"Love game so much"
~Tasya Almaera* * *
Malam mulai larut,bintang-bintang bercahaya menemani indahnya sinar rembulan.Semua makhluk hidup sudah terlelap untuk menghilangkan rasa penat seharian beraktifitas.
Tidak dengan gadis ini.Ya,sapa saja dia Tasya.Sedari tadi ia tengah bergelut dengan komputernya.Sesekali ia berbicara entah dengan siapa.
"Yesss"Teriak Tasya girang.
Dengan cepat ia melepaskan headphone yang sedari tadi menempel di kedua kupingnya sambil melompat-lompat."Aldoooo"ucap Tasya kegirangan.
"Kenapa kak?"Tanya Aldo sambil mengucek matanya.
"Kakak menang"Jawab Tasya sembari tersenyum senang.
"Masa?"Tanya Aldo sambil menatap Tasya dengan tatapan tidak percaya.
"Iyaa"Ucap Tasya menyakinkan Aldo.
Dengan cekatan Aldo menghampiri komputer yang berada cukup dekat dengan dirinya.Benar ternyata,tertera di layar dengan tulisan VICTORY.Dengan senyuman lebar Aldo menghampiri Tasya yang tengah tersenyum girang.
"Horee"Teriak Aldo sambil melompat disusul oleh Tasya.
"Aldo,yuk cepat keluar.Nanti kita ketahuan sama Ayah"Ucap Tasya.Aldo mengangguk setuju,Lalu Tasya berjalan mengendap-endap layaknya seperti pencuri,Aldo ngikut aja."Kak,kenapa kita jalannya kayak gini?"Tanya Aldo dengan bingung.
"Sttt..Yaelah,Do.Nanti Ayah denger.Emang lo mau dimarahi Ayah?"Jawab Tasya setengah berbisik.
"Loh,bukannya tadi kita teriak?Kalo Ayah denger otomatis dia langsung kesini"ucap Aldo sambil memegang dagunya.
"Iyaya,Aneh lo,Do"Celetuk Tasya sambil menoyor kepala Aldo pelan.Dengan santai Tasya meninggalkan Aldo.Setibanya dikamar,Tasya tak henti-hentinya tersenyum senang.Dengan kasar,Tasya merebahkan dirinya diatas kasur yang berukuran king size ini.
"Ga nyangka,sehebat itu gue"Tasya memuji dirinya sendiri.Tasya meraih selimut yang hangat itu.Dengan perlahan tapi pasti,Tasya mulai memejamkan matanya.
Malam yang paling indah,diantara malam-malam sebelumnya,bagi Tasya.
. . .
"Tasya"
"Tasya bangun"
Tasya masih memejamkan matanya,dengan gemas wanita setengah baya ini menarik selimut milik Tasya.Dengan enggan Tasya membuka matanya,dengan cekatan Tasya meraih selimut itu lagi.
"Tasya ayo bangun nanti kamu terlambat ke sekolah"Ucap wanita ini sambil menarik selimut itu lagi."Tasya masih ngantuk,Maaa"Ucap Tasya setengah mengigau.Mama?Ya panggil saja ia Mama Rita.
Dengan kasar Mama Rita menyibak gordin,supaya sinar matahari masuk dalam kamar ini.
"Mamaa,silauuu"Rengek tasya sambil menutupi wajahnya dengan selimut.
"Kalo sampai hitungan ketiga kamu gak bangun juga,Uang jajan sama HP kamu Mama sita selamanya"Ancam Mama Rita.Tasya bergegas berlari masuk ke kamar mandi.Mama Rita menggelengkan kepalanya pelan.Ampuuun aku batin Mama Rita.
"Maaaa...Tasya lupa bawa Handuk"...
"Tas.."
"Tasya.."
Merasa namanya dipanggil,Tasya menoleh ke sumber suara.Terlihat gadis dengan rambut curly ini melambaikan tangannya kearah Tasya.Dengan santai Tasya melanjutkan perjalanannya.Dengan cepat gadis ini mensejajarkan langkahnya dengan Tasya.
"Kenapa Nad?"Tanya Tasya sambil menatap Nadia.Ya,gadis itu Nadia.
"Itu..gue mau bareng aja gitu sama lo..hehehe"Jawab Nadia sambil cengengesan.Tasya hanya menganggukan kepalanya."Ohya,Tas"Ucap Nadia.Tasya hanya menjawab dengan deheman.
"Eee..Devan satu kelas ya sama lo?"Tanya Nadia.
"Iya"Jawab Tasya singkat.
"Naah,kebetulan nih.Gue boleh nitip gak?"Ucap Nadia sambil memberhentikan langkahnya,begitupun Tasya.
"Nitip apa emang?"Tanya Tasya.Dengan cekatan Tasya merengoh isi tasnya,Tasya hanya mengamati gerak-gerik Nadia.
"Nah ini,boleh ya.Kasih ini sama Devan.Bilang aja dari fans rahasianya"Ucap Nadia sambil menyerahkan sepotong cokelat berbentuk hati kearah Tasya.Tasya langsung mengambil alih cokelat itu,lalu Tasya mengangguk setuju.
