4. KUA

51 1 0
                                    

***

Desi terkejut dengan apa yang dikatakan Rifal barusan. Ia segera membersihkan mulutnya dan berdiri meninggalkan Rifal.

"Mau kemana?" Tanya Rifal

"Hujannya udah reda." Jawab Desi

Padahal, diluar masih terlihat gemercik hujan. Tapi, itulah spontan alasan Desi satu-satunya untuk menghindari satu makhluk hidup ini. Rifal segera menyusul Desi. Kemudian, mereka beringinan menuju parkiran.

"Kok mukanya merah." Celetuk Rifal sambil menunjukan senyum jailnya.

"Engga." Jawab Desi menunduk

"Salah tingkah." Ucap Rifal sambil cengengesan

"Jangan GR!" Ucap Desi menekankan kepada Rifal bahwa ia benar-benar tidak terbuai dengan apa yang dilakukan Rifal.

***

"Udah stop disini aja." ucap Desi ketika mereka sudah sampai di bangunan rumah yang mirip dengan bangunan rumah belanda. Desi tinggal bersama nenek dan kakek nya. Sedangkan, ibu dan ayah nya berada di salah satu kota istimewa. Jogjakarta. Setelah lulus SMP Desi memutuskan untuk melanjutkan SMA nya di Bandung. Entahlah, sejak pertama dia menginjak kakinya di kota kembang itu. Ia bergumam dalam hati "Ini adalah kota masa depanku." Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menetap bersama nenek dan kakeknya. Awalnya, kedua orang tua Desi menentang. Namun, karena keinginan Desi yang menggebu. Akhinya kedua orang tua Desi luluh. Terlebih Desi bisa menjaga kakek dan neneknya pikir orang tua Desi.

"Makasih." ucap Desi sambil memberikan helm yang dipegang nya pada Rifal.

"Gak nawarin buat masuk dulu?" Kode Rifal. Ia berharap Desi peka terhadap kode nya.

"GAK." Ucap Desi. Jelas singkat dan padat. Kira kira seperti itulah deskripsi yang pantas diutarakan untuk jawaban Desi barusan. Kemudian, ia meninggalkan tempat itu dan membiarkan Rifal mematung dengan ucapannya barusan.

"Aku ramal, suatu hari aku akan masuk ke rumah mu. Percayalah." ucap Rifal meniru gaya tokoh utama di salah satu novel best seller sekaligus film dengan penonton terbanyak di tahun 2019. Kalian sudah bisa menebak bukan tokoh siapa yang di tirukan oleh Rifal?

Yep. Betul. Rifal meniru gaya Dilan sianak geng motor yang romantis.

"Najis. Lebay banget si gue." Ucap rifal dan mengangkat bahunya. Kemudian ia meninggalkan tempat itu.

***

Tak terasa, sudah 2 minggu Rifal berada di SMA Nusa Bangsa. Selama 2 minggu pula, hubungan Desi dan Rifal semakin dekat. Ralat. Rifal yang mendekati Desi, sedangkan perempuan itu teguh dengan prinsipnya untuk tidak terlalu terbuai dalam permainan cowok itu.

"Kalian sudah kelas XII. Kalian harus mempersiapkan masa depan kalian. Maka dari itu, mulai saat ini, kalian harus fokus dengan ujian. Baik itu praktek maupun academy. Kalian harus pintar mecari zona aman, jangan membuat masalah diakhir sekolah kalian. Nikmatin SMA kalian sebaik mungkin." Ucap Bu Rina selaku wali kelas XII IPA 1 dan murid-murid kelas menjawab "Iya ibu."

Bel sudah berbunyi. Menandakan bahwa jam istirahat telah tiba.

"Kuy. Ke kantin." ucap Rifal kepada kedua temannya. Jadi, selama dua minggu ini Rifal berteman dengan Doni si ketua kelas yang cenderung bodor dan temannya satu lagi beranama Aldo. Mereka bertiga klop layaknya teman lama yang bertemu kembali. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin.

