❇ Bagian 1 ❇

1.4K 174 8
                                    

↪ Happy Reading ↩


Kim Dahyun, gadis berambut Black hair itu sekarang tengah mengayuh sepeda yang mungkin bisa dikatakan sudah tidak layak untuk dipakai.

Dan entah sudah keberapa kali nya ia mengumpat kepada ratai sepeda yang sangat hobby keluar dari tempat nya itu.

"Sialan, gara-gara si item rantai nya copot-copotan terus kan arghhh..." 

Dahyun mengacak-acak rambut hitamnya yang sudah semakin mirip dengan singa.

Dengan berat hati Dahyun mendorong sepeda nya.

"Sial, sial, sial," sepanjang perjalanan Dahyun terus saja mengumpat. Hingga akhirnya ia sampai di tempat kerjanya.

"Lohh Hyun, tumben datang nya lebih awal," celetuk Jisoo, perempuan yang lebih tua beberapa tahun dari nya itu.

Dahyun hanya mendengus saat Jisoo yang secara tidak langsung meledek nya.

Dahyun berjalan ke ruang ganti, yang bertepat di dapur. Setelah mengganti pakaian nya Dahyun langsung bergegas menuju kasir. Ya Dahyun bekerja sebagai penjaga kasir.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 KST. Dahyun bergegas mengganti baju dan siap untuk pulang dengan sepeda butut nya itu.

Baru saja jalan sampai depan kasir tiba-tiba ada yang mengagetkan nya dari arah belakang.

"Woi,"

"Astaga, Yakk... Park Jisoo bisa ga, ga usah kagetin orang sembarangan," Kesal Dahyun. Walaupun orang yang di hadapannya ini lebih tua beberapa tahun dari nya tapi tetap saja dia merasa kesal karena tiba-tiba di kagetkan,

Jisoo memasang senyum tanpa dosa nya, "Ya maaf, Oh iya Hyun tadi ada yang nyariin kamu,"

Dahyun mengerut kan keningnya, "Siapa? Cowo atau Cewe? Cakep ga? Cogan atau Cecan? Atau biasa-biasa aja? Siapa Eonni?" Dahyun terus saja mengeluarkan pertanyaan beruntun kepada Jisoo.

Jisoo memutar bola matanya kesal. "Satu-satu dong mbanya, pokoknya tadi itu orang nyariin kamu katanya si mau nagih hutang," Jelas Jisoo,

"Ohh iya itu orang nya, yang duduk di pojokkan," Jelas jisoo seraya menunjuk ke arah tempat duduk di pojok Cafe ini.

Dahyun langsung membulat kan matanya saat mengenali siapa orang itu, tanpa berfikir panjang lagi Dahyun langsung berlari menuju pintu belakang Cafe ini.

Yang ada dipikiran nya kali ini hanya lari, lari, dan lari.



—————


"Apa sudah selesai?" lelaki itu tersenyum senang kearah sang pemimpin.


"Sudah Alpha," setelah itu lelaki tadi menundukkan badannya dan melangkahkan kaki jenjang nya keluar dari ruangan sang Alpha.

Sang pemimpin itu tersenyum miring dengan tatapan mata yang sulit diartikan.



"Akhirnya setelah penantian yang cukup lama, kalian bisa hancur di tangan ku sendiri Hahaha," tawa sang pemimpin pecah diseluruh  Mansion megah nya itu.



—————


"Hosh... Hosh..." Dahyun menoleh ke arah belakang. Tidak ada yang mengerjarnya, atau memang orang tadi tidak melihatnya melarikan diri?

Dahyun menepuk jidatnya.

'Bodoh nya kau Kim Dahyun'


Dahyun melihat sekitarnya dan dia baru sadar jika dirinya sudah sangat jauh dari Cafe dan dia meninggalkan sepeda tak layak dipakai nya itu disana juga,

'Persetanan dengan sepeda jelek itu, yang penting sekarang bisa pulang,'

Saat hampir sampai didepan rumah nya, ia melihat Kai Oppa yang tengah berkelahi dengan orang-orang berjubah hitam.

