2

15 5 0
                                    

lanjutan dari part sebelumnya....

Kami berdua sudah sampai diatas rooftopnya kampus kami berdua ini, aku langsung menjauhkan diriku darinya, dan duduk di sofa yang sudah berada disitu, oh iya disini tuh benar-benar nyaman banget, ada tempat ngopinya juga lagi, pokoknya ini tempat favorit aku banget, setiap aku merasa kesepian, merasa sedih, merasa galau dan segala macemnya, pasti yang ada dipikiranku selalu rooftop, dan Atria pun tahu kebiasaanku ketika aku lagi tak ingin bicara dengannya ataupun ke orang lain, pasti dia juga akan menghampiriku ke sini, ke rooftop.

"Atria" panggilku tanpa menatapnya, "Iya kenapa, Al?" tanyanya sambil menatap ke depan dan menikmati pemandangan yang cukup indah untuk dilihatnya, "Kau tahu mengapa aku tadi tiba-tiba menangis tanpa sebab?" tanyaku ke Atria, lalu ia hanya membalasnya dengan gelengan kepala yang berarti ia tidak tahu apa penyebabku menangis tadi.

"Aku menangis tadi karena perkataan cewek itu terhadapku, yang teriak tadi itu loh, yang membuatmu sempat marah ke dia" kataku lalu Atria berdiri saat mendengar perkataanku barusan, dan sekarang ia sudah berada dihadapanku sambil menatapku khawatir, "maksudmu??" tanyanya masih menatapku dengan tatapan khawatirnya, aku yang ditatap olehnya hanya bisa memilih untuk diam dan memilih untuk menundukkan kepalaku perlahan, tidak berani menatapnya, apalagi menjawab pertanyaannya barusan. "Alvira... kau menangis tadi karna cewek itu bilang kalo jangan terlalu dekat dengan aku, dan..." katanya tapi kupotong dengan cepat,

"Aku juga bingung kenapa aku sampai meneteskan air mataku, apalagi sampai sederas tadi, udah gitu aku nangis di depan kamu lagi" balasku cepat dan masih menundukkan kepalaku, tidak berani menatapnya, dan kalian mau tahu apa yang dilakuinnya saat aku berkata demikian, Atria mengangkat daguku perlahan dan ia menatapku dengan sangat dalam, tapi... aku masih belum berani menatapnya,

"Hey, tatap aku Alvira..." katanya dengan suara khasnya dia saat bertemu dengan orang asing yang belum ia kenal sama sekali, dan aku benar-benar merinding banget denger suaranya Atria barusan, bulu kudukku sampe naik loh.

Aku pun perlahan menatapnya takut-takut, kedua mata kita berdua pun bertemu, dan itu pertama kalinya menatap Atria sedekat ini, karna Atria sambil menundukkan badannya supaya bisa menyesuaikanku, karna aku duduk dan Atria berdiri.

Omggg.... aku baru nyadar Atria ternyata setampan ini, selama ini aku kemana aja woiii... huhuuu😭😭, jangan ganteng-ganteng dong, Atria entar makin cinta akunya....

"Alvira... apa itu sebabnya kamu menangis tadi?? Gara-gara cewek sialan itu?? Hm??" katanya dengan nada kesalnya, sepertinya Atria masih kesal dan marah ke cewek tadi, "Ihh, Atria gaboleh kayak gitu, masa ngatain dia sialan?? Siapa yang ajarin kamu ngomong kasar kayak begitu, hm?" tanyaku sambil menatapnya dalam, "Jangan ubah topik, Alvira" balasnya, "Ubah topik apaan sih?" tanyaku kembali, "Kamu... suka sama aku? Makanya kamu sampai netesin air matamu itu? Kan gak mungkin dong kalo misalnya kamu gak punya perasaan sama aku, pastinya kamu gaakan nangis kayak tadi, lah tadi aja kamu sampe denger suar isakan tangis kamu, pasti ada somethingnya dong kenapa kamu sampai nangis kek gitu cuma gara-gara dibentak sama cewek tadi" katanya masih menatapku dalam.

Aku harus jawab apa ini?? Aku tidak berani mengeluarkan semua perasaanku selama ini ke Atria, aku tak tega saja... apalagi kalo misalnya dia tidak membalas perasaanku ini, hancurlah hatiku ini...

