"FELIXXXXX"
pagi ini, Felix rasa harinya akan berisik lagi.
Renjun berlari tergesa-gesa dari ujung lorong ke parkiran. Menghampiri Felix yang baru turun dari motor kesayangannya. Scoopy warna hitam putih pink.
Seleranya memang aneh jadi abaikan aja.
"Apa sih njun, masih pagi ini" Felix menatap malas ke teman nya yang biasanya sejenis dengannya.
"HAECHANBILANGDIAGAKMASUKSEKOLAHHARIINI!!!KAKMARKNGIRIMSURATNYAKEKELASBARUSAN!!" Ini renjun udah ngegas kecepatannya express pula. Pusing Felix dengernya.
"Pelan-pelan, ulangi lagi cobak" ujar Felix yang berusaha menenangkan teman sebangkunya ini.
"Ihhhh, haechan bilang dia gak masuk! Kak Mark ngirim suratnya ke kelas barusan!" Renjun menatap Felix sengit yang jatuh nya malah gemesin di mata Felix. (((Tolong sadar diri kepada sodara Felix)))
"Ya gitu deh, mungkin dia males bangun aja" Felix mencoba mencari alasan yang pas dan segera berpindah ke topik lain.
"Lee datar Felix! Lu tuh gak bisa bohong! Jam berapa kalian pulang kerumah semalem!" Hampir Felix ber alasan lain untuk topik ini tapi "jangan pake alasan, 'kelupaan gak liat jam njun' basi!"
Felix meneguk ludahnya kasar. Inilah alasan kenapa renjun sering marah kalau Felix dan haechan sering kumpul di Markas sweeter.
-lupa waktu
-lupa makan
-lupa sama dunia luarMereka terlalu ambisius agar di akui oleh keluarganya. Membuang mimpi hanya untuk menjadi apa yang mereka bilang perfect.
Huh! Menggelikan, itulah yang ada di pikiran renjun. Ia muak dengan persepsi orang kaya yang 'sok' perfectionis itu.
Tapi setelah berteman lama dengan mereka berdua, renjun jadi tau. Mereka, tidak berhak menentang, tidak berhak membantah, bahkan menyarankan jalan keluar lain.
"Jam 4 pagi tadi sih aku udah Sampek kasur ku, gatau kalau yang lainnya. Tanyain Jeno aja" Felix berlalu pergi menuju kelas nya. Cara kabur paling ampuh.
Kelas changbin cukup tenang, walaupun jam pertama kali ini kosong. Maklum saja, kelas nya berisi banyak anak berprestasi. Jadi banyak yg lebih memilih belajar daripada hal lain.
Kalau changbin sendiri? Jangankan belajar, menyentuh buku saja tidak. Lelaki berwajah datar itu sudah menuju rooftop sejak bel masuk berdering.
Sebab ia tau, Mr.kim tidak akan masuk hari ini. Yah, beruntungnya dia liat surat izin dari guru matematika nya itu di meja ayah nya tadi.
'lix, gue suka sama Lo. Mau gak-'
'kak? Uhmm maaf menyela tapi Felix gabisa'Changbin bangun sebab sayup-sayup terdengar suara lain di rooftop.
Donghyun hyung? Changbin memperhatikan dua orang yang membuatnya terbangun tadi.
"Hahahaha, kenapa? Bukannya Lo lagi free?"
"Gak tertarik"Ini donghyun mau marah ke Felix, tapi Felix nya jawab pakek senyuman manis banget. Kan lemah donghyun nya. ((dasar cowok))
Blam
Pintu rooftop di tutup, menandakan donghyun telah pergi.
Felix menghembuskan nafas nya dalam. Ini yang membuatnya lelah. Padahal dia sudah diam dan tidak menarik perhatian, tapi ada saja yang tertarik. Kan Felix jadi tidak enak untuk menolak mereka.
Felix hanya tidak bisa merasakan kenyamanan. Katakanlah Felix tertutup. Tapi mereka yang menyatakan afeksi nya terhadap Felix, mereka tidak tau Felix yg sebenarnya. Dan Felix tidak bisa menunjukan diri yg sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUB : Changlix
FanfictionBagaimana jadinya Seorang pendiam yang tanpa ekspresi dan irit bicara Dan Seorang yang dingin, cuek, dan judes. Mereka jadian! Kayak gimana sih jadinya. Apakah yang terjadi sehingga mereka memutuskan bersama. This bxb story' Changlix! Area With a...