06-panik

12 0 0
                                    

"Baiklah diharapkan untuk seluruh maba untuk berkumpul di sumber suara sekarang. Dan barang barang bisa di titipkan ke panitia yang ada di sebelah kanan saya" suara dari taehyung mengintrupsi semua yang ada disana.

Ya. Mereka telah sampai pada lokasi tujuan mereka sekitar lima belas menit yang lalu. Dan saat ini semuanya sudah turun dari bus kecuali jungkook ditemani oleh yuna pastinya yang memang menunggu didalam bus sampai semua tenda siap. Bukan tanpa alasan, tentu saja karena lelaki itu sedang sakit.

"maaf kak tapi di sebelah kakak gak ada panitia" tegur salah satu maba, membuat atensi taehyung teralih untuk melihat kearah sebelahnya. Dan tak menemukan siapapun.

" WOIII, LO PADA NIAT GAK SI NGE-OSPEK DARI TADI NYANTAI NYANTAI MULU, KAN UDAH DI KASIH TAU TUGAS-TUGAS KALIAN APA AJA, JADI MENURUT GUE KALIAN ITU GAK PERLU DI INGATKAN LAGI TENTANG TUGAS-TUGAS KALIAN. BUANG BUANG WAKTU AJA!" teriak taehyung membuat semuanya terlonjak, apalagi orang-orang yang jadi sasarannya, siapalagi kalau bukan teman-teman se-panitia nya itu. Benar-benar tidak bisa diandalkan, bagaimana bisa mereka hanya bersantai dibawah pohon rindang begitu? Bikin taehyung jadi emosi saja.

"cup-cup jadi babang tae marah ni" gurau evelyn pada taehyung, karena setau gadis ini, taehyung bukanlah orang pemarah hanya karena hal-hal seperti ini.

"gak usah sok serius lo tae, gak cocok sama muka lo" gurau daniel juga. Ia tau betul bagaimana tabiat temannya itu, taehyung adalah si periang nan ramah, bukan si pemarah yang tak tau tempat.

"yaudah lah" ucap taehyung sedikit meninggi, dan yang tak terduga adalah lelaki itu melempar toa yang ia gunakan tadi untuk berbicara didepan adik-adik tingkatnya ke atas tanah. Membuat semua maba terdiam tak berkutik melihat kakak tingkat yang mereka idolakan itu marah.

"cih baperan banget sih lo tae kek cewek pms aja" ujar daniel santai. sekali lagi daniel tau betul bagaimana taehyung sampai-sampai ia tak peduli walaupun taehyung melempar bom sekalipun.

" yaudah lo aja, kalau lo merasa gue gak cocok serius, gue cuman baperan, kenapa lo gak protes waktu jungkook pilih gue jadi ketua pelaksana? Kan lo lebih cocok, lebih pantes? Gak kek gue yang cuman bisa sok serius , yang baperan iya kan? " ucap taehyung lagi, wajahnya sudah memerah, menandakan bahwa lelaki itu benar-benar telah emosi.

"lo kok gitu tae" ujar almeeta, ia sendiri tak paham mengapa sahabat nya menjadi seperti ini, ia tau betul itu bukanlah taehyung yang selama ini ia kenal.

"kenapaa al? Gue salah? Emang benar kan kata daniel? Gue emamg gak cocok, yaudah tu handle aja tu semua lo kan udah gak butuh gue yang sok serius" ujar taehyung sebelum akhirnya lelaki itu pergi meninggalkan semua yang ada disana dengan penuh tanda tanya.

"yaudah adek adek udah bisa buat tenda nanti kalian bisa di bimbing sama kakak kakak pendampingnya dan juga buat lokasi buat falkultas nya masing masing di kasih tanda ya, terimakasih" ujar evelyn yang sudah mengambil toa yang sempat dibuang taehyung tadi, setelahnya ia dan rekan BEM yang lain memutuskan untuk menyusul taehyung.

"iya kak sama samaa" jawab semua maba dan memulai melakukan apa yang telah disuruh.

Di saat semua maba bersiap siap membangun tenda dengan dibimbing kakak pembimbing tentunya. Semua panitia BEM berkumpul di sebelah bus panitia untuk menyelesaikan permasalaham tadi.

"jadi ada apa?" ujar sang presiden memulai permbicaraan. Karena dengar ada sesuatu yang tak beres, akhirnya dia sebagai presiden yag terkenal dengan bijaksana turun tangan untuk ikut menyelesaikannya. Mau tak mau dia keluar dari bus, padahal tadinya lagi manja-manjaan sama si doi. Ups.

"..." Semua yang ada disana diam tak bersuara.

"kalau semua diam gak ada yang mau ngasih tau gue permasalahan nya, gimana mau selesai, tae jadi ada apa?" ucap jungkook tepat sasaran. Jujur jungkook tak mau bertele-tele, dia saja sudah tidak enak badan, ditambah ada hal kaya gini tuh rasanya bikin makin pusing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang