih untuk tidak menjawab dan hanya menatap wanita itu. Wanita berwajah blasteran Kaukasia yang terlihat manis dengan gaun panjang dengan motif bunga-bunga berwarna dasar putih, dan dipadu dengan cardigan berwarna kuning yang membuat rona wajahnya terlihat cerah. Rambutnya yang berpotongan pendek juga membuatnya terlihat segar dan jauh lebih muda dari usianya yang sebenarnya sudah cukup matang untuk ukuran seorang wanita.
Aku berdehem pelan.
"Apa?" tanyaku kemudian, yang kuyakin dengan nada suaraku yang terdengar cukup datar.
Dia tampak berpikir sejenak setelah akhirnya aku membuka suaraku. Raut wajahnya menyiratkan keraguan yang mendalam. Ada apa sebenarnya? Apakah masalah ayahnya? Ya, aku memang mendengar kabar bahwa ayahnya masuk rumah sakit sejak beberapa waktu yang lalu. Dan aku memang belum menyempatkan diri untuk mengunjungi karena aku bahkan tidak dekat dengan wanita di hadapanku ini. Terlebih lagi, aku juga tidak mengenal ayahnya.
Wanita itu mulai menatapku, dan aku membalas tatapannya lalu menautkan kedua alisku. Menandakan bahwa aku masih menunggu apa yang akan dibicarakannya padaku saat ini.
"Ndo..." lirihnya lagi.
"Hmm..." gumamku. Mencoba untuk bersabar sampai dia mengungkapkan apa maunya.
"Bisakah kamu... menikahiku?" tanyaku kemudian
Oh, dia ingin menikah. Denganku?
Tunggu, tunggu! Apa tadi!? Aku pasti sudah salah mendengar, kan?
Aku yakin kedua alisku pasti semakin bertaut sekarang.
"Apa?" tanyaku lagi, berharap dia akan mengulangi kalimatnya, namun tak akan terdengar seperti apa yang ditangkap oleh pendengaranku sebelumnya.
"Aku memintamu menikahiku, Ndo..." ucapnya lagi dengan suaranya yang sedikit melirih.
Astaga, jadi aku tak salah dengar?
"Kau sakit?" tanyaku datar.
Ini benar-benar terlalu tiba-tiba. Tak ada angin, tak ada hujan. Yang ada hanya cuaca cerah di luar sana. Dan dia tau-tau datang memintaku untuk menikahinya? Apa dunia ini sudah mau kiamat?
Dia menghembuskan napas berat dan kembali menatapku.
"Ayahku, Ndo... Memintaku untuk menikah. Ayah ingin memiliki kesempatan untuk menikahkan aku sebelum sampai pada akhir hayatnya..." jelasnya dengan nada meminta.
Ya Tuhan, aku tidak tahu kalau penyakit ayahnya sudah separah itu.
"Lalu?" tanyaku, masih berusaha bertahan dengan nadaku suaraku yang kuharap terdengar datar.
"Aku... nggak punya calon..." jawabnya pelan.
Terus, maksudnya apa, sih? Aku yang harus menjadi tumbalnya, begitu? Dia kira dia itu siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Destiny [Repost]
RomanceMungkin takdir yang membuatku harus menikah dengan sahabat abangku sendiri, meskipun tanpa cinta di antara kami. Apakah ini akan menjadi sebuah takdir yang pahit, atau malah takdir termanis yang pernah terjadi padaku? (Orlando Diwangkara) Copyright...