"Yaudah,kalo gitu gue duluan ya.Bye"Pamit Nadia meninggalkan Tasya dengan sepotong cokelat itu.Sesampainya di kelas,Tasya langsung berjalan kearah meja Devan.Terlihat Devan tengah membaca sebuah buku.
"Devan"Ucap Tasya.
Devan tak menggubris ucapan Tasya barusan,ia tetap fokus membaca buku.
"Nih,cokelat dari fans lo"Ucap Tasya sambil meletakan cokelat itu disisi meja Devan.Lalu dengan santai Tasya berjalan kearah bangkunya."Cieee,,Tasya ngasih cokelat sama si Devan"Teriak pria berambut cepak ini.Dengan cepat semua.murid menoleh ke meja Devan khususnya kaum hawa.Benar ternyata,disana ada sepotong cokelat tergeletak disisi meja Devan,berbentuk hati pula.
"Bukan dari gue,tapi dari murid sebelah"Tukas Tasya sambil duduk di dekat pria ini.
"Yaelah,mana ada maling mau ngaku kali,Tas"celetuk Pria ini.
"Yendri,kalo lo tau yang ngasih cokelat itu,gue pastiin 100% lo pasti sakit hati"Ucap Tasya sambil merangkul Yendri.
"Siapa emang?"Tanya Yendri setengah kepo.
"Yakin lo mau tau?"Tanya Tasya meyakinkan Yendri.
Yendri menganggukan kepalanya.
"Nadia"'PYAR'
Bagai tersambar petir hati Yendri saat ini,tercabik-cabik,pedih,sakit rasa itu bercampur aduk.
"Yaudah,lo jangan sakit hati.Mending kita Mabar aja,gimana?"Bujuk Tasya.
Yendri hanya mengangguk lemah."Jastin..Angga..Mabar kuy"
Jastin dan Angga berjalan mendekati meja Tasya dan Yendri berada.Dengan senang Tasya merengoh tasnya.Merasa ada yang aneh,Tasya langsung menghamburkan isi dalam tasnya.
"Yuk mabar,keburu guru masuk"Ucap Jastin.
"Kayaknya ketinggalan deh"Ucap Tasya.Dengan cepat Tasya memasukkan kembali barang-barang miliknya kedalam tasnya.
"Lo mau kemana?"Tanya Yendri melihat Tasya yang tengah menenteng tas miliknya.
"Gue mau pulang"Jawab Tasya santai.
"Lah,gajadi Mabar nih?"Tanya Jastin.
"Nanti gue chat"...
"Kok kakak jam segini udah pulang?"Tanya Aldo sambil melihat kearah Tasya.
"Kakak lupa bawa HP,makanya kakak pulang"Jawab Tasya dengan santai.
"Emang diijinin dengan alasan kek gitu?Enak banget"Ucap Aldo dengan nada Iri.
"Kakak bilang kakak lagi sakit perut,makanya diijinin"Ucap Tasya sambil melemparkan tasnya sembarangan."Terus kok kamu pulang juga?"Tanya Tasya balik.
"Aldo bilang sama guru Aldo.Kalo Aldo lagi pusing mules.Yaudah deh pulang"Jawab Aldo.
"Itu baru adek kakak"puji Tasya sambil mengacak-acak rambut Aldo.
"Do,kakak mau ke warnet,mau ikut?"Tawar Tasya.
"Ikuuuut"* * *
Sore ini cuacanya cukup terbilang mendung,angin sepoi-sepoi menerpa lembut wajah pria ini.
"Tampan banget.."
"Pangeran gue tuh.."
"Jodoh titipan Tuhan untuk gue.."
Ya begitulah yang diucapkan kaum hawa saat pria ini secara tidak sengaja melintasi mereka.Diasepertengahan jalan,pria ini melihat gadis yang ia familiar dari gayanya,wajahnya.Siapa lagi jika bukan Tasya.
Terlihat bocah lelaki menghampiri Tasya.Tasya tidak sendirian rupanya.Lalu dengan tiba-tiba bocah itu meraih pergelangan tangan Tasya.
Pria ini mengeryitkan alisnya,pacarnya kah atau.."Maafin Aldo,kaak"
Pria ini tersentak kaget,kakak?
"Gak mau"Teriak Tasya sambil menepis tangan Aldo itu."Kaaak"
"Gegara kamu nih,kita ga bisa mampir lagi ke warnet"Umpat Tasya sambil meninggalkan Aldo yang tengah merasa bersalah."Tapikaan,Aldo gak sengaja kakak"Ucap Aldo.
"Yayaya,kakak maafin.Yuk kita pulang"Ucap Tasya sambil merangkul Aldo.Secara tiba-tiba Tasya menoleh kearah pria ini,dengan santainya pria ini memasang tampang datarnya seolah-olah tidak tahu apa-apa.
.....
Mohon koreksinya yaaa..jangan lupa votenya makasyyii
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Teen FictionTasya Almaera,gadis yang senang main game.Selain itu,Tasya juga payah dalam segala hal,terutama dalam bidang mata pelajaran. Devan Anggara,berbanding terbalik dengan Tasya,Devan pria yang paling terpopuler disekolahnya karena kemahiran dan kepintara...