Aku memilih untuk menundukkan kepalaku lagi, tidak bisa menjawab pertanyaan dari Atria barusan, yang cukup membuatku takut untuk menjawabnya, takut akan merusak moodnya Atria mungkin, dan takut merusak persahabatanku dengannya, aku tidak mau bertengkar soal kayak begini, mungkin lebih baik aku pendam saja perasaanku ini, tapi.... masalahnya kenapa aku bilangnya aku nangis karna cewek tadi itu?? Aishh.. bodohnya diriku inii

"Alvira.... kok diam? Tidak bisa jawab?? Apakah sulit menjawab pertanyaanku?" tanyanya dan mengangkat daguku perlahan, dan mata kami bertemu lagi, "Aku.... tidak.... mau merusak persahabatan kita, Atria... aku takut setelah aku bicara jujur sama kamu, nanti persahabatan kita akan benar-benar hancur, karna ini... melibatkan perasaan aku... selama ini.... ke..... cowok yang berada di hadapan aku ini" kataku dan di kata-kata terakhirku kupelankan suaraku karna aku sekarang benar-benar takut untuk mengungkapkannya, karna aku sama sekali belum siap untuk mengungkapkannya sekarang juga.

Hmm... apakah Atria akan membalas perasaanku ini? Atau mungkin dia... ternyata mempunyai perempuan yang dia cintai, dan selama ini aku sia-sia punya perasaan terhadapnya? Karna kalo aku memberitahukan perasaanku ke Atria, takutnya malah akunya yang sakit hati karena ternyata selama ini dia mempunyai perempuan yang selama ini sangat ia cintai, tapi bukan aku yang dicintainya, karna ya selama ini mungkin aku sendiri yang menganggap perbuatan manisnya itu karna dia punya perasaan ke aku

Ehh... tapi ternyata selama ini dia hanya menganggapku sebagai sahabat dekatnya bukan lebih dari sahabat dekat, itu mungkin hanya khayalanku saja kali yaa..

Hahahaha lucu sekali... mungkin lebih baik aku pendam saja perasaanku ke Atria selama ini, karna aku tidak mau sakit hati cuma karna ditolak perasaannya sama crush ku selama ini, dan akhirnya aku memilih untuk menjauh dari Atria, daripada harus berdekatan terus tapi hatiku terus menerus hancur dan akhirnya aku jadi membencinya, aku tidak mau hal itu sampai terjadi, makanya lebih baik aku tidak usah mengungkapkan perasaanku ke Atria, biarlah Tuhan yang menentukan apakah aku berjodoh dengannya? Atau tidak?

Biarkanlah Tuhan yang mengatur semuanya ini, aku hanya menunggunya sampai dia datang sendiri kepadaku dan bisa membalas perasaanku selama ini dengan tulus dan aku berharap perasaannya kepada aku itu berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam, aku tidak mau kalau ia hanya main-main saja dengan perasaannya sendiri apalagi ia mengatakan perasaannya ke aku itu hanyalah perasaan kasihannya terhadapku.

Pasti akan kutolak kalo dia hanya merasa kasihan terhadap aku, karna sifatnya memang begitu kan? Yang pasti akan kutunggu kamu, Atria... untuk membalas perasaanku ini, semoga kamu bisa peka ya ke aku, maaf kalo aku sudah melanggar perjanjian kita dulu, yang janjinya bersahabat sampai selama-lamanya, tapi akunya malah melanggar perjanjian kita itu dan lebih parahnya aku punya perasaan lebih terhadap kamu.

Tapi aku tidak salah kan, kalo aku mencintai kamu? Karna ini memang sudah waktunya aku untuk bisa mencari jodohku yang bisa menjagaku sampai maut memisahkan aku dan jodohku nanti di akhirat, dan menurut aku jodohku ya kamu, Atria Putra Nurgoho. Tapi gatau deh, apakah kamu juga memiliki perasaan yang sama kayak perasaanku ini juga? Hehehe, kita lihat waktu saja ya, Atria
I'll wait for you.... Pujaan hatiku....

Waduhh waduhhhh, kasian banget sih si Alvira ini.....
Bakal dibalas tidak yaaa perasaannya sama doinya si Alvira inii???
Ehehehehe.....
Tunggu ajaa yaa di next chapter selanjutnyaa.....
Jangan lupa comment dan vote
Itu sangat gratiss loh gak bayar...:)
Kasih aku semangat biar bisa melanjutkan ini terus:))....

👋👋👋Sampe berjumpa kembali readersku tercayangg iniii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


👋👋👋
Sampe berjumpa kembali readersku tercayangg iniii...mwahh😘😚☺️....
Maaf lohh part ini sangatlah dikit wkwkw....
Yaudah bubaiii👋👋...😘😘
Maaf kalo kata-kata dari cerita ini agak aneh menurut para readers sekalian
Ini pertama kalinya aku membuat cerita seperti ini bentukannya....
Jadi tolong kasih saran di kolom comment ya guyss...
Dan kasih vote sebanyak-banyaknya...
😘😘😚😚🥰🥰

ALRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang