001

7.1K 338 1
                                    

Sekelompok siswa tingkat akhir itu tengah mengerubungi meja berukuran panjang di perpustakaan sekolah mereka. Ke enam siswa itu fokus pada buku buku dan lembar lembaran kertas yang berserakan di hadapan mereka.

Hayang School, Merupakan sekolah menengah atas ternama di tengah kota Seoul. Bukan sekolah elit, Hanya sebuah sekolah sederhana pada umumnya. Tetapi  untuk lulus masuk kesana sangat sulit. Setiap siswanya harus memiliki otak yang encer. Karena sekolah itu terkenal dengan tingkat presentasi yang luar biasa.

"Jeonghan hyung? Ini kita mengerjakan bagian ini saja bagaimana? Aku lebih mengerti bagian ini" ujar seorang lelaki yang paling muda di sana, Chan.

"Aku setuju Chan, Aku juga mengerti bagian gen juga dna. Tapi bagaimana yang lain? Tidak apa jika aku dan Chan mengambil bagian itu?" tanya Jeonghan menatap ke arah empat lelaki lainya.

Dan ke empat lelaki itu menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju.

"Jisoo mereka sudah membagi tugasnya, bagaimana kita? Kita akan mengerjakan yang mana?" tanya lelaki berbadan isi itu, Seungkwan.

Jisooo, lelaki itu mengerutkan dahinya, ia melihat kembali bagian mana saja yang belum terpilih, "Kalau kita mengerjakan bagian ini, bagaimana?"

"Prinsip hereditas?" Tanya Seungkwan dan di angguki kepala oleh Jisoo.

"Ya, Bagaimana?"

"Maaf Soo, Aku tidak mengerti bagian itu. Bagaimana yang lain?" kata Seungkwan tak enak hati.

"Tenang aku bantu, Ini saja ya?" ujar Jisoo memelas, karena ia sangat menguasai materi tersebut dan ia ingin sekali mengerjakannya.

"Baik lah, Soo" ujar Seungkwan, pasrah.

Jisoo tersenyum dan bergumam 'gomawo'

"Tapi setelah materi terkumpul kita harus menggabungkan semua materi menjadi satu. Kita akan mengerjakan dimana? Aku tidak ingin di perpus lagi, membosankan" keluh Wonwoo kemudian.

"Rumah Jeonghan lagi?" Usul lelaki keturunan china itu, Myunghao. Tapi mendapatkan gelengan kepala sang pemilik rumah.

"Kaliaan sudah empat kali mengerjakan tugas di rumahku, bukan tidak boleh, kan lebih baik kita saling berganti-"

"Ah, rumah Jisoo! Kitakan belum pernah kesana. Kenapa tidak di rumah Jisoo saja?" usul Jeonghan dan mata ke empat lelaki itu berbinar.

"Benar rumah Jisoo saja!" seru Seungkwan kemudian.

"Kali ini bisakan, Soo?" tanya Jeonghan penuh harapan.

Jisoo menggigit bibir bawahnya, "Euh jangan ke rumahku dulu ya, lain kali lagi"

"Kenapa lagi?"  Wonwoo menatap Jisoo dengan tatapan kecewa.

"Euh, Itu-"

"ada orangtua mu dirumah? Kau sedang tidak pulang ke rumah? Atau kau sedang pindahan?" terka Chan dengan alasan Jisoo yang mudah di tebak.

"Mengapa kau selalu melarang kami ke rumah,  Soo? Kamikan cuma ingin mengerjakan tugas. Bukan ingin membuat kerusuhan" kata Jeonghan mengerecutkan bibirnya kedepan.

"Bu- Bukan sepert-"

"Yasudah rumahku saja, Mungkin Jisoo merasa canggung." kata Wonwoo seraya bangkit dari tempat duduknya. Ia mengangkat bukunya yang berserakan di meja, lalu memasukannya ke dalam tas ransel miliknya.

"Aku duluan. Minghao, ingat cari materi bagian kita mulai malam ini" Wonwoo menatap Myunghao dan lelaki itu tersenyum manis.

"Baik Won" Minghao mengangkat ibu jarinya ke udara.

Hurt Love [CheolSoo] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang