To The Beginning

687 92 44
                                    

...........
........
....
..

flashback start

"M-mereka mati?... apa benar mati?"

Arika merangkak mendekati bocah lelaki yang ada di depannya, memastikan apakah memang benar sudah mati. Ya.. dia sudah mati, Arika mengguncang tubuhnya dan tak ada respon.

"Hahaa.. lucu dia udah mati tapi masih buka mata, heeeyyy.. kamu ga terima kalau mati sekarang? udah merem aja selamanya!"

Merasa semua pembully serta supir truk tak sadarkan diri, Arika mencoba kabur dan segera melapor pada polisi setempat. Arika mulai berdiri dan berjalan gontai, lalu berjalan biasa, kemudian berlari.

"Apa ini? tadi aku hampir mati! harusnya aku kehabisan darah dan tulangku remuk.., tapi kenapa aku masih bisa lari?.."

Mungkin ada seseorang yang punya quirk healing melihat kejadian itu dan menyembuhkannya, pikir Arika. Di dalam hatinya, Arika merasa sangat gembira, karena dirinya sudah terbebas dari belenggu pembullyan. Saking gembiranya, dia tidak menyadari ada cctv sedang mengintainya.

flashback end

"Jadi begitulah keadaannya, aku tidak sadar ada cctv disana.. tapi ceritaku masih belum selesai"

Jantung seisi kelas berdegup kencang, menunggu kelanjutan cerita dari gadis cantik nan menyeramkan itu.

"Aku berlari mencari kantor polisi terdekat, dan melaporkan semuanya, mereka memintaku untuk pergi ke rumah sakit, tapi karena badanku sudah benar-benar pulih, aku menolaknya"

Masih dalam suasana tegang, Arika tersenyum miris.

"Tiga hari berselang sejak hari itu, aku tidak berangkat ke sekolah.., dan ternyata itu keputusan yang tepat"

~........~


Tiga hari berselang semenjak insiden mengerikan itu, Arika masih mendekam di kamarnya. Dia tak bilang apa-apa soal insiden itu pada ibu tirinya. Tapi tetap saja, Arika memikirkan apa yang terjadi pada jasad tiga bocah yang tertabrak truk waktu itu.

Tok tok tok

Suara pintu diketuk, segera si ibu tiri membukanya.

"Oh, kamu sudah pulang?" katanya sedikit terkejut "Siapa mereka?"

Di luar pintu, berdiri ayah Arika beserta dua pria berjas hitam. Satu terlihat kerempeng dengan badan terbungkuk, dan yang satu tegap tinggi.

"Mana anak ku?" kata si ayah.

Sedikit keringat dingin, ibu tiri masuk ke dalam rumah "Tunggu sebentar, aku akan memanggilnya. Silahkan masuk"

Arika bisa mendengar percakapan mereka di dalam kepalanya, padahal dia tidak keluar dari kamar.

"Rika.. ayah pulang, ayo turun.." ibu tiri mengetuk pintu dengan pelan.

Jantung Arika berdegup kencang, ia tak tahu kenapa ayahnya pulang bersama dua orang asing.

Mengatupkan bibir, Arika berjalan membuka pintu. Terlihat wajah ibu tirinya yang nampak cemas.

"Ayo.. Ayah juga membawa tamu"

"Tumben" jawab Arika singkat, dengan mengekor ibu tirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank You [BNHA X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang