4. Date With Abang (DWA)

20.1K 1K 16
                                    

Happy reading
.
.
.
.

Hari ini Aila dikejutkan seseorang yang sudah lama tidak ditemuinya. Laki-laki itu berdiri di depan rumah dinas Akhtar dan sedang berbicara. Aila yang baru saja selesai joging menghampiri mereka.

"Assalamu'alaikum" sapanya. Laki-laki itu langsung memeluk Aila erat. "Abang kangen kamu dek. Adek Abang yang cantik jelita"

Aila mencubit pinggang laki-laki yang memeluknya. "Lebay deh Abang" dia tertawa.

Hafizh adik dari Habib kini sudah berada di depan rumah dinas Akhtar dan memeluk erat Aila. Vebby dengan senyum centilnya berusaha menggoda Hafizh.

"Ikut Abang yuk, bantuin beres-beres di rumah dinas" Aila mencebik tetapi langsung mengiyakan ajakan Hafizh.

Setelah berpamitan dengan Akhtar. Aila dan Hafizh menaiki motor matic milik Aila. Hafizh yang membawanya.

Kini Aila ada di rumah dinas Hafizh bertiga membersihkan rumah dinasnya bersama dengan Habib. Tadi dia datang membawa beberapa makanan dan minuman untuk Hafizh dan Aila juga.

Akhirnya selesai juga mereka membersihkan rumah dinas Hafizh. Aila duduk dengan memegang minuman kaleng dan beberapa cemilan yang dibeli Habib.

"Bang, Ai, dijodohin sama Papa"

Byurrrr

Minuman yang mereka minum, mereka sembur kembali. "WHAT??" Tanya keduanya bersamaan.

"Sama siapa dek?" Tanya Habib. Aila menghela nafas dan memeluk Habib lalu dia menangis sesenggukan. Menumpahkan segala bebannya.

"Hiks.. namanya Azlan.. hiks.. dia Letnan satu dan tinggal disini juga.. hiks... Abang.." tangis Aila kembali pecah. Habib dan Hafizh menepuk punggung Aila pelan untuk meredakan tangisnya.

"Jangan nangis sayang. Abang tahu kalau kamu nggak mau dijodohkan seperti ini, apalagi dia seorang tentara. Abang tahu kamu belum siap" Aila hanya mengangguk membenarkan ucapan Habib.

"Ganteng mana dek sama Abang?" Tanya Hafizh yang malah mendapatkan sentilan di keningnya oleh Habib. "Sakit bang"

"Dia dingin kayak es, mukanya datar kayak triplek" sontak keduanya tertawa terbahak-bahak mendengar Aila mendefinisikan tentang Azlan.

Hafizh menekan tombol telepon. Dia menelepon Hasan--Papanya yang berada di Jambi.

"Assalamu'alaikum, ada apa ini?" Tanya Hasan yang berada di seberang. "Sudah sampai dek?"

Aila lalu berhenti menangis di pelukan Habib. Habib mengusap air mata Aila dengan tisu yang sudah disediakan oleh Hafizh.

"Sudah Pa. Ini baru saja selesai bersih-bersih sama Abang dan Adek"

"Assalamu'alaikum Papa Hasannya Aila" terdengar suara tertawa disana.

"Waalaikumsalam anak cantiknya Papa Hasan. Apa kabar sayang?"

"Buruk Pa. Aila dijodohin sama seorang tentara" kali ini suara Habib yang menjawab. "Om Akhtar yang jodohin sendiri"

"Minta dihajar orang itu. Seenaknya aja jodoh-jodohin anak Papa. Dikira anak cantiknya Papa Nggak laku apa? Kamu tenang ya sayang. Minggu depan Papa akan datang dan hajar Papa kamu"

"Jangan Pah, kasihan Papa nanti kalah lagi sama Papa Hasan" Hasan tertawa diseberang sana bersama dengan Hanifah istrinya.

"Anything for you my princess nya Papa Hasan dan Mama Hanifah. Kita ketemu Minggu depan ya nak"

Falling in love Letnan (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang