Jangan menghancurkan persahabatan kami hanya dengan senyumanmu itu
**Sesilia Yuniar**
*Menghargai Asa*Audy menatap langit malam yang cukup gelap, karena malam ini tak ada satu pun bintang yang terlihat. Sama seperti suasana hati Audy sekarang, gelap. Audy mengeratkan sweaternya. Malam ini terasa dingin, sedingin hatinya. Entah mengapa Audy merasa tubuhnya melemah, kepalanya sedikit pusing. Namun, ia mengabaikan rasa pusingnya itu, mungkin karena terlalu banyak masalah yang sudah ia hadapi atau mungkin karena tadi tubuhnya terguyur hujan. Audy duduk di balkon rumahnya sambil menikmati secangkir cocholate panas.
"Mikir mulu, cepet tua nanti"
Audy kaget mendengar suara itu, ia menoleh dan mendapati Firza sudah bersender di pintu balkonnya, sambil menatap Audy lembut.
"Ga papa biar cepet mati"
"Mau cepet mati? Gue ada cara cepat nih"
"Apa? Gantung diri. Gak mau, masih sakit"
Firza beranjak dan duduk di kursi sebelah Audy. "Nanti gue iket lo di rel kereta, udah cuma sebentar. Gak bakal sakit"
Audy memukul lengan Firza pelan. Ia tersenyum mendengar saran itu. Namun, kali ini Audy merasa bingung ada apakah Firza datang? Karena tidak seperti biasanya ia pasti akan memberitahukan Audy jika ia akan mampir.
"Lo kesambet apa, kok bisa mampir kesini?"
"Yeee kesambet! Emang kalo mau kesini harus ngomong dulu sama lo"
"Biasanya juga gitu" Audy menyeruput coklat panasnya dengan santai.
"Gue mau ubah kebiasaan gue dulu"
Audy menoleh, Apa maksud Firza mengatakan hal tersebut? Seolah ia ingin mengubah sesuatu. Mengubah kebiasaan? Apa yang akan Firza ubah? Mengapa ia tiba-tiba mengucapkan kalimat itu. Audy bermain dengan segala pikirannya.
"Maksud--nya?" tanya Audy.
Firza diam beberapa saat. Kemudian menatap Audy dalam. Ia menghela nafasnya lembut.
Mungkin sekarang belum waktunya pikir Firza ragu.
Firza menonyor kening Audy pelan. "Serius amat sih!"
"Ya lo, tiba-tiba ngomong gak jelas"
"Lupain aja" Firza menatap langit sesekali mencuri pandang ke arah Audy. Ia kemudian mengerutkan dahinya.
"Lo sakit?" tanya Firza.
"Sedikit" ucap Audy sambil memegangi kepalanya. Firza nampak khawatir.
"Udah minum obat??"
"Sakit kepala biasa kok, mungkin gara-gara tadi main hujan. Gak usah khawatir gitu lah. Nanti dibawa tidur pasti enakan" ucap Audy sambil tersenyum meyakinkan.
"Lo harus bisa jaga diri ya. Apalagi kalau nanti gue gak ada disamping lo. Jangan pernah sakitin diri lo sendiri"
"Kaya lo mau ninggalin gue aja"
Firza diam. Semua diam, hanya angin malam yang berbicara bersama suara-suara hewan malam yang nyaring.
"Audy"
"Hmm"
"Kalo misalnya gue nanti gak ada di samping lo. Lo harus jaga diri ya. Lo harus kuat" ucap Firza tiba-tiba membuat atmosfer yang berbeda.
"Kenapa ngomong gitu? Lo mau ninggalin gue?"
"Kan misalnya"
"Walaupun cuma misalnya itu artinya lo udah berniat ninggalin gue. Please, jangan kayak mereka jangan pernah datang kalo akhirnya lo juga bakal pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Asa
Teen Fiction( cover by @lilinbening) "Sekarang gue bakalan hidup sesuai kemauan gue sendiri. Gue mau bebas dan gue udah gak mau lagi mengikuti ambisi yang selama ini menghantui gue" -Audy Faradilla Sution "Hidup cuma sekali dan alangkah sayangnya kalo hidup kit...