Kringggg....
Bel sudah berbunyi pertanda pelajaran kedua akan segera dilaksanakan. Masing - masing siswa/siswi kembali ke tempat duduk masing - masing.
"Kamu abis dari mana?" Tanya Ria penasaran.
"Tadi disuruh bu meva sebentar." Jawab Desi berbohong.
"Kata anak-anak, kamu pergi sama anak baru itu?" Tanya Ria
Setelah membeli minum dikantin tadi, Ria berjalan menuju kelas dan mencari sahabatnya itu. Desi. Tapi, ketika dia menanyakan sahabatnya ke salah satu teman sekelasnya mereka berkata kalo Desi sedang bersama anak baru itu, Rifal. Hanya saja, Ria belum mengetahui insiden yang didapatkannya hari ini.
"Aku gak mau bahas dia." Jawab Desi
Ria hanya mengangguk saja ketika Desi berkata demikian, mungkin ada sesuatu yang sudah terjadi diantara mereka pikir Ria, hanya saja Desi belum siap untuk bercerita. Ria akan bertanya kembali nanti ketika Desi sudah siap untuk bercerita.
"Keluarkan kertas selembar, sekarang kita ulangan Matematika." Ucap bu Dewi yang sudah berdiri di depan kelas.
Info akan dilaksanakan ulangan matematika ini sudah Bu Dewi sampaikan seminggu yang lalu, jadi mereka tidak begitu kaget ketika Bu Dewi berkata demikian, Desi dan Ria sudah mempersiapkan dan mempelajari beberapa materi yang akan di ulangankan. Mereka siswi pintar, tidak mungkin mereka belum mempersiapkannya. Dan mereka siap untuk ulangan hari ini. Tapi tidak bagi Rifal, dia baru pertama masuk. Dan... apa? Ulangan? Matematika?
Matematika, pelajaran yang paling dibenci oleh Rifal. Dia tidak suka menghitung dan lebih menyukai teori. Tapi, kedua orang tua Rifal menginginkan dia masuk kelas IPA. Terpaksa Rifal menuruti permintaan kedua orang tuanya.
"Gue baru masuk udah disuguhin yang beginian." Ucap Rifal
"Hahaha, tenang. Gue udah ngerangkum contekan." Ucap Regi dan memperlihatkan contekannya.
"Wah, gila. Cemerlang juga otak lo dalam hal beginian." Ucap Rifal salut
"Ya iyalah, Gue." Ucap Regi dengan bangga.
Rifal dan Regi sudah siap untuk mengikuti ulangan Matematika, mereka menyiapkan buku selembar disertai pulpen diatas meja dan contekan yang dibuat Regi disimpan dibawah meja.
"Ulangan kali ini, duduk nya saya acak. Barisan satu sebelah kanan duduk nya pindah ke barisan dua sebelah kiri, sebaliknya pun begitu. Dan barisan ke 3 sebalah kirim pindah ke barisan 4 sebelah kanan, sebaliknya pun begitu." Ucap bu Dewi dengan tegas.
"Kita pisah dulu ya Des, good luck ya." Ucap Ria.
"Fighting!!!" Ucap Desi demikiann.
Ketika Ria dan Desi saling menyemangati, lain halnya dengan Rifal dan Regi yang sedang merebutkan kertas contekan.
"Gue beli deh kertas contekan lo. Berapapun." Ucap Rifal.
"Gak ada, gak ada. Buruan lo pindah sana." Ucap Regi mengusir.
Sebenarnya Rifal bukan siswa yang bego-bego banget. Grade kecerdasan nya dari 1 - 10 mungkin 6. Tapi, karena dia baru masuk 1 hari di tambah dia tidak menyukai pelajaran itung - itungan makanya dia bersikeras merebut contekan milik Regi. Hingga akhirnya pertikaian kecil itu terdengar oleh bu Dewi.
"Rifal, cepet kamu pindah ke barisan 1 sebelah kiri." Ucap bu Dewi.
"Iya bu." Jawab Rifal.
Dengan langkah yang tidak semangat Rifal berjalan. Dan dia melihat kursi sebelah wanita yang mengambil juss nya dikantin kosong. Ini kesempatannya untuk menyelamatkan nilai nya agar tidak zonk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL DOWN
Teen Fiction"Ku pikir aku sudah berjalan sangat jauh. Tapi, nyatanya tidak. aku masih disini. Tetap disini, lagi."