"Keadaan Baru.."
~Tasya Almaera* * *
Entahlah saat ini,kabar buruk atau kabar baik saat ia harus satu meja dengan...Devan.
Kabar baiknya,Tasya dengan leluasa mencontek ke Devan saat ulangan harian.Mengingat pria itu selalu meraih peringkat satu secara beruntun setiap tahunnya.
Kabar buruknya,dia harus berpisah dengan Yendri,sahabatnya.
Devan sepertinya merasakan hal yang sama seperti Tasya.Tapi ini buruk lebih buruk.
"Dev,semoga lo betah sama Tasya"Ucap Yendri lalu berlalu duduk dekat Namira.
Tasya dan Devan hanya saling diam.Hening,Devan tampak sibuk dengan urusannya sendiri.
"Dev,lo tau gak?"
Devan menoleh kearah Tasya sambil menatapnya dengan datar.
"Motor ada bannya,rumah ada pintu sama jendela..he he"
'KRIIK KRIIK'
Garing,Devan menghembuskan nafasnya pelan.Tasya hanya tersenyum kikuk,kenapa ia membicarakan hal yang aneh.
"Ohya,Dev.Boleh pinjam novel ga?"Tanya Tasya sambil menatap Devan yang tengah membuka resleting tasnya.
"Lo ga mau ya?"
'DUGH'
Tasya tersentak kaget,Devan dengan secara tiba-tiba melemparkan buku yang cukup tebal tepat mengenai sikunya.
Cukup galak,batin Tasya.
Tasya mengambil buku yang sempat dilemparkan Devan tadi.
Tasya hanya melengos lalu mengembalikan buku milik Devan.
"Ini buku Fisika,bukan Novel"
. . .
"Gimana satu meja sama Devan?seru?"Tanya Yendri sambil menatap Tasya yang tengah membuka lembaran buku entah itu buku apa.
"Seru apanya..Diem kek patung,terus dia malah nyuruh gue baca nih buku"Bantah Tasya sambil menunjukkan buku yang ia baca.
Yendri tertawa mendengar pernyataan dari Tasya.Membuat Tasya jengkel dengan Yendri saat ini.
"Beda banget ya sama Namira,dia itu humble banget,terus dia sering buat cerita lucu"Ucap Yendri sambil memuji Namira.
"Hay Yen,Tas"
Panjang umur,Namira datang sambil membawa napan yang dipenuhi dengan camilan tak lupa pula semangkuk bakso dan jus jeruk,tentunya.
"Makan Tas"Tawar Namira sambil meletakan napan itu diatas meja.
"Ga ah,lagi diet"tolak Tasya dengan halus sambil menutup buku.
"Biasa,orang lagi kere"Ucap Yendri sambil terkekeh,begitupun Namira.
"Toxic"Ucap Tasya kesal lalu berlalu meninggalkan Yendri dan Namira yang masih terkekeh.
Sesampainya di kelas,Tasya langsung duduk dengan kasar.Devan tak menggubris kedatangan Tasya.
"Dev,gue kesel banget sama Yendri"Keluh Tasya sambil menopang dagunya.
"Emang kenapa?"
Tasya tersentak kaget,tumben Devan menanggapi akan kehadirannya.
Tasya langsung meletakkan punggung tangannya di dahi Devan.
"Panasnya normal,tumben banget"Ucap Tasya dengan tatapan tak percayanya.
Dengan kasar Devan menepis tangan Tasya yang sempat hinggap kedahinya.
"Atau gue yang sakit"Ucap Tasya sambil merasakan suhu tubuhnya.
* * *
"Kaak"
Suara itu dari luar kamar,dengan kasar Tasya bangkit dari tidurnya,sambil mengumpulkan nyawanya.
'TOOK TOOK'
"Kaak,buka pintunya"Teriak Aldo sambil menggedor-gedor pintu kamarnya.
"Apaan si,Do"Teriak Tasya sambil mengucek matanya.
Dengan kasar Tasya membuka pintunya,dia tak peduli dengan penampilannya saat ini.
"Apaan Doo"
Dengan cepat Aldo mendorong Tasya agar masuk ke kamar Tasya.
"Kak,ini serius banget gawat banget-banget"Ucap Aldo sambil memegang tangan Tasya.
"Apa Do,masalah game.Kakak ga maen game lagi"Ucap Tasya sambil membelakangi Aldo.
"Bukan kak,ini masalah hati"
Tasya langsung membelalakan matanya,dengan cepat ia menoleh kearah Aldo yang tengah frustasi.
"Aldo punya pacar kak.Tapi tadi,kakak kelas Aldo nembak Aldo"Ucap Aldo sambil duduk di kasur milik Tasya.
Dengan penasaran Tasya mulai mendekat kearah Aldo.
"Kamu udah punya pacar,Do?kok lo ga bilang-bilang sama kakak"Ucap Tasya sambil mengintrogasi adik lelakinya.
"Punya lah,tiga malahan.Kalau Aldo nerima kakak kelas berarti ada..empat"
'DUGH'
* * *
"Gue ga habis pikir,Dev.Adek gue baru kelas Delapan SMP,udah punya pacar tiga..mau empat malahan"Kekeh Tasya sambil memainkan jarinya.
Devan hanya diam,masih tetap fokus kearah ponsel miliknya.
"Gue ga bisa ngebayangin nanti kalo adek gue bawa pacar-pacarnya,empat pula"
Tasya tak habis pikir,bagaimana jadinya jika Aldo membawa keempat pacarnya kerumah.Pasti bakalan rame..
Rame perkelahian.
"Udah"Tanya Devan sambil menatap kearah Tasya.
Tasya melengos tidak suka,kenapa Devan sangat berbeda dengan Yendri.
Lalu Devan berlalu meninggalkan Tasya yang tengah menatapnya dengan kesal.
"Kutu kutub"
* *
Gue back,semoga senang dengan lanjutan yang pendek..vote dan komentar ya gaes
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Teen FictionTasya Almaera,gadis yang senang main game.Selain itu,Tasya juga payah dalam segala hal,terutama dalam bidang mata pelajaran. Devan Anggara,berbanding terbalik dengan Tasya,Devan pria yang paling terpopuler disekolahnya karena kemahiran dan kepintara...