Aku memandangi diriku sendiri yang tengah dibalut oleh dress selutut berwarna peach. Dengan riasan tipis yang teraplikasikan padaku, membuat garis wajah yang semakin kentara. Baiklah, saat ini aku menginginkan Taehyung akan memujiku.
Omong-omong soal Taehyung. Laki-laki itu akan mengajakku ke suatu tempat. Aku sendiri tidak diberi tahu olehnya akan kemana kita. Ia juga memberikanku gaun sederhana dan menyuruhku memakainya. Sehingga aku berinisiatif untuk menambahkan riasan sebagai paket lengkap.
Ah, kami tidak jadi berpisah. Waktu itu, aku benar-benar menolak untuk menandatangani kertas itu. Huh, maafkan keegoisanku ini.
Namun aku bersyukur, hubungan kami baik-baik saja setelahnya.
"Sudah seleㅡ"
Aku menoleh ke arah pintu kamar. Terlihat Taehyung yang sedang menatapku. Aku terus mengoceh dalam hatiku.
Ayolah, puji aku, Tuan Kim! Kumohon!
Sayangnya, ia belum mengatakannya. Jadi, aku menambahkan senyum termanis yang kubuat sebisanya. Entahlah, aku sendiri tidak yakin memiliki senyuman manis atau tidak.
"Aku sudah selesai, lalu.. kapan kita akan berangkat?" Tanyaku lalu mendekatinya.
"Hah? Uhm.. jika kau sudah siap, kita akan berangkat sekarang juga," katanya.
Ia menggandeng tanganku. Menarikku keluar dari ruangan ini. Sebenarnya kesal karena ia tak kunjung memujiku. Tapi tak apa. Aku juga tidak akan memunculkan gejolak kekesalanku sekarang. Tidak mungkin.
##
"Berapa lama lagi kita sampai?" Tanyaku.
"Sedikit lama lagi."
Akh menghela nafas. Memerhatikan ke luar jendela setelah beberapa lama memerhatikan Taehyung yang sedang mengemudi mobilnya.
Jika diingat-ingat, ini sama seperti saat dimana pertama kali aku berkendara bersamanya. aku yang menatap jendela, Taehyung yang fokus pada jalanan, dan kami yang sama-sama terdiam.
Hei, mengingatnya saja sudah membuaku tersenyum.
Tanganku tiba-tiba saja dipegang oleh Taehyung. Mengusapnya, juga terkadang menautkannya.
"Tanganmu masih sakit, jangan lakukan itu," ucapku.
Setahuku, bahu Taehyung belum benar-benar pulih. Luka tembak itu membuat Taehyung mengerang kesakitan ketika bergerak. Maka dari itu, aku mengkhawatirkannya.
"Sudah tidak sakit lagi. Lihatlah, aku sudah tidak menggunakan perban lagi."
"Benarkah?"
Taehyung mengangguk mantap.
"Apa kau bosan? Kau bisa menyalakan musik," kata Taehyung.
"Menyalakan musik? Boleh?"
"Tentu saja, bahkan kau boleh bernyanyi sesukamu," ujar Taehyung.
"Baiklah, tapi jangan terpesona akan suaraku, Kim Taehyung."
Setelah menyalakan musik, aku duduk bersiap menikmati lagu yang melantun. Mendengar intro lagu yang terputar saja, aku sudah berjingkrak.
"Wah! Kau menyimpan lagi ini juga? Aah.. aku juga sangat menyukainya. Kalau begitu, aku akan menyanyikannya."
Taehyung tersenyum melihat tingkahku yang menurutnya menggemaskan. Menggelengkan kepalanya dan mengacak-acak rambutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KTH] Evanescent ✓
Fiksi Penggemarㅡ||Belum Revisi||ㅡ ❝ Would you stay, please?❞ !M; violence, hawt scenes, sexual abuse. Read at your own risk [200503] #1 in Koreanstory [201114] #1 in kth A/n: NC in some parts ⓒAthenseas2019