Part 2

81 53 53
                                    

"Ih Meisha mana nih, lama banget deh! Padahal cuma beli minuman aja lamanya kek beli ke amerika aja. Apa dia kabur ke kelas ya ninggalin gue sendirian disini." Geruta Rana yang langsung beranjak menuju kelas.

Setelah sampai dikelas, Rana mengedarkan pandangannya dan yappp benar saja Meisha ada dikelas sedang menelungkupkan kepalanya pada tas sebagai bantalannya.

"Heh Sha main kabur-kabur aja ninggalin gue sendirian dikantin" Omel Rana.

"Apaa sih Ran, berisik tau ga." Ucap Meisha malas.

"Berisik berisik. Lo nyebelin ninggalin gue sendirian kayak orang gila!" Kesal Rana.

"Lo emang gila, baru nyadar lo?" Ucap Meisha dengan cengirannya.

"Nyebelinnnn lo kek mimi peri" Sebal Rana lalu duduk di samping sahabat nya yang super duper menyebalkan hari ini.

"Eh btw lo kenapa ninggalin gue di kantin sendirian? Kalo gue di culik cogan kan enak hehee." Ucap Rana dengan pede nya.

Meisha hanya memutar bolamata nya malas saat mendengar perkataan sahabatnya yang super duper pede itu.

Rana yang melihat itu hanya tersenyum tanpa dosa "Biasa aja kali Sha hehe. Jadi gimana?"

"Gue kesel banget sama tuh cowok tengil, masa minuman gue di ambil sama dia seenak jidat langsung dia abisin coba" Kesal Meisha.

"Jangan kesel-kesel Sha! nanti suka loh" Celetuk Rana.

"Ihh apaan sih! Tapi Ran, gue selama sekolah disini ga pernah tuh ngeliat dia deh kayaknya." Ucap Meisha seraya mengingat-ngingat.

"Ciri-ciri tuh cowok kayak gimana emang sha?" Tanya Rana.

"Kalo seinget gue. Tinggi, putih, hidungnya mancung kek perosotan anak TK, hmm ganteng juga sih lumayan" Jawab Meisha.

"Wahhh ga salah nih, kayaknya cowok yang lo sebut tengil itu siswa baru yang gue ceritain tadi pagi sha." Seru Rana.

"Iya kali. Gue ga peduli juga mau dia anak baru atau bukan, itu bukan urusan gue." Meisha menjawab dengan acuh seraya memasukkan novelnya ke dalam tas untuk pulang, karna bel pulang sudah berbunyi sedari tadi.

"Yaudah. Tapi awas aja kalo lo suka sama dia." Rana menyusul Meisha yang sudah keluar kelas.

Meisha dan Rana berjalan beriringan di sepanjang koridor. Tiba-tiba ada bola basket yang mengenai badan meisha, untung saja Meisha langsung menghindar sehingga bola itu tidak mengenai kepalanya hanya terkena pada badan Meisha saja.

"Eh sorry gue ga sengaja." Kepala Meisha langsung mendongak saat tiba-tiba ada suara berat di hadapannya.

Meisha memutar bola matanya acuh saat seseorang yang dihadapannya adalah cowok tengil yang ia temui di kantin. "Lo lagi, lo lagi! Bosen gue."

Tiba-tiba cowok tersebut mengulurkan tangannya dihadapan Meisha. "Naufal Arion Putra Kenzo."

"Dih siapa yang nanya nama lo" Sinis Meisha.

"Jangan galak-galak nanti cepet tua hehee" Ucap Naufal. Meisha yang mendengar perkataan cowok tengil itu melengos pergi begitu saja. Pikirnya, buang-buang waktu mending pulang, rebahan, ngemil, baca novel deh.

Naufal yang melihat Meisha pergi begitu saja hanya tersenyum.

'Manis,bikin penasaran' ucap naufal dalam hati.

♡♡♡

"Assalamu'alaikum bundaaaa." Salam Meisha seraya membuka pintu.

"Wa'alaikumsalam Mei." Jawab bunda. Meisha langsung mencium punggung tangan bundanya.

"Mei ke atas dulu ya bun." Pamit meisha. Ya. Memang Meisha dan keluarga memanggil dirinya Mei. Selain anggota keluarganya tidak ada yang memanggil dirinya Mei. Meisha adalah anak perempuan satu-satunya di keluarganya, ia memiliki kakak laki-laki satu yang sekarang sudah kuliah semester 2 jurusan manajemen.

"Iya! Jangan lupa bersih-bersih ganti baju terus makan. Baca novel nya nanti aja!"

"Siap bun kalo ga lupaa hehee." Jawab Meisha seraya terkekeh. Saat sampai di kamar, Meisha langsung menyimpan tas dan masuk kamar mandi sekedar cuci muka sekaligus ganti baju.

Saat selesai bersih-bersih Meisha tidak langsung makan, ia malah mengambil novel kesukaan nya yang tadi ia bawa ke sekolah. Baru saja Meisha akan memulai ritual membacanya, tiba-tiba dering ponselnya berbunyi, yang menampakkan nama sahabatnya yang super duper cerewet itu. Siapa lagi kalo bukan Rana.

'Hallo!' Jawab Meisha acuh.

'Gue depan rumah lo nih, cepet bukain pintu. Pegel nih kaki cecan nungguin di bukain pintu sama pembatu dari esde." Ucap Rana sekenanya.

'Lebay lo! Tinggal buka aja ribet banget. Biasanya kan lo main nyelonong aja." Jawab Meisha malas.

'Ohh iyaya hehe. Yaudah sediain karpet merah buat cecan jalan."

'Males banget! Yang ada gue sediain bendera kuning buat lo." Setelah mengatakan itu, Meisha langsung mematikan telponnya sebelah pihak.

-----------------------------------------------------------


Holaaaaaa🤩
Typo bertebaran, maafin aja🤗
Jangan lupa vote and commentnya yaa🤗❤

Meisha (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang