Rindu

15 0 0
                                    

Beberapa hari setelah kejadian itu, Saat sepulang Sekolah. Arka pulang kerumahnya... Namun tak lama dari dia pulang... Dia mendengar panggilan dari luar Rumahnya. Yang ternyata itu adalah Kevin yang mengajak Arka untuk pergi Berjalan-jalan ke taman.

"Tumben amat lu vin ngajak gua pergi gini."
"Aduh sebenernya jijik sia gua Ar... Tapi ada yang mau diomingin."
"Omongin? Omongin apaan?"
"Bukan...bukan gua yang mau ngomong tapi dia." ucap Kevin sambil menunjuk ke salah satu titik taman yang disana sudah ada Nalia sedang duduk.
"Nalia? Ah gua males vin kalo gini galucuu bercandaan lu." ucap Arka kesal
"Eehhh....eehh sini duluu... Dia tadi di sekolah pas istirahat, dia mohon mohon ke gua. Katanya mau jelasin ke elu... Lu temuin dulu lahh."
"Dia? Mohon mohon?"
"Iyaaa arr... Udah sono cepeettt... Gua mau balik."
"Iye iye.."

Arkapun menghampiri Nalia.
"Nal?"
"Ehh arr..."
"Kenapa manggil gua?"
"Emm... Gua mau jelasin."
"Jelasin apa ya?"
"Yang kemarin gua pergi sama raja."
"Apa yang perlu di jelasin ya? Bukannya udh jelaskan? Lu jalan sama raja?"
"Aarr.... Bukan gitu. Gua tuh gada apa apa sama Raja."
"Gaada apa apa ya? Kalo gaada apa apa kok mau si diajak nonton? Kok mau diajak ke mall? Kok mau diajak jalan sampe malem?"
"Kok lu ta...."
"Kenapa? Kaget gua tau?"
"Arrr please dengerin dulu."
"Kuping gua gajatoh kok dari tadi. Masih ada disini."
"Gua udah berusaha nolak arrr...."
"Yaudah."
"Eeh? Yaudah?"
"Yaudah kan? Apa yang mau di jelasin lagi? Mau pulang gua laper."
Saat Arka beranjak pergi Nalia memegang tangan arka sambil menunduk dan menangis.
"Balikin Arka yang dulu....."
"Nal jangan nangis..."
"Balikin Arka yang dulu... Aku gasuka Arka yang ini..."
"Eh udah ah gaenak nanti diliat orang."
"KAMU BERUBAH ARR..."

Tegas Nalia yang sedang menangis sambil menatap Mata Arka. Arka pun merasa melihat Cinta dimata Nalia, Dan Arka Secara Spontan memeluknya.

"Eehh... Udah ah iya iya udahh.."
Nalia yang sedang berada di pelukan Arka pun dibanjiri dengan air mata.
"Kamu berubah... Demi apapun aku gaada apa apa arr sama raja... Dia cuma temen aku... Ke... Kemarin... Aku udah be...berusaha nolak tapi.... Nenek nyuruh aku ikutt.... Aku juga liat kamu... As...asal kamu tau arr aku nangis didalem mobil... Aku kangen sama kamu... Se... Selama berapa hari ini kamu... Kamu nyuekin aku... Aku kangen kamu... Kangen suara kamuu... Kangen dinyanyiin sama kamu kalo malem arr... Aku kangen itu semuaa." ucap Nalia dengan Air mata yang semakin deras turun dari Matanya."
"Iya iya aku juga kangen. Gini aja. Aku bisa sihir tau. Nih coba satu dua tiga Nalia berhenti nangis."
Nalia pun melihat kelakuan Arka tersenyum kecil.
"Udah ah nangisnyaa... Eh bidadari gaboleh nangis ntar hujan... Kalo hujan ntar gaada senja. Adanya pelangi hayoo."
"Emmm iya iya ahhh"
"Jelek lu kalo nangis" ledek Arka sambil tersenyum.
"Ihhhh tau ahhh..." ucap Nalia kesal yang masih tersedak sedak.
"Hahahaha... Yaudah kerumah gua dulu deh yuk."
"Aaa gamauuu... Mata gua bengep gini astaga."
"Gapapa kann ortu gua nyantuy."
"Gamauuuuu."
Arka membungkuki badannya dan berkata
"Ayo naek... Gua gendong."
"Eeh? Gua beratttt."
"Udah naek aja"

Naliapun naik kepunggung Arka
"Aduh beneran beratt." keluh Arka.
"Ihhhh ngeselinnnnn...." ucap Nalia sambil menyubit pipi Arka.

Merekapun sampai di rumah Arka.
"Ehh arr... Gimana masih bengep ga Mata Gue?"
"Enggak bawel...ayu masuk."
"Ehh serius nihh? Malu aduhh..."
"Gapapaa ah lebay lu."

Didalamnya terdapat ibu Arka yang sedang memasak ingin menyiapkan Makan malam.
"Mamah?..."
"Iya ar?.. Kenapaa?"
"Arka bawa temen yaa?"
"Cewe cowo?"
"Setengah cewe setengah cowo."
Naliapun menyubit Arka
"Ishhh emang gua lucinta lanang?"
"Hahaha..."
"Wahhh siapa ini Arr?" tanya mamah Arka.
"OB di Sekolahan aku. Hehe"
"Ishhh... Aku Nalia tantee hehe.."
"Wahhh... Kamu temennya Arka?"
"Iya tante hehe..."
"Temen apa temen nih aarrr?" ledek mamah Arka.
"Budak aku mah. Haha."
"Ishh kamu gaboleh gitu ahh..."
"Tau tuh tantee omelin ajaa..."
"Ih gausah tante doong... Panggil aja mamah."
"Oh... Oke mahh... Hehe."
"Kalo lu mau manggil luna maya juga boleh."
"Wah sangat bolehhh" kata mamah arka.
"Hahahaha....oke mamah."
"Haha.. Kamu mau bantu mamah masak?"
"Mauuuu maahhhh..."
"Oke ayu dehh..."
"Ayooo..."
"Biarin tuh jagoan kamu sibuk maen ps."
"Iyaaa mahh... Bukannya bantuin ya mah?"
"Iya biarin aja mamah kutuk jadi batu nanti biarin."
"Ehh mah jangan mahh... Nanti mamah kalo kepasar siapa yang nganterin? Terus ntar mamah kalo gangerti bahasa gaul nanya ama siapa?"
"Eh iya dengg... Gajadi deh. Hahaha"
"Yeuuu.... Eh mah liat deh matanya Nalia tuh."
"Eh kamu abis nangis yah?"
"eeh... Enggak mahh..."
"Yaiyalah nangis mahh.... Masa kelilipan Air aki."
"Ih arkaaaa...." kesal Nalia.
"Udah udah... Ayo masak aja."
"Siap mahh."

Merekapun memasak.
"Kamu bisa masak Nal?"
"Wishhh bisa mahh, paling jago malah kalo dirumah"
"Wihh serius? Masak apa biasanya?"
"Aer mah hehe.."
"Astaga itu mah dispenser juga jago."
"Jagoan aku mahh.... Aku bisa tau temperatur yang passs."
"Terserah kamu lahhh..."
"Hehe."

Makanan siap dan mereka makan malam bersama.
"Eh ngomong-ngomong mah... Papahnya Arka mana?"
"Papahnya? Dia lagi Ada tugas di Luar kota."
"Owhhh..."
"Makanya mamah seneng kedatengan kamu Nal gasepi jadinya... Dari kemaren makan berdua doang sama Arka."
"Hehe sepi ya mah?"
"Banget Nall..."

Makan malam selesai dan Arka memilih tidur karena Nalia bilang ingin berada lebih lama dirumah Arka.

"Eh nal... Mau liat foto Arka kecil?"
"Mauuu mahhh..."
"Nihhh... Liat."
"Wah lucu mahhhh.. Hehe."
"Ini nih liat... Pas umur empat tahun dia nangis.. Tangnya kejepit di pager."
"Hahaha.. Lucu mahh."

Merekapun Melihat foto arka sampai malam dan Arkapun mengantar Nalia pulang.

"Dah sana masuk."
"Makasih ya arr... Hihi"
"Iya cengengg...."
"Ihhhh ngocoollll."
"Hehe... Yaudah sono bosen gua liat muka lu."
"Ohh bener nih yaa..."
"Iya kaga kaga het baper-_-"
"Hihihi... Yaudah gua masuk ya?"
"Iya sono ah"
"Masuk nihhh?"
"Iya bawelll...."
"Masuk nih seriuss...."
"Gece napa ngantuk nih gua-_-"
"Ihhhhhh tahann kekkk kayak di film film."
"Yamasa gua nahan lu balik kerumah?-_- gua nyuruh lu jadi gelandangan gitu?"
"Ihh tau ahh... Garomantis dasar."
"Yeuu bodo."
Nalia pun tersenyum dan menatap Arka.
"Woy? Ngapa lu kesambet?"
Nali pun memajukan wajahnya dan mencium Pipi Arka.

Arka diam dan tersipu malu.
"Makasihh..." ucap Nalia sambil tersenyum
"Emm iya."
"Dadah... Kalo udah pulang. Kabarin yaahh."
"Iya."

Merekapun berpisah dengan perasaan Bahagia

"Aku kira kamu seperti senja.. Ternyata aku salah. Kamu lebih indah."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 16, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Seperti SenjaWhere stories live. Discover now