Lomba

18 1 0
                                    

Lomba

"triiingg-triiingg...." suara bell sekolah.
"baik anak-anak, kita akan melaksanakan lomba sebelum itu mari kita berdoa bersama sama. Semoga kelas kita banyak dapat piala."
"aminnnnnn."
"ayo semuanya kita kelapangan, yang sudah tau tugasnya langsung aja ya laksanakan.
"siaappp buuu."

Semua murid pun berjalan ke lapangan.
"wooyyy Arrrr. Gimana lancar ga kelas lu?" tanya kevin.
"lancar kok, eh gimana kelas lu? Dibagiin kelompok juga ga?"
"lah kelompokk? Apaan kaga tuh, bebas."
"lah serius luhh? Alah nyesel gua masuk kelas B. dibagiin kelompok masa aneh banget"
"hahahaha. Emang enak luuu, gua doong sama marloo bebass liatin cewe, huehuehue."
"iya arr kelas lain juga gua tanya temen gua kok gadibagi kelompok sii?"
"alaahhh, cara pindah kelas gimana dahh? Mau pindah nih gua serius kalo gini."
"hahahahaha"
"hahahahah"

Tawa Kevin dan Marlo

"Ehh btw, kenalin temen gua. Temen satu kelas bambang namanya."
"yoo salam kenalll. Gua bambang huehue."
"gua Kevin ini yang gedong namanya Marlo."
"btw lu berdua dari kelas apa?"
"gua dari kelas A sama si marlo juga. Huehue"
"ouhh udah siap kalah sama kelas B?" ledek Bambang.
"wee anjir Sombong sekali kamu anak mudaa." Seru kevin.
"wkwkw candaa. Kita harus main smprotif ya?"
"hah smprotif apaan?" tanya kevin.
"main adill kitaa, fail gitu mainnya."
"SPORTIFFFFFF BUKAN SMPROTIFF, FAIR BUKAN FAILL. KESEL AING." Seru kevin kesal
"wee nyantai, saya dateng dengan damai, huehue."
"Bikin darah pendek aja lu." Ucap kevin.
"DARAH TINGGI BUKAN DARAH PENDEK." Seru Bambang Kesal.
"wee nyantai, huehuehue."

Saat mereka sedang berdebat mata arka tertuju pada suatu wanita, yaitu nalia. Saat arka sedang memerhatikan nalia, nalia pun melihat kearahnya dan tersipu malu langsung segera pergi. Arka pun belum sempat memanggilnya.

"Nall... yah pergi. Ini kelompok gimana, coba. Bangg ayo kita kesono dulu nyiapin ari minum."
"ohh yaudah ayo."
"vin, mar, gua duluan ya?"
"oh okee arrr..."

Arka pun berjalan dengan bambang menuju tempat penyimpanan air putih.
"ini yang lain mana ka?"
"ya makanya gua juga lagi nyari ini, tadi ada si nalia. Eh dia pergi."
"yahh, yaudah nih kita angkat aja dulu semuanya."
"oke siap."

Mereka berdua mengangkat air minum dan ditaruh di pinggir lapangan yang sedang ramai murid berkumpul.
"ahhh rame banget lagii, mana panas."
"tau nih, gua minum ajalah ini"
"eeh, kelas B lari estafet siapa aja?"
"emm... nggak tau, itu aja liat papannya."
"lah pertama cewe dulu?"
"iya tuh ada kelas kita, nalia,linda,ajeng sama susi. Astagaa susi kayak bidadari cantik banget aaaaaaa..."
"dih najis. Hahaha. Ayu nonton lari estafet."
"ayo."

"tongkat dioper ke pelari ketiga dan dioper ke pelari terakhir. yaaa sekarang kelas B memimpinnn" suara komentator
"wahh pelari terakhir, nalia."
"SUSIIII KAMU BAGUSSSS, BERJUANGG."
"dih najis sok manis lu bang."
"iyalah guamah sok manis kan manisnya ada di susiii, aciaaaaaaaaa"
"najis, hahahha."

nalia berlari memimpin dan ia tidak sengaja melihat ke arah penonton dan dia melihat Arka sedang menatap dingin kearahnya.
"aduhh Arkaaaaaa, mati gue diliatin. Aduh aduh aduhh gabisaaaaa.... gimana doonggg." Karena tidak fokus nalia pun terjatuh dengan Muka yang menatap ke tanah.

"aduhh pake jatoh itu anak." Kata arka.
"alahh nalia-naliaaaa bodoh sekali kamu nak." Seru bambang
dan dari bangku penonton terlihat seorang cowo lari kearah dia dan langsung menanyakan keadaanya.
"kamu gapapa?"
"duhh Arka nihh pastii aaaa... gimana doongg." Kata nalia dalam hati, ternyata pas dia menengok keatas itu adalah si raja.
"eeh raja... aku gapapa kok,"
"ayu aku bantu berdiri."
"eeh iyaa."

Akhirnya kelas B harus menelan kekalahan yaitu Peringkat terakhir di Lari Estafet.

"eh.. btw cowo yang tadi bantuin nalia, siapa?"
"astaga lu pura-pura bego apa gimanasi, itu calon ketua osissss si Rajaaa."
"ouhh"
"dia itu suka sama nalia dari kelas 1, kayaknya nalia juga suka deh sama dia."
"eh serius?"
"iya, mereka pernah pulang bareng. Dia itu ganteng,jago main futsal, pinter, calon ketua osis. Aduhhh kalah jauh dah lu sama dia arrr."
"iye bambang."
"hahahaha"

"gebetannya ya? Ternyata udah punya gebetan." Ucap Arka dalam hati.

Pukul menunjukan jam 5 sore murid-murid lain sudah pulang, sedangkan arka masih dia ruang musik. Dia suka menyendiri bermain Gitar sampai sore.

"This thing called love, I just can't handle it
This thing called love, I must get round to it
I ain't ready
Crazy little thing called love

This thing
Called love
It cries
In a cradle all night
It swings
It jives
It shakes all over like a jelly fish
I kinda like it
Crazy little thing called love"

Queen - crazy little thing called love

"apa gua jatuh cinta ya? Sama nalia? Mana mungkin sii... udahlah udah sore, pulang ahh. Eeh hape siapa nih? Diatas piano gini. Gatakut ilang apaya? Gua bawa aja deh."
saat Arka berjalan kebawah dia melihat nalia yang sedang kebingungan seperti mencari sesuatu.
"nal?"
"ehh emm arkaa." Jawab nalia malu-malu.
"kok belum pulang?"
"emm aku..eh gua lagi nyari handphone gua arr.."
"ouhh... eh ini bukan hape lu?" sambil menyodorkan hape
"ehh iyaa arrrrr... aaa arkaaa makasihhhhhhhh. Gua panik dari tadi." Nalia mengambil hpnya
"ohh, yaudah bye."
"eehh iya."

Saat arka berjalan menjauh, nalia memberanikan diri mengajak arka pergi.

"emm arrr...."
"yoo?"
"sebagai tanda makasihhh. Gua teraktir siomay mau ga?"
"oh boleh. Kebetulan laper gua."
"oh oke ayuuu."

mereka memakan siomay sambil duduk melihat senja di tepi sungai, dan nalia berkata dalam hatinya. "Arka aku jatuh cinta sama kamu, tadinya aku gapercaya sama cinta pandangan pertama. Tapi setelah ketemu kamu aku percaya itu."

"senja aneh ya?" ucap arka.
"hah anehh? Bagus tauuuuu."
"dia Cuma dateng sesaat, indahnya Cuma sesaat gitu."
"duluu almarhumah mamah gua. Sering bawa gua kesitu tuh" ucap nalia sambil menunjuk salah satu gubuk di tepi sungai "dia sering ajak gua liat senja, kata dia senja itu menggambarkan ketenangan, dan kata lu dia Cuma sesaat? Iyasi emang sesaat, tapi dia selalu dateng lagi esok hari, senja selalu mengajarkan kita untuk pulang, untuk ikhlas, dia juga ngajarin kita gaperduli seberapa singkat waktu lu. Lu harus bermakna bagi orang lain.
"sorry gua gatau tentang mama lu."
"its ok, gua juga udah ikhlas kok. Ditempat ini dulu kita sering ngabisin waktu, hehe."
"tapi bener banget si senja ngajarin kita pulang, dulu klo udah maghrib gapulang emak gua selalu bawain gua sapu, mao digetok. Hahaha"
"hahaha"
"Btw kenapa lu kemarin gamasuk?"
"Ee..eh lu tau, gua gamasuk?"
"Iya kemarin."
"Emmm... Gua si jarang cerita ke siapa siapa, tapi ke elu aja ya gua cerita?"
"Iya."
"Tapi jangan bilang ke siapa-siapa"
"Iya."
"Sini dulu janji jari kelingking." ucap nalia sambil menarik tangan arka.
"Hahaha."
"Ih kenapaa?" tanya nalia sambil manyun.
"Elu lucu juga ya."
"Iyadoong, princess nalia."
"Hahaha." saat itu nalia baru sadar jari kelingking dia dan jari kelingking arka bersentuhan, yang membuat nalia malu.
"Eeee.... Maaaffff.... Soriiii."
"Gapapa kali hahaha."
"Eehh? Iyadeh"
"Mana tadi katanya mau cerita?"
"Ohiya, mamah gua udah meninggal pas gua kecil arr, terus pas gua kecil gua tinggal sama kakak ipar gua dan abang gua."
"Ayah lu?"
"Heh, doi sibuk kerja. Gapernah mikirin anak-anaknya, jarang pulang. Mungkin udah punya istri lagi kali diluar."
"Eeh...sorry."
"Gpp kok. Nah yang jarang gua ceritain ke orang adalah. Gua itu sering banget ke rumah nenek gua, sama kayak tempat ini... Tempat itu juga spesial. Dulu gua sama almarhumah mamah sering kesana, ngeliat senja bareng. Jadi kemaren gua disana nginep, ngabisin waktu main piano lah biasanya. Saat orang-orang dirumah sibuk kerja. Ya pelarian gua kesana, mau kemana lagi?"
"Lu bisa main piano? Pantes gua nemuin hape lu diatas piano tadi."
"Iya dulu mamah gua pemain piano jadi diajarin juga deh."
"Kapan kapan duet yuk. Gua main gitar lu main piano"
"Boleeehhh."
"Sini tanganluuh"
"Eehh mo ngapainnn?"
"Janji jari kelingking. Hehe."
"Eehh..duhh" muka nalia memerah karena maluuu.
"Kalo raja?"
"Cuma temen, dia baik ke gua. Jadi yaa gitulah.
"Ouhhh.. Pacar? Udah punya?"
"Pacar yaa? Emm belom, hehe. Kalo kata temen gua sifat gua kayak orang gila, makanya gaada yang mau. Hehe"
"Lah ini pendiem?"
"Eehh masa siihh? Enggak ahh" jawab nalia malu malu.
"Yeeu hahaha. Denger denger raja mau jadi ketua osis?"
"Iyaa, dia ngajak gua juga waktu itu jadi osis, tapi gua gamao."
"Ohh kenapa?"
"Males aja ngurusin ini ituu gituuu."
"Ouhhh"
"Iya"
"emm... mau gua anter pulang? Udah mulai malem juga. Takut kenapa-napa."
"cuek-cuek peduli juga lu haha."
"iyadong kan cowo idaman.hehe"
"hahaha.. Pesek"
"yaudah ayuk"
"yuuukk"

mereka berjalan menyusuri jalan yang sudah mulai gelap.
"makasih ya arr..."
"gua yang makasihh, udah di traktir siomay."
"oh iya... boleh minta nomer lu atau line? buat iniii grup kelasss, jaangan ge errr"
"yahh gua gabawa hape, hehe."
"yah okee dehhh."
"apa gak nomor lu aja sini catet ke gua."
"eeh beneran?"
"iyeee"
"nihhh"
"ok, gua balik yaaa?"
"okeee"
merekapun pulang kerumah masing masing

Seperti SenjaWhere stories live. Discover now