Dahyun langsung bersembunyi di balik pohon yang tak jauh dari kediaman nya.

Dahyun masih bersembunyi di tempatnya, sampai ia melihat

Tubuh kakek nya yang tengah diikat dan darah yang sudah mengalir di sekujur tubuh kakek nya itu, bahkan kaos putih pagi tadi yang sempat ia setrika sudah penuh dengan darah.

'Ada apa ini? Kenapa orang-orang itu ada di rumah nya? Apa mereka musuh Kai oppa? Atau musuh kakek? Atau jangan-jangan mereka rentenir yang tadi? Ohh tidakk.. Ini tidak bisa dibiarkan!'


"Akhh..." seperti tersadar dari lamunan nya Dahyun langsung bergegas keluar dari tempat persembunyian nya, dan menghampiri Kai yang sudah terbujur lemas.

"Oppa gwenchana? Oppa sebenarnya ini ada apa? Siapa mereka?" lirih Dahyun yang saat ini terus menitikkan air mata saat melihat tubuh sang kakak tergeletak lemah.

"Aboeji, si-siapa mereka?" Tanya Dahyun,

Yang hanya dibalas dengan tatapan merasa bersalah dari sang kakek,


Dahyun marah, ia langsung bangun dan menatap tajam satu - persatu orang  berjubah hitam yang menutupi hampir seluruh wajah mereka kecuali daerah mata.


'Apa mereka ini seorang rentenir? Jika iya berarti ia dan keluarganya dalam masalah besar, aduhh ayolah Kim Dahyun berfikir jernih,'


"Ayo pergi," ucap salah seorang dari mereka yang sepertinya itu pemimpinnya,

'Apa itu pemimpin nya? Jika iya aku harus ber-buat perhitungan saat ini juga,'

"Hei tunggu," Dahyun mencegah orang - orang itu dengan badan mungilnya.

Dahyun menunjuk orang yang tadi memerintah mereka. "Kau... Apa yang kau lakukan disini hah! Kau ingin membunuh keluarga ku, sialan kau," Dahyun langsung memukul dada bidang orang itu dengan keras,

Tapi apa?

Orang itu hanya menatap nya dari balik mata tajam nya.

'Ohh sial kenapa orang ini tidak kesakitan? Apa pukulan ku kurang keras?' batin Dahyun.

Saat Dahyun ingin memukul orang yang ada di hadapan nya ini tiba-tiba tangannya di tarik,

Dan sedetik kemudian ia bisa merasakan hembusan nafas seseorang yang menjalar di perpotongan lehernya.

Tak lama setelah itu Dahyun dibuat terkejut dengan kejadian tak terduga karena orang di hadapan nya itu mencium perpotongan lehernya,

Rasanya seluruh saraf nya melemah saat itu juga, jika saja orang ini tidak mencengkram kedua tangannya, ia pastikan dirinya pasti sudah jatuh tersungkur di tanah.

'Sialan apa yang orang ini lakukan,'

Dengan sekuat tenaga Dahyun mendorong orang itu dengan kuat, "Apa yang kau lakukan hah! Dasar pria mesum!" Teriak Dahyun matanya berkobar seperti ingin mengeluarkan api, ia menatap pria di hadapannya dengan tajam.

Lelaki yang ada di hadapan nya ini tak beraksi apapun atas kemarahan nya, dan di luar dugaan lelaki itu  langsung mendekatkan dirinya, dan berbisik tepat di telinga nya,





"See you, Mate!"










Tbc

Pasti udah bisa tebak kan siapa lelaki berjubah itu?🙆

Jangan lupa votment

Target love nya 30 okay😙

Huuu semoga sukaa sama chapter ini❤

[1] My LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang