Pukul 5:00 PM jalanan sangat ramai, para pekerja, pelajar, maupun hanya orang biasa membuat jalanan padat. Bus berhenti di halte pemberhentian, seorang gadis turun dari bus dan berjalan sendirian di keramaian sore hari.
Gadis dengan seragam SMA dan nametag di dada sebelah kanan yang bertuliskan Azzura Sierra berjalan menyebrangi zebracroos, tetapi seorang pria berjalan cepat dan menabrak Zura, membuatnya meringis menahan sakit pada lengan kanannya.
Tanpa mempermasahkannya Zura melihat aspal dan terlihat dompet berwarna coklat, ia segera bergegas mengejar si pemiliknya sekaligus orang yang menabraknya tadi.
Pria itu berjalan dengan cepat membuat Zura harus berlari mengejarnya, lelah untuk mengejarnya, ia berhenti dan mengatur nafas "Permisi! dompet anda jatuh!" teriaknya, tetapi pria itu masih tetap berjalan.
Zura bergegas mengejarnya lagi, dan pria itu berhenti di samping mobil, membuat Zura bernafas lega, karena tidak perlu lelah mengejarnya "Dompet anda jatuh." menyodorkan dompet dengan tangan kanannya.
Mata pria itu melihat ke arah dompet, lalu berganti menatap Zura, menaikkan sebelah alisnya, dan membuat Zura menautkan alisnya.
"Bukankah kau mencurinya?"
Zura terkejut dengan perkataan pria itu, dan akan menjawabnya, bibirnya sudah terbuka tetapi tangan kanan yang masih menyodorkan dompet ditarik oleh pria itu, dan memasukan Zura ke dalam mobil.
Lantas pria itu masuk ke dalam mobil, dan duduk di kemudi, Zura bergegas keluar tetapi sia-sia, pria itu sudah menguncinya "Apa-apaan kau ini!"
"Diamlah dan ikuti saja" jawab pria itu dengan enteng, membuat Zura kesal, pria itu menjalankan mobil.
Sebisa mungkin Zura menenangkan pikirannya, dan mengatur nafasnya, ia melihat jalanan untuk menghafalkannya, karena jalanan ini tidak pernah ia lewati.
"Siapa namamu?" tanya pria itu.
Dengan tatapan tajam, melihat ke arah kaca mobil depan, Zura menjawab "Lepaskan aku dulu!"
"Azzura Sierra" kata pria itu, lebih tepatnya dia menyebut nama Zura "Namaku Rano" lanjutnya.
"Nggak nanya, bagaimana bisa kau tau namaku?!" ketusnya karena kesal dengan yang dilakukan pria itu
Si pria bernama Rano itu menyeringai "Hey! tenanglah"
***
Mobil sudah menurunkan kecepatan, melewati gedung tua yang seperti bekas pabrik, mobil berhenti di depan garasi belakang gedung tadi, Zura terlihat bingung, disini hanya ada garasi tanpa rumah, dan banyak sekali pepohonan seperti hutan, membuatnya semakin panik, jika akan terjadi sesuatu pada dirinya.
Rano menghela nafas, lalu berdehem "Keluarlah! ini sudah larut, kita masuk ke markasku."
Karena sedikit takut, ia mengikuti perintahnya, lalu Rano menekan tombol password, dan pintu garasi terbuka.
"Ayolah" kata Rano sambil menarik tangan Zura, tidak suka jika disentuh, Zura menepisnya, lalu melipat kedua tangannya "Aku bisa jalan sendiri!"
Zura mengikuti langkah Rano, dan mendekati sebuah meja terdapat 6 kursi di sekeliling meja itu.
"Duduklah!" perintah Rano, membuat Zura terkejut karena ia masih melihat-lihat betapa mewahnya di dalam garasi yang ternyata seperti rumah, lalu Rano mengambil air mineral di kulkas.
Zura pun duduk, lalu Rano menyodorkan botol air minum kepadanya "Ini minum!"
"Taruh aja" jawabnya dan masih melipat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS DIFFERENT
Teen FictionSebuah hidup yang menyenangkan jika melakukan hal apapun sesuai keinginan diri sendiri. Tapi apakah akan selalu bahagia jika di masa lalu, masa kini, dan maupun masa depan memiliki keterpurukan. Setidaknya pernah bahagia bukan.