"Sebenarnya bakat apa yang aku miliki?," Tanyanya pada diri sendiri.
Dia Anneth, panjangnya Debora Anneth Fricelia. Sifatnya unik IYA UNIK! keras kepala, semaunya sendiri, tomboy, hobi berantem, pokoknya gak ada yang bisa dibanggain deh. Tetapi sei...
Suara bantingan pintu itu terdengar oleh seisi rumah sampai orang orang disitu berhenti melakukan aktivitisnya seketika, 5 dari 6 orang ada yang tersentak, yang lompat ke sofa, yang menjerit, bahkan yang latah pun ada!. Hah! Terlalu lebay mereka. Dan kulupai satu hal, kupikir dirumah ini tidak ada orang biasanya jam segini masih pada diluar. Tak ku hiraukan perkataan mereka semua yang memanggiliku, aku terus berlari ke atas menuju pulau ku.
Aku menangis sembari sesenggukan tidak peduli berapa banyak tisu yang telah kuhabiskan. Sesekali aku mengetuk ngetukan kepala dengan 5 jariku, aku merasakan gangguan mental ku datang lagi. Sekilas aku melirik meja belajar ku dan tersenyum miris, "Hhh sebodoh ini kah diriku?." Lirihku pelan. Dan tak sengaja mataku menangkap benda tajam yang disamping tumpukan buku itu.
Perlahan ku berjalan menghampiri meja belajar dan berniat mengambil benda itu dan ditusukkan ke tubuhku. Sedikkitt lagii.. hampir mendarat.. dan..
"Tok Tok Tok! Sayang buka pintu nya nak." Aku membulatkan mataku dan nyaris copot, hatiku bersorak gembira, suara itu.. BUNDA! Langsung ku lemparkan benda tajam itu ke sembarang arah, ku putar kunci yang tergantung di gagang pintu. Dan tentu ku langsung memeluk orang yang didepan pintu itu.
"Bundaa, anneth kangenn. Bunda kerjanya lama banget sih, udah gitu anneth sering jadi babu nya kak nayya lagi dia cuma malas malasan sambil main ha--,"
"Ekhemm!," Ucapan ku terpotong oleh suara itu. Teramat amat tak asing lagi ditelingaku, apa aku salah meluk orang? Saat ku mendongakan kepala ku..
"Heh! Memutar balikkan fakta ya lo! Hmm yang selama ini berleha leha di kamar sambil main Handphone, pagi atau sore keluyuran gak tau main kemana sampai lupa belajar kalo besok nya mau test!" Cerocos kakak ku sambil berkacak pinggang dan menatapku tajam.
Tanpa sepatah kata ku langsung melepaskan pelukannya dan mendorong tubuhnya hingga hampir jatuh. Kuat sekali aku. "Gimana nak, diterima kan disekolah impian mu itu?. Ucapan bunda selembut selimutku itu mampu sedikit mengiris hatiku lagi. Entah mengapa aku tidak suka ketika sedang ditanya perihal ini,
"Woee ditanya itu jawab bukan malah bengong kayak gak ada semangat hidup amat," Ucap kakak ku lagi. Aku tahu ia bercanda tapi ah merusak suasana saja!.
"Nayyaa," Tegur bunda ku dengan lembutnya. Ku lihat raut wajah nya yang berubah menjadi kesal. Haha dalam hati ku tersenyum kemenangan
***
"Maafin anneth bun, anneth gagal bahagiain bunda. Anneth tau anneth salah gak belajar waktu mau test nya, anneth nyesel bun apa bunda bisa bayar 3 kali lipat dari sebelum nya biar anneth bisa masuk sekolah itu?," Tanyaku pada bunda yang kini sedang bersamaku. Di kamarku tercintah.
Bunda tersenyum ia tahu sifat anak nya yang keras kepala dan tidak mau mengalah. Ia selalu ingin mendapatkan apa yang dia mau, gimana pun caranya.
"Ini pelajaran buat kamu sayang, bahwa apapun yang kamu inginkan tidak akan selalu bisa didapatkan. Hari ini kamu gagal tapi bukan berarti kamu harus bisa masuk sekolah itu lagi, bunda sudah daftarkan kamu ke SMP 3 Jakarta." Kata bunda menasehatiku, tapi kata orang orang sekolahan itu penuh dengan anak nakal dan cabe cabean.
"Tidak semua sekolahan itu isi nya anak pintar. TIDAK. Pasti semua sekolah itu ada anak nakal nya, kamu jangan menilai dari luar nya. Coba lihat di dalam nya pasti banyak juga anak yang berprestasi." Ucap bunda ku lagi seolah dia tau apa yang ada di otakku tadi, wah bunda ini jangan jangan korban film Roy Kiyoshi.
"Yaudah deh bun anneth mau." Ucapku pasrah pasalnya aku tak mau jadi anak bodoh yang tidak bersekolah apalagi sampai tidak mempunyai teman!
"Tapi anneth gak mau ikut MOS, anneth mau datengnya agak siangan bilang aja ada urusan mendadak ya bun yah yah boleh ya bun." Ucapku lagi sembari menggoyang goyangkan lengan bunda dan menunjukkan puppy eyyes ku.
Bunda ternganga melihat tingkah aneh putri bungsu nya ini, yah mau tidak mau bundanya harus rela berbohong siang nanti pada panitia MOS demi anak nya ini.
"Yaudah nanti kita dateng nya agak siang, tapi janji kamu gak boleh ngecewain bunda lagi." Ucap bunda nya sembari menyodorkan jari kelingkingnya.
"JANJI BUN, YUHUUU." Ucapku seraya menautkan jari kelingku dan melompat lompat diatas kasur seperti monyet yang bergelantungan. Eh, kulupakan satu hal..
"Besok kan sekolah terus peralatan sekolah anneth gimana bun, anneth belum nyiapin apa apa," Tanyaku dengan raut wajah yang melas.
"Tenang saja kakak udah siapin semua nya dari awal biar gak ada yang ketinggalan satu pun, biasanya kan kalo lo yang nyiapin pasti ada yang ketinggalan," ucap kakakku yang tiba tiba muncul dari luar pintu.
"Thanks lah kak nayy, kak nay emang paling ngerti kalo soal ginian ya walaupun masih ngeselin," Kataku yang masih berada dipelukan kak nay.
"Ck! Lebih ngeselin lo lah, yaudah lo gaboleh nangis nangis lagi tambah jelek banget tuh liat," Ledeknya sambil menunjukkan muka ku di cermin.
"IH KAK NAYY!" Teriakku sambil melayangkan bantal ke arah nya.
Malam ini terjadi peperangan bantal secara mendadak, bunda yang melihat kelakuan kami hanya menggelengkan kepalanya sesekali sambil tersenyum dan tertawa.
Yassss! Ini pertama kalinya aku buat cerita di wattpad. Jadi kalo ada kesalahan/Typo maafkan diriku ini:'). Silahkan kalo maoo nge judge
PHOTO OF CAST :
Debora Anneth Fricelia
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Delliecia Inaya Freesa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.