"Hati bukan hanya bisa menghasilkan zat yang di perlukan tubuh, tapi hati juga bisa berbicara, mendengar, bahkan melihat"
-Jeon Hana-
.
.
.Gemuruh suara bising kendaraan memekakkan telinga Hana. Padahal jarak antara jalan raya dengan rumahnya bisa dibilang tak dekat, tapi suara bisingnya bisa terdengar. Tak tahu apa yang terjadi, tapi jalanan disana sedang macet di musim gugur ini.
Ah, ternyata ia kembali berjumpa dengan musim ini. Dimana musim gugur yang dulu yang ada hanyalah kata maaf dari Taehyung.
Perempuan yang tengah mengandung selama sembilan bulan lamanya itu terkikik geli. Mengingat raut wajah Taehyung ketika merasa bersalah. Serta dirinya sendiri yang sering menangis tanpa adanya raungan.
Ia tak bisa melihat sekarang. Yang bisa dilakukannya hanyalah mendengar celotehan Taehyung saat dirinya melakukan hal yang dilarang oleh Taehyung. Sepertinya lucu, sayangnya Hana tak dapat melihat itu lagi.
Tangannya meraba ke meja yang ada di depannya. Meraih cangkir porselen berawarna putih yang penuh oleh hot chocolate. Ia menyeruputnya perlahan, lalu mendesah pelan ketika minuman itu berhasil ditenggak olehnya.
Sulit memang. Dengan kebutaannya, Taehyung menjadi lebih protektif sekarang. Kehamilan Hana juga membuatnya berkali-kali lipat protektif dari sebelumnya. Kini,Taehyung memekerjakan setidaknya dua asisten rumah tangga yang sudah diatur jadwal bekerjanya.
"Maaf, aku lama di kamar mandi. Kita berangkat ke super market sekarang?" Tanya Taehyung yang tak tahu darimana munculnya
Hana tersenyum mengiyakan. Ia berdiri lalu menghabiskan minuman di depannya dengan terburu-buru hingga membuat lidahnya terbakar. Aish, lihatlah kelakuan Taehyung terhadap Hana sekarang.
"Jangan terburu-buru meminumnya! Lidahmu pasti terasa sakit, kan?" Omel Taehyung.
Taehyung menangkup pipi Hana. Tiba-tiba saja ia menyambar bibir Hana. Dikulumnya lidah Hana menggunakan bibirnya sendiri, secara lembut dan tidak tergesa.
"Kau mencuri kesempatan dalam kesempitan, Kim Taehyung," tegur Hana.
Keduanya tertawa. Taehyung berlutut di depan Hana setelahnya. Dia menarik punggung Hana agar mendekat ke arahnya. Sehingga, memudahkannya untuk mencium perut yang sudah benar-benar besar.
Di usia kehamilan yang sudah mencapai sembilan bulan ini, Hana masih terlihat segar. Meskipun terkadang bayi di dalamnya itu menendang kuat hingga membuatnya kesakitan.
Bicara soal bayi, jenis kelamin anak yang dikandung Hana adalah laki-laki, menurut hasil USG. Sesuai perkataan Taehyung sekitar sembilan bulan yang lalu, waktu dirinya bersama Hana berada di atap gedung, nama bayi ini adalah Taehyun. Tetapi mereka akan tetap menunggu sampai anak itu lahir, dan mengetahui jenis kelaminnya. Karena biasanya, hasil USG belum seratus persen fakta.
"Taehyunie, lihat eomma, dia bilang appa-mu yang tampan ini mencuri kesempatan dengan menciumnya. Padahal, appa berniat membantunya," ucap Taehyung di depan perut besar Hana.
Hana yang tak bisa melihat apa-apa hanya tersenyum, menyembunyikan rasa sakitnya. Hei, ibu mana yang tak mau melihat anaknya? Melihat ekspresi anaknya ketika menangis, ketika tertawa dengan segala kelucuannya, serta ketika buah hatinya memohon dengan mata yang berbinar.
Bersyukurlah jika kalian memiliki ibu yang masih bisa menatap kedua mata kalian.
Bagaimanapun bentuk atau wajahmu, dengan kelebihan ataupun kekuranganmu, eomma akan menyayangimu dengan bantuan telinga, mulut, dan juga hati eomma, Kim Taehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KTH] Evanescent ✓
Fanficㅡ||Belum Revisi||ㅡ ❝ Would you stay, please?❞ !M; violence, hawt scenes, sexual abuse. Read at your own risk [200503] #1 in Koreanstory [201114] #1 in kth A/n: NC in some parts ⓒAthenseas2019