004

3.4K 212 5
                                    

Jisoo menatap teman-temannya dengan heran. Bukankah mereka sedang marah dengannya ? Ya Jisoo tau mereka kesal karena akhir-akhir ini Jisoo selalu balik lebih awal, ia juga lebih memilih menyindiri.

Lalu mengapa tiba-tiba mereka menghampirinya ? Apa Jisoo kembali melakukan kesalahan sehingga mereka mau menegur Jisoo begitu ?

"Soo, maaf ya kemarin aku bertindak keras denganmu. Ini aku bawakan susu kesukaanmu, di minum ya ?" Jeonghan lelaki itu memberikan 2 kotak susu kesukaan Jisoo.

"Aku tidak tau ternyata semu berat sangat berat, Maaf aku mengacuhkanmu. Ini aku bawakan roti untukmu" Seungkwan lelaki itu duduk di depan Jisoo dengan sekantung penuh berisi roti-rotian.

Wonwoo, Myunghao dan Chan juga ikut mengerubungi Jisoo dengan memberikan makanan dan minuman lain dengan jumlah yang cukup banyak.

Jisoo menatap heran pada makanan-makanan yang di bawa oleh temannya. Ini terlampau banyak sampai-sampai makanan itu memenuhi meja Jisoo. Dan tak mungkinkan Jisoo habiskan semua sendiri.

"Ini maksudnya? Apa?"

"Soo" panggil Minghao menggenggam telapak tangan milik Jisoo.

"Kalau berat untuk di tanggung sendiri, seharusnya kau cerita dengan kami. Kami tidak akan pernah membencimu. Kami menyayangimu" lanjutnya kini menarik pundak Jisoo agar mendekat dengannya.

"Ya Soo. Pasti kau mengalami waktu yang sulit bukan?" tanya Wonwoo kemudiaan.

"Maafkan kami ya hyung" sambung si bungsu, Chan.

"Sebentar. Aku beneran tidak mengerti apa maksud kaliaan? Bisa jelaskan?"

Kini kelima orang itu menatap Jeonghan yang kini menggigit bibir bawahnya, ragu.

"Han?"

"Euh Soo. Aku bukan niat menjadi penguntit. Tapi aku kesal dan juga khawatir dengan kau yang menjadi tertutup belakang ini, lebih tertutup malah dari sebelumnya. Jadi kemarin aku dan Mingyu mengikutimu sampai depan apartment. Dan aku melihat kau membawa dua kotak susu hamil. Jadi aku berfik-"

Ucapan Jeonghan terpotong kala lelaki manis itu malah tertawa dengan keras.

"Jisoo?"

"Jadi kaliaan membawa ini semua karena kaliaan pikir aku hamil? Kenapa kau bisa menyimpulkan seseorang yang membawa kotak susu hamil itu sedang hamil, Han?" tanya Jisoo masih menahan tawanya. Ia benar-bebar heran dengan sifat aneh yang Jeonghan miliki.

"Lalu itu punya siapa? Kata mu ibumu sudah tidak ada, Lalu untuk siapa? Kekasih mu? Tidak mungkin orang seperti mu memiliki kekasih!"

"Itu untuk -" tidak mungkinkan Jisoo bilang yang hamil itu selingkuhan suaminya? Nanti mereka bisa terkejut lagi kalau Jisoo sudah menikah.

"Ah~ Dia tetanggaku. Dia meminta tolong untuk membelikan ku itu. Di- Dia tidak punya siapa-siapa lagi. Suaminya sedang berada di luar kota. Ya! Di luar kota." Jisoo heran sejak menikah ia jadi handal dalam berbohong.

"Benarkah?"

"I- Iya"

"Ah sia-sia aku bangun pagi untuk membeli ini semua" dengus Wonwoo kembali pada wajah emonya.

"Maaf ya aku jadi merepotkan kaliaan, Dan Jeonghan seharusnya kau tanya dulu denganku jangan langsung menyimpulkan, kasihan kan yang lain jadi repot"

"Gimana mau tanya? Kalau kau terus diam dan kalau di tanya juga jawab seadanya. Gimana orang engga jadi curiga?" Jeonghan melipat kedua tangannya kedepan dadanya. Ia masih tidak terima di pojokan oleh sahabatnya itu! Ya walaupun ini memang salahnnya juga. Tapi tetap saja di awal ini salah Jisoo!

Hurt Love [CheolSoo] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang