Iren terus gelisah. Anxiety itu selalu ada. Dia memang berjalan dengan raut wajah tenang. Akan tetapi, jantungnya berdebar. Beberapa langkah lagi tiba di sekolahnya. Bertatap muka dengan warga munafik di sana.
Dia mengencangkan tali ranselnya. Melakukan deep breath sembari bersenandung kecil. Matanya bergerak liar. Menatap lalu lalang kendaraan.
Iren berhenti sejenak di persimpangan. Menggerakkan matanya melihat kiri kanan. Setelah memastikan tidak ada kendaraan baik itu motor atau mobil yang lewat, dia memutuskan untuk menyeberang. Gerbang sekolah sudah terlihat di matanya.
Asshole!
"Iren!" Zira, teman sekelasnya menyahut dari gerbang sekolah.
"Ya," Iren membalas dengan malas. Terdengar seperti cicitan.
Iren melanjutkan langkahnya hingga dia benar benar sampai di gerbang sekolahnya. Alis hitam tebalnya menekuk.
"Lo udah kerjain PR?" tanya Zira santai.
"Hm," Iren menggumam. Dalam hatinya merutuki Zira yang kenapa malah menunggunya di gerbang sekolah.
Zira tidak lanjut bertanya. Jawaban dari Iren cukup untuk memberinya kode bahwa dia tidak mau ditanya lagi.
Dua gadis itu berjalan bersama menuju kelas IPA X-2.
Kelas masih terlihat lengang. Belum ada tanda tanda kehadiran orang lain di kelas selain Iren dan Zira. Maklum, jam baru menunjukkan angka o6:15. Terlalu pagi.
Iren meletakkan tasnya di tempat duduk miliknya. Zira melakukan hal yang sama. Mereka berdua masih terdiam. Iren tidak berminat untuk membuka obrolan.
Iren berjalan ke teras kelasnya. Matanya menangkap beberapa murid yang memasuki gerbang sekolah.
"Lo kenapa sih Ren?" Zira mengejutkan Iren.
"Kenapa?" Iren menaikkan alisnya sebelah.
"Ya Lo kadang kadang berubah. Paginya beda. Siangnya beda. Lo kek mood moodan. Lo ada masalah?" Zira lanjut bertanya.
"Kepo amat Lo."
"Ih tanya doank mah," Zira memberengut kesal. Iren selalu begitu.
"Busuk cih," Iren berdecih. "Gw kagak harus kasih tau Lo kan? Dasar B U S U K." Iren menekan kalimat terakhirnya. Menatap Zira tajam.
AN: Ini cerita absurd. weirdo. Tokoh si Iren ini
Sengaja Saya buat aneh. Kaku.
Songong. Tidak berperasaan. Ikuti
terus yak:v Bi Do(im sorry) kalo chapter pertama pendek. Poopaye. Alhamdulillah.↪️
YOU ARE READING
LEFT EYE
Mystery / ThrillerIren Asana. Si gadis mata juling kiri yang misterius. Karena mata juling kirinya itulah sering dijadikan bahan bullyan oleh orang orang sekitarnya tanpa mereka tahu bahwa mata juling kiri itu punya beberapa rahasia kejam. Selain itu, Iren juga merup...