Hope.

5 0 0
                                    

Ujian nasionalpun telah usai.
Aku telah berjuang menerjang semua soal-soal yang ada. Lega sekali.
Tapi,  tidak dengan kesinisan teman-teman kelasku. Entah, sampai detik inipun aku masih belum mengerti mengapa mereka bisa bersikap seperti itu sekian lamanya. Kuakui,  mereka kebanyakan memang dari keluarga yang kaya. Jauh berbeda denganku. Sepatu, tas,  dan segala aksesoris sekolahpun mereka menggunakan barang yang ber-merk. Tapi, aku tidak peduli. Karna yang kutahu,  Allah menilai hambaNya bukan dari penampilannya bukan? Aku akan terus berusaha menjadi orang baik yang benar. Tak peduli aku miskin atau kaya. Tak peduli bagaimanapun kondisiku, aku harus terus berjuang untuk menjadi seperti itu. Ya,  baik yang benar.

Diperlakukan seperti itu, memang menyakitkan. Sehingga, aku tau rasanya. Dan aku tidak ingin melakukannya pada orang lain. Biarkan saja mereka melakukan itu padaku. Karna yang kutau,  karma tidak pernah lupa jalan pulang.

Semilir angin malam ini menerpa raga, pemandangan malampun begitu memanjakan netra. Sejuk sekali. Membuat jiwa yang sempat berontak menjadi sedikit lebih tenang. Terkadang didalam hidup kita harus bisa menjadi angin,  batu,  air,  dan api disetiap masalah yang ada. Tapi itu sulit,  sangat sulit.

Kriiiiiiing....  -Syla Ayse is calling...
Panggilan telpon Syla memecahkan keheninganku.

"Assalamu'alaikum ,  Ya Syl?" tanyaku memulai perbincangan

"Walaikumussalam, Ima,  kamu kapan berangkat ke sekolah?" suaranya dari seberang sana.

"Hm,  entah. Mungkin kalau udah mendekati pengumuman kelulusan aja Syl."

"Kalau kamu berangkat,  entar kabari aku ya." pintanya.

"Iya Syl. " jawabku mengakhiri panggilan Syla.

Aku terus berdo'a agar tak ada kabar buruk saat pengumuman nanti. Aku yakin,  sangat yakin bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia. Perjuangan itu akan selalu mendapatkan balasan yang setimpal.

Aku sudah mengikuti SNMPTN, SBMPTN dan mengikuti daftar offline pada universitas yang membuka jalur beasiswa. Aku harap ada salah satu yang bisa ku dapat sebagai tempatku melaju melangkahkan kaki di bangku kuliah. Aku benar-benar menaruh harapan yang tinggi.

"Semoga aku lulus,  dan diterima di salah satu universitas yang kuikuti. " do'aku dalam hati dengan harapan setinggi langit.

#####################################
Cerita ini ditulis entah beberapa tahun yang lalu. Dan author baru sempet nulis lagi sekarang. Terus ikuti kelanjutannya ya!

Satu Cinta Tak BermasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang