《Tekan ☆》
. . .
. . .
. . *
. *
*Musim dingin hari itu lebih dingin daripada biasanya. Dan Wonyoung hanya bisa memaksakan kakinya terus berjalan diantara angin yang sepertinya akan menjadi badai.
"Ah! Cuaca yang buruk untuk pergi ke perpustakaan!" Serunya yang merutuki diri sendiri.
Seharusnya Wonyoung tidak memilih keluar tadi sore. Hari sudah gelap, sedikit orang yang keluar karena badai kemarin berhasil membuat jalanan ditutupi salju.
Wonyoung mempercepat jalannya begitu belok ke sebuah gang- jalan pintas yang jarang ia lewati karena pencahayaan yang remang - remang, "Sialan, jika bukan karena salju mulai turun, aku tidak akan mau melewati jalanan seram ini," Gumam Wonyoung.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat jalan yang menuju rumahnya tertutup oleh garis polisi, "hah? Pohon tumbang karena badai? Haruskah hari ini?!" Wonyoung menghentakkan kakinya. Merasa hari ini begitu sial, Wonyoung berjalan kearah satunya, yang membuatnya harus berputar arah sedikit dari rumahnya.
"Kau tidak bisa lewat sana," Ucap seseorang. Membuat Wonyoung menoleh kebelakang. Terlihatlah seorang laki - laki yang terselimuti jaket tebal dan terus mengatur nafasnya karena kedinginan, dan terlihat sebaya dengan Wonyoung.
"Kenapa?" Wonyoung tidak perlu basa - basi, ia hanya ingin pulang, "ada danau kecil yang membeku jika kau ingin lewat sana... jembatannya tertutupi salju sejak kemarin lusa, sebelum badai," Jelas laki - laki itu.
Wonyoung mendengus, "tidak apa, sudah membeku bukan? Lagipula jaraknya tidak begitu panjang, masih bisa dilewati," Ucap Wonyoung dan hendak melanjutkan perjalanannya.
"Sudah turun salju sekarang. Dengan jalanan penuh tumpukan salju tebal, kau akan sampai disana 10 menit lagi, dan sekarang sepertinya akan turun badai- kau tahu maksudku bukan?" Laki - laki itu mendekati Wonyoung, membuat Wonyoung mundur beberapa langkah.
"Aku bukan orang jahat. Aku juga ingin pulang, tapi kemungkinan kecil untuk berhasil melewati danau itu," Tambah laki - laki itu, berusaha meyakinkan Wonyoung.
Wonyoung tidak peduli, dan terus melangkah menyusuri jalanan yang harus melewati danau kecil, "kau keras kepala!" Ucapnya lalu mengikuti Wonyoung dari belakang.
"Kenapa mengikutiku?!"
"Jika ternyata kau berhasil, aku akan melewatinya juga. Tapi jika kau gagal, aku akan mencari pertolongan," Ucap laki - laki itu tanpa senyum. Wonyoung menatap kesal laki - laki dibelakangnya ini, "terserahmu jika mau menjadikanku kelinci percobaan!" Ucap Wonyoung akhirnya dan terus berjalan.
"Namaku Haruto... sepertinya kita sebaya. Kau kelas berapa?"
Wonyoung benar - benar merasa sekarang Haruto sok dekat dengannya, dan itu menyebalkan bagi Wonyoung, "11!" Jawab Wonyoung ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕊𝕖𝕟𝕡𝕒𝕚! [ WonRuto ]
Cerita Pendek《 Short Story 》 𝐖𝐡𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐧𝐨𝐰𝐬𝐭𝐨𝐫𝐦 𝐛𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐚 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐟𝐨𝐫 𝐭𝐡𝐞𝐦! ° • ° • ° ⚠️ Indonesian Fanfic 𝘗𝘶𝘣𝘭𝘪𝘴𝘩 ;; 26/ 06/ 19 ©ᴘᴄʜᴀʀᴀ