"Aa...aku.. aku tid..tidak tau. Aku... aku... mencin..taimu" ucapnya serak dan terbata-bata. Air matanya mengucur deras. Dari sudut bibirnya ada darah akibat tamparanku yang keras.
"Cih, dasar jalang! Bentuk cinta saja kau tidak tau. Lalu mengapa kau mengatakan kau mencintaiku, hah? Kau menikmati 'cinta' bersama lelaki sialan itu di kamarmu dan masih saja tidak tau bagainana bentuk dari cinta?!" Aku menyeringai kepadanya. Matanya menyorotkan ketakutan. Ia meronta-ronta membuat tangannya yang ku ikat kuat menjadi lecet.
Jangan salahkan aku. Dia sendiri yang membuatku melakukan ini. Selama ini dia selalu mengatakan mencintaiku. Dan dia bilang di hatinya hanya ada namaku. Persetan! Nyatanya dia bercinta dengan teman kuliah yang satu kelas dengannya.
"Jawab aku, gadis bengis! Oh, bukan, bukan gadis. Kau jalang!" Aku memainkan pisau yang ada di tanganku. "Aku mati-matian menjaga dirimu supaya aku tidak menyentuhmu diluar batasanku. Bahkan untuk berfikir menidurimu pun tak pernah. Tetapi lelaki itu mudah sekali menidurimu."
"Aku tidak tau bentuk cinta sebenarnya. Yang aku tau aku hanya mencintaimu, Rick" Kembali ia membual. Aku muak dengan bualannya. "Rick, percayalah hanya ada namamu di hatiku. Itu bentuk cintaku padamu. Maafkan aku".
"Oh, ya tentu saja. Hanya ada namaku dalam hatimu. Sepertinya aku tidak perlu membuat penyiksaan ini lebih lama" ujarku sembari menaruh pisau di atas meja. Dia menatap ku dengan mata berbinar. Sepertinya berharap bahwa aku akan melepasnya.
"Tutup matamu, sayang. Biar kulepaskan ikatan ini."
Ia menuruti perintahku dengan tersenyum dengan sudut bibir yang berdarah. Bagiku itu menjijikan. Aku mengambil pisau di atas meja dan menusukknya langsung ke jantungnya.
Ia terbeliak, memelototkan matanya padaku. Semakin kuperdalam tusukan itu. Darah mengucur dari dada bagian kirinya. Aku tersenyum sinis.
"Aa...aapa yang.. kk.. kau..."
"Ssttt, jangan berbicara. Itu hanya akan menambah rasa sakitmu, sayang. Biarkan aku membuktikan bentuk cintamu padaku. Aku ingin melihat apakah benar-benar ada namaku di hatimu" Kembali aku menghujamkan pisau sebanyak yang aku bisa. Dan...
Krakk...
Suara tulangnya patah. Kini jantungnya sudah terlihat dan ia tak bergerak lagi. Aku mengambil paksa jantung itu. Setelahku dapatkan tidak ada namaku di sana.
Lagi-lagi dia membohongiku. Dasar jalang!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Creepypasta
TerrorCerita creepypasta pendek. Sebagian karya saya sendiri dan sebagian lagi dari sumber lain. Hope u enjoy it😉