"Hai, Tekom." Sapa Doni kepada salah satu penjual makanan kantin di sekolahnya. Sebenarnya, nama Tekom itu singakatn dari Teh Kokom. Teh itu panggilan kakak perempuan dalam bahasa sunda. Karena Doni tidak mau ribet dengan memanggil nama Teh Kokom. Kemudian, ia singkat menjadi Tekom. Doni memang sering usil kepada setiap orang termasuk kepada Teh kokom yang umur nya jauh lebih tua darinya, Teh Kokom merupakan makanan sehari-hari Doni untuk diusili. Rifal dan Aldo menggeleng-geleng kepala ketika Doni sudah berulah.

"Naon? Rek nganyuk deui wae? (Apa? Mau ngutang lagi?)" Jawab Teh Kokom dengan bahasa sunda yang medok.

"Tenang. Kali ini semua utang dibayar." Ucap doni bangga. "Tuh, ada bos." Kata Doni menunjuk ke Rifal yang berada di belakangnya.

"Gue?" Tanya Rifal pada Doni

"Bukan. Wirosableng. Ya, lo lah."

"Kalo lo mau gue bayarin. Lo harus meluk cewek aya ada didepan lo." Kata Rifal menunjukan senyum sinis.

Doni pun melihat siapa cewek yang ada di depannya. "Gue harus meluk Tekom?" Tanya Doni ragu.

"Yep." Ucap Rifal meyakinkan.

"Hadu. Teu hayang (Gak mau). No way ah di peluk sama dia." Kata Teh kokom sambil menggenggam tangannya dan diangkat kepala menandakan gerakan amit-amit.

"HAHAHA Teh Kokom aja gak mau sama lo. Don Don." Kata Aldo terbahak – bahak.

"Sebenarnya sih gue lebih milih meluk baskom daripada Tekom. Tapi, demi utang gue lunas. Gue rela deh." Ucap Doni dan berjalan mendekati Tekom. "Tekom. I'm Comming." Ucap Doni sedikit berteriak. Aldo dan Rifal tidak berhenti untuk tertawa.

Sementara, Teh Kokom siap – siap membawa sapu untuk menyadarkan kepala Doni yang mungkin agak kurang waras. "Balangor budak teh. ( anak – anak yang nakal ) sini, kalo berani." Kata Teh Kokom berteriak sambil mengangkat sapu ke udara sehingga menarik perhatian seisi kantin.

"KABURR!!!!" Ucap Doni, Aldo dan Rifal berlari sambil terbahak – bahak.

***

"Kamu udah belum?" Tanya Ria pada Desi. Saat ini mereka sedang berada di perpustakaan sambil mengerjakan tugas Biologi yang diberikan oleh Bu Rina.

"Sebentar lagi. Kamu udah?"

"Udah."

"Cepet banget."

"Iya. Kan searching." Jawab Ria cengengesan.

Desi hanya menggeleng-geleng saja setelah mendapat jawaban Ria. Memang, jaman sekarang semua dibuat lebih praktis dan efisien termasuk mengerjakan tugas. Kita hanya menulis ulang pertanyaan di Mbah Google kemudian muncul banyak jawaban. Globalisasi semakin maju.

"Yee. Finish." Kata Desi riang.

"Kantin yuk! Laper." Kata Ria sambil membereskan buku-buku yang berserakan.

"Yuk."

Mereka keluar dari perpustakaan sambil memegang beberapa buku didepan dada nya. Ketika mereka sedang berjalan tiba – tiba...

Bruk

Bokong mereka mencium lantai dan buku – buku jatuh berserakan. Dan, ya. Ketiga laki – laki yang sudah menjaili Teh kokom yang menabrak mereka. Desi dan Ria pun meringis kesakitan.

"Aduh. Kalian rusuh banget sih." Protes Ria

"Sorry. Gak sengaja, tadi ketakuan, dikejar mak lampir." Jawab Aldo asal.

Doni mengangguk. Mengiyakan perkataan Aldo. Sementara Rifal melirik ke arah Desi yang sedang membersihkan androk nya yang kotor terkena debu lantai. Kemudian, menyeret Desi meninggalkan teman – temannya.

"Eh. Mau kemana?" Tanya Desi kaget yang tak dijawab oleh Rifal. Rifal masih memegang tangan Desi dengan langkah kaki yang cepat.

"Eh kamvret. Mau di bawa kemana anak orang?" Tanya Doni sedikit berteriak.

"Ke KUA." Jawab Rifal berteriak dan tetap melanjutkan langkah kakinya.

---


Follow Instagram : soniadesv

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FALL